Angin berembus menerpa wajah cantik Ara, menerbang rambut hitamnya yang terurai. Sebuah earphone terpasang pada kedua telinganya. Jika kalian berpikir Ara sedang mendengarkan musik, kalian salah besar. Faktanya hanya suara air hujan yang ia dengarkan saat ini, berharap pikirannya bisa sedikit lebih tenang.
Duduk sila di tembok pembatas rooftop sekolah merupakan hal yang sangat menyenangkan untuknya. Matanya terpejam menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.
"Ara kangen papa" monolongnya
"Ara juga kangen Ala"
"Ara kangen Kayla juga"
Tanpa komando airmata mengalir membasahi kedua pipinya. Airmata rindu yang ke sekian kalinya ia tumpahkan. Ia lelah, lelah dengan segala hal yang terjadi padanya. Ara memang anak yang tangguh, anak yang kuat namun ia juga mempunyai sisi lemahnya.
Ara langsung terburu-buru menghapus airmatanya saat mendengar pintu rooftop terbuka, ia tak peduli siapa yang datang. Ini tempat umum, siapa pun boleh kesini. Pikirnya.
Namun tanpa Ara duga, orang tersebut duduk di sebelahnya, menaruh kepalanya pada pundak Ara.Aroma parfum yang sangat Ara kenal menyeruak pada indera penciumannya, ia menengok untuk memastikan bahwa yang ia duga adalah benar. Ia tersenyum lega saat mengetahui dugaannya benar.
"Riva" panggil Ara
"Aku cuma mau begini berdua sama kamu, cuma ada kita" kata Riva
Ara melingkarkan tangannya pada pinggang Riva, menarik Riva agar lebih dekat dengannya. Tangannya mengusap lembut kepala Riva sambil sesekali mencium kepala Riva.
"Aku kangen kamu" kata Riva
Ara tersenyum senang, "Aku juga kangen kamu"
"Kenapa ya kita di persulit begini?"
"Girl you know this, we got a love that is hopeless" jawab Ara sambil bernyanyi
Riva tersenyum mendengar jawaban Ara, ia benar.
"Cintanya ga salah, objeknya yang salah. Maka dari itu, cinta kamu selanjutnya jangan sampai menyimpang. Cukup sama aku aja, paham?" kata Ara
"Aku maunya sama kamu aja" manja Riva
Ara tersenyum lirih mendengarnya, keinginannya pun sama dengan Riva. Namun ia bisa apa? Cintanya tak di restui.
"Turun yuk" ajak Ara
Riva menganggukkan kepalanya. Keduanya berjalan meninggalkan rooftop dengan tangan yang saling menggenggam. Entah hubungan seperti apa yang mereka bina.
*****
Ara bersama 3 sahabatnya berbincang di dalam kelas, membahas hal dari yang tidak penting sampai benar-benar tidak penting:v.
"Gue punya kabar. Dan baru Fika yang tau soal ini" kata Ara serius
"Apa?" tanya Ica
"Gue mau bahas tentang Kayla"
"Udah lah Ra, dia udah tenang disana. Jangan di ungkit terus" timpal Putri
"Bukan, dengerin dulu" sanggah Ara
"Yaudah coba ceritain" kata Ica
"Setau kalian, Kayla punya kembaran?" tanya Ara serius
"Engga"
"Ga"Jawab Ica dan Putri berbarengan. Sementara Fika hanya mendengarkan, ia sudah tahu hal ini.
Ara menganggukkan kepalanya, ia mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan satu foto yang membuat Ica dan Putri tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Teen FictionKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.