Matahari sudah menyapa para makhluk yang ada di muka bumi, orang-orang kembali beraktivitas. Hiruk pikuk kehidupan berjalan kembali seperti biasanya, kendaraan mulai memadati jalanan. Para pekerja kembali bekerja mencari nafkah, para murid kembali bersekolah menimba ilmu.
Ara masih berada di dalam mobilnya, sudah sedari tadi ia merutuki jalanan yang sangat padat, membuat ia harus terjebak dalam kemacetan. Ia yakin bahwa ia akan telat hari ini padahal ia sudah berangkat lebih pagi dari biasanya.
Ia tidak sendiri di dalam mobil, di sampingnya ada orang yang tadi pagi sudah berada di rumahnya. Orang yang belakangan hari ini kembali mengisi hari-harinya. Ara membunyikan klaksonnya untuk kesekian kalinya dengan harapan ia bisa segera lepas dari padatnya jalanan ini.
"Yaelah percuma lo bunyiin mulu, ga ngaruh" kata orang di sebelahnya
"Diem deh Nar, telat nih gue" kata Ara
"Dih ga cuma lo doang kali, gue juga"
Ara hanya diam tak menanggapi ucapan Lunar. Sungguh dirinya tak pernah telat dan ujian akan segera di mulai 15 menit lagi sedangkan posisinya dengan sekolah masih lumayan jauh.
"Udah sih santai aja, kan bisa susulan" kata Lunar
"Lo aja sono susulan sendiri. Lo ngapain sih sekolah? Lo kan belom boleh sekolah"
"Bosen kali di rumah, mending sekolah"
Dalam hati, Ara memanjatkan doa agar jalanan tiba-tiba menjadi lancar. Ia memikirkan alasan apa yang bisa menguatkan dirinya agar bisa masuk ke dalam ruang ujian nanti dan mengikuti ujian bersama dengan yang lainnya.
Doa Ara terkabul, setelah melewati kepadatan jalanan yang menjebaknya, kini jalanan di depannya lancar. Ara langsung menginjak gas dengan kecepatan penuh. Lunar yang ada di sebelahnya hanya menggelengkan kepalanya saat Ara semakin mempercepat laju mobilnya.
Mobil Ara sampai di depan gerbang sekolahnya yang sudah tertutup, Lunar langsung keluar dari mobil Ara sebelum Ara. Ara yang melihat itu hanya memperhatikan saja tanpa ada sedikit pun niat bertanya. Di depannya Lunar sedang berbincang dengan satpam sekolahnya membujuk agar mau membukakan gerbang sekolah untuk mereka berdua.
Entah apa yang sudah Lunar katakan kepada satpam sekolah, gerbang sekolah di bukakan. Lunar kembali masuk ke dalam mobil Ara setelah mengucapkan terima kasih.
"Cepet" perintah Lunar
Ara langsung masuk dan segera memarkirkan mobilnya di halaman parkir. Setelah memastikan keduanya sudah keluar dari mobil. Ara mengunci mobilnya dan segera berlari menuju meja piket untuk mengambil surat ijin di perkenankan masuk mengikuti ujian.
"Pak hehehe" cengir Ara saat sampai meja piket
"Tumben telat"
"Macet banget pak serius saya aja bete" kata Ara
"Sama Lunar?" tanya guru piket saat melihat Lunar di belakang Ara
"Iyaa pak, tolong pak"
"Sekali ini aja, jangan telat lagi"
"Siap pak siap"
Guru piket memberikan 2 kertas surat ijin masuk ruang ujian kepada Ara dan Lunar karena mereka berdua berbeda ruang ujian.
"Nih, cepat masuk" kata guru piket sambil memberikan kertas pada Ara
"Makasih bapak ganteng" kata Ara dan langsung berlari tanpa menghiraukan Lunar
"Dan ini buat kamu, sudah sehat memangnya?" tanya guru piket pada Lunar
"Lebih baik dari sebelumnya. Terima kasih" kata Lunar dengan tenang
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Teen FictionKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.