Weekend.
Seorang gadis dengan paras cantik yang di kagumi banyak pria dan wanita, kini masih terlelap di balik selimutnya.
Sekolahnya hari ini libur, mengakibatkan ia bangun lebih siang daripada biasanya. Tirai kamarnya belum terbuka, namun sinar matahari mulai mengintip di balik celah tirai berusaha membangunkan sang gadis.
Jam dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 9, namun ia masih bermain di dalam mimpinya.
Ceklek.
Pintu kamarnya terbuka, menampilkan gadis cantik lainnya. Senyum menghiasi wajah cantiknya saat melihat gadis yang ia rindukan masih berada di dalam selimut.
Ia berjalan mendekati tempat tidur dan duduk ditepian tempat tidur. Memandangi wajah lelap yang sangat ia rindukan. Wajah yang sedari dulu ia kagumi, ia merindukan semua hal yang ada pada gadis di hadapannya.
Lama memandangi, ia mulai memberanikan diri mengusap lembut rambut gadis yang masih terlelap. Memberi kenyamanan lebih untuk gadis tersebut.
Kemudian tangannya turun, mengelus pipi putih nan mulus itu. Pipi yang dulu selalu ia cubit bahkan ia gigit ketika ia gemas pada sang pemilik pipi. Mengingat hal itu, ia terkekeh pelan.
Masa yang indah. Batinnya
Lama menikmati dan menyalurkan kenyamanan, gadis tersebut berdiri dari duduknya. Dengan sengaja ia membuka tirai jendela kamar gadis yang masih terlelap.
Tentu saja hal itu membuat gadis yang masih terlelap menjadi terganggu. Sinar mentari mulai menyinari wajah yang masih terlelap.
"Hais, ini libur mbok. Biarin Ara tidur lebih lama lagi" kata Ara yang sudah setengah sadar dari tidurnya.
Gadis yang membuka tirai jendela kamar Ara hanya mengulum senyum. Ara memunggungi sinar matahari yang mengusiknya dengan jelas.
"Bangun Ra, udah siang loh" ucap lembut gadis lain.
Ara yang memang sudah setengah sadar pun berpikir siapa pemilik suara tersebut, bukan suara mbok, pikirnya.
Namun Ara merasa kalau ia tidak asing dengan suara lembut ini. Masih sambil memejamkan mata, Ara berpikir.
Beberapa saat kemudian, matanya terbuka membulat sempurna. Ia gelisah, ia ingat siapa pemilik suara ini. Suara yang ia rindukan saat mengingat sang pemilik suara.
Tubuhnya di paksa berbalik oleh pemilik suara lembut, entah mengapa Ara tidak bisa menolaknya. Dengan berpura-pura masih terpejam ia membalikkan badannya.
"Ra, bangun dong. Udah siang ini" lagi, suara lembut tersebut menyapa indera pendengarannya.
"Iya-iya, ntar"
"Yaudah"
Cup.
Gadis suara lembut itu mencium kening Ara, menyalurkan rindu yang ia pendam. Tubuh Ara menegang karenanya, jantungnya kembali berulah. Detakkannya melebihi detakkan normal, namun ia bisa mneguasai dirinya sendiri sehingga tak terlampiaskan di raut wajahnya.
"Aku rindu kamu" katanya dan langsung keluar dari kamar Ara.
Ketika suara pintu tertutup berbunyi, Ara membuka matanya, memegang keningnya yang tadi di kecup.
"Aku juga rindu kamu Kay"
*****
Ara PovAku segera keluar dari kamar begitu selesai dengan urusan mandi dan memakai baju. Aku menuruni anak tangga rumahku dan mendapati suara bising dari ruang santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Teen FictionKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.