Empat Puluh Lima

4.3K 375 38
                                    

Lunar menyantap makan malamnya dengan santai, menikmati setiap suapan yang masuk ke dalam mulutnya.

"Ka, besok boleh nebeng?" tanya sang adik

Lunar menaikkan alisnya sebelah, ia menatap datar pada sang adik. Sementara sang adik mengigit bibir bawahnya tanda khawatir.

"Gadis, kamu serius nak?" tanya mami

Gadis hanya tersenyum menanggapi pertanyaan tersebut. Ia masih menunggu jawaban sang kakak.

"Boleh" jawab Lunar

Wajah khawatir Gadis berubah menjadi wajah bahagia. Ia menyunggingkan senyum lebar miliknya.

"Serius?" tanya Gadis memastikan

Lunar yang sedang minum pun hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Sang mami pun tersenyum melihat Lunar yang mulai bisa menerima keberadaan sang adik. Lunar berdiri dari duduknya saat kegiatan makan malamnya selesai.

"Tapi besok gue berangkat lebih pagi, sekalian jemput temen gue. Gapapa kan?" kata Lunar pada Gadis saat ia berdiri

"Gapapa, tapi gue di anter sampe sekolah kan?" tanya Gadis

"Iya lah, masa sampe tengah jalan doang. Lagian sekolah kita sama" jawab Lunar

Gadis tersenyum, "Okee"

Lunar menatap sang mami, lalu memberikkan sebuah kertas padanya.

"Kalo takut Gadis kesepian, mami bisa cari disini. Tapi tanya dulu, dia mau atau engga. Sekalian tanyain dia maunya adek atau kakak dan dia maunya saudara laki-laki atau perempuan. Lunar sayang mami" jelas Lunar lalu mencium pipi sang mami

Setelah berkata demikian, Lunar langsung bergegas menuju kamarnya. Sementara sang mami, melihat kertas yang diberikan oleh Lunar.

Hati sang mami langsung mencelos begitu membaca kertas yang tepatnya kartu nama. Sebuah nama panti asuhan tertera disana, kini sang mami tahu apa maksud ucapannya anaknya tadi.

"Mami kenapa?" tanya Gadis

"Gapapa, habiskan makanmu" jawab sang mami.

Keesokkan paginya..

Lunar mengambil tasnya lalu di jinjingnya sambil keluar dari kamar. Tangan kanannya menggenggam ponsel miliknya, lalu ia menekan sebuah nomor untuk dihubungi.

"Nanti gue jemput" katanya lalu mematikan ponselnya tanpa menunggu jawaban dari sang lawan bicara

Lunar menuruni anak tangga rumahnya menuju meja makan. Tanpa ia duga sang adik sudah duduk dengan manis disana, ia pun tersenyum tipis bahkan bisa di bilang sangat tipis.

Ia langsung duduk di kursi yang masih kosong, mengambil roti dan segelas susu yang tersedia. Lunar langsung memakan selembar roti tanpa menggunakan topping.

"Ga pake selai?" tanya Gadis

"Ga" jawab Lunar singkat

"Emang enak?"

"Enak"

Lalu sang mami datang mendekati meja makan. Ia di suguhkan pemandangan yang tak biasa, kedua anaknya berada dalam satu meja makan. Biasanya cuma ada Gadis saja sedangkan Lunar hanya sekadar mampir mengambil sarapannya.

"Pagi" sapa sang mami

Mami langsung mencium puncak kepala Lunar lalu Gadis bergantian. Senyum tak luput dari wajah cantiknya.

"Kalian jadi bareng?" tanyanya

"Jadi. Iya kan ka?" tanya Gadis

"Hm" gumam Lunar

Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang