Ara Pov
"Kemaren lo kemana nyet?" tanya Putri ketika aku baru saja duduk di sampingnya.
"Alan-alan" jawabku
"Hah?? Ngomong yang bener kek"
"Jalan-jalan sayangku"
"Idih paitpaitpait"
"Hahahahaha. Ada tugas apa aja kemaren?" tanyaku
"Banyak, dan ini nilai ulangan lo"
Aku menerima selembar kertas ulangan atas namaku. Ku lihat kolom nilai dan tersenyum tipis namun tak lupa berucap syukur tentunya.
"Kurang memuaskan" kataku
"Daripada nilai gue"
"Emang lo berapa? Remed?"
"Engga remed sih, 80 nilai gue"
"Bagus, Fika sama Ica?"
"Ica nilai sempurna alias 100. Fika sama kayak gue"
"Mulai mengibarkan bendera perang otak nih Ica" candaku
"Hahaha masih aja, gimana pun juga tetep lo yang menang ujungnya"
"Ga juga sih, kalo si Ica lagi bener bisa tukeran posisi gue sama dia"
"Dari jaman SMP lo tuh ngomong kayak gitu mulu, hasilnya sama aja. Lo satu, Ica dua"
"Hoki gue gede hahahaha"
Tak lama ku lihat dari arah pintu masuk kelas, Riva datang bersama dengan Anin. Ia sempat melihat ke arahku dan tersenyum. Aku pun membalas senyuman darinya.
"Ciee udah mup on" goda Putri
"Berisik lo"
"Pagi semuanyaaaaa" teriak Fika yang baru datang bersama dengan Ica.
"Berisik badak" protesku
Fika langsung menoleh ke arahku dan seketika berlari ke arah mejaku.
"Lo gapapa kan ya?" tanyanya sambil mengecek tubuhku
"Ihh apaan sih? Gue gapapa. Kesambet lo ya" kataku
"Kemaren lo kemana Ra?" Ica membuka suara
"Alan-alan"
"SAMA SIAPA? KO GA NGAJAK?" teriak Fika (lagi)
"Sama pacar baru kali tuh" celetuk Putri dan ku hadiahi sebuah jitakan di kepalanya.
"Sakit monyong" keluh Putri
"Bodo amat" kataku
"Sama siapa Ra?" tanya Ica
"Kemaren siapa aja yang ga masuk?"
"Lo sama Riva"
"Nah yaudah"
Ketiga sahabatku saling tatap-menatap, mungkin tak paham maksudku. Memang terkadang mereka kompak lemotnya.
"Oohhh gue paham. Lo jalan sama Riva?" tebak Ica
Nah walaupun lemot tapi diantara ketiganya, Ica paling cepat mengerti maksudku.
"Exactly" kataku
"Ko mau ya dia jalan sama lo hahahaha"
"Sialan lo"
"Maaf" suara seseorang.
Kami berempat langsung menoleh ke arah sumber suara dan tadaaaa berdirilah seonggok manusia bernama Anin.
"Gue gamau jawab" kataku
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Teen FictionKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.