Hari ini di kelas Ara akan melaksanakan ulangan harian matematika, kelasnya di bagi menjadi dua bagian. Siswa berabsen angka genap lah yang melakukan ulangan terlebih dahulu sementara siswa berabsen angka ganjil di persilakan menunggu di luar terlebih dahulu.
"Mampus lo duluan Fik" ledek Putri
"Ah sialan emang nih" kesal Fika
"Santai aja elah kan ada Ara"
"Tetep aja kaga bisa, itu guru kan ngeselin. Soalnya juga beda" kesal Fika
"Santai aja lah Fik, gampang ko" kata Ara
"Gampang pala lo meleduk, lo gampang gue susah"
"Bisa ko, kamu bisa" kata Ica menenangkan
"Terima kasih" kata Fika sambil tersenyum
"Sama-sama" balas Ica tersenyum
"Hueeekkk, udah gece Ca keluar" ajak Putri
Ica dan Putri keluar dari kelas menunggu giliran ulangan, sedangkan Ara dan Fika berada di dalam untuk melaksanakan ulangan.
35 menit di berikan oleh bu Nana selaku guru mata pelajaran matematika, untuk menyelesaikan 4 soal matematika.
Soal yang di buat di beri kode A dan B. Ara mendapatkan kode B."Ara" panggil Fika
"Apa?"
"Kode?"
"B"
"Yaahhh, gue A"
"Mampus"
"Kerjakan soal sendiri-sendiri, Ara khusus buat kamu kerjakan di meja ibu" titah bu Nana
Sial. Umpat Ara dalam hati
Meskipun mengumpat kesal di dalam hatinya, Ara tetap berpindah tempat menuju meja guru dan duduk disana dengan tenang.
Ia kesal bukan karena ia menjadi tak bisa menyontek melainkan kertas kecil berisi rumus untuk Fika menjadi tak bisa ia berikan kepada salah satu sahabatnya itu.
Sementara itu, tempat yang Riva duduki berhadapan dengan meja guru yang otomatis ia juga berhadapan dengan Ara.
Ara mendongakkan kepalanya untuk melihat keadaan Fika, beruntunglah Fika di dekat mejanya ada Anin yang kapasitas otaknya hampir sama dengan Ara.
Sekilas pandangan matanya jatuh kepada Riva yang ada di depannya, senyum simpul tipis tercetak di wajah Ara.
My first kiss. Batinnya
Sial menghampiri Ara, saat mata Ara masih memperhatikan Riva, Riva mengangkat kepalanya mendongakkan kepalanya yang otomatis langsung bertubruk pandang dengan pandangan Ara.
Seketika detak jantung Ara berubah tempo, dari tempo normal menjadi tempo cepat tak beraturan. Pandangan matanya terkunci pada Riva.
Di sisi lain, detak jantung Riva pun tak kalah cepat dengan Ara. Membuatnya kikuk sendiri. Sama, pandangannya terkunci pada Ara.
Please jantung, tenang lah sedikit. Ayo Va, pasti bisa putusin kontak mata sama Ara. Batinnya menyemangati dirinya sendiri.
Ara berhasil memutuskan kontak mata dengan Riva lebih dulu, membuat keduanya bernafas lega dan memilih untuk melanjutkan mengerjakan ulangan masing-masing.
35 menit berlalu dan semua murid yang berada di kelas bergantian berada di luar kelas dan murid yang di luar kelas bergantian masuk ke dalam kelas.
Ara dan Fika sempat di cegat Putri dan Ica."Susah ga?"
"Soalnya gimana?"
"Lo kode apa?"
"Susahan A apa B?"Kurang lebih begitu lah pertanyaan yang di ajukan oleh Putri dan Ica kepada Ara dan Fika yang baru keluar. Yang di tanya hanya bisa menjawab seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Teen FictionKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.