Ara berjalan mengitari ruang tamu rumah Kenta, melihat foto-foto yang tersusun dengan rapi. Kenta adalah anak bungsu dari 2 bersaudara, kakaknya adalah seorang perempuan cantik berprofesi sebagai model.
"Ara ya?" tanya seorang pria paruh baya.
"Iya om" kata Ara sambil menyalami tangan pria paruh baya tersebut.
"Ayo duduk, Kenta lagi bicara sama kakaknya"
"Ohh iya om" kata Ara sambil tersenyum
Ara duduk di sofa berseberangan dengan papa Kenta. Semalam setelah menyatakan perasaanya, Kenta memintanya untuk menemani Kenta ke suatu tempat yang sampai detik ini Ara tidak tahu. Kenta bersikeras untuk menjemput Ara namun Ara menolaknya secara halus dan memilih untuk berangkat sendiri ke rumah Kenta.
"Sudah lama berteman sama Ken?" tanya papa Kenta
"Lumayan om, cuma waktu itu kebentang jarak jadi sempat merenggang" kelas Ara
"Jarak?"
"Ara sempet di Jerman pa, beasiswa" kata Kenta tiba-tiba
"Waahh anak pinter dong ya ini"
"Ah engga om, beruntung aja waktu itu"
"Yaudah yuk Ra, jalan sekarang" ajak Kenta
"Mau kemana Ken? Papa baru sebentar ngobrol sama Ara" kata papa Kenta
"Mau nge-date" jawab Kenta sambil tertawa
"Yaudah sana hati-hati di jalan, Ara sering-sering main kesini ya" pinta papa Kenta
"Haha iya om di usahakan" jawab Ara sopan
Keduanya menyalami tangan papa Kenta dan langsung bergegas pergi menuju tempat yang Kenta maksudkan.
"Naik motor gapapa ya?" tanya Kenta
"Santai aja"
Kenta mengambil helm untuk Ara dan memakaikannya pada Ara tanpa bilang permisi.
"Ayo tuan puteri kita let's go" kata Kenta
Ara hanya tertawa melihat tingkah Kenta dan langsung naik ke atas motor Kenta. Kenta langsung menghidupkan motornya dan meninggalkan pekarangan rumahnya.
Selama di perjalanan keduanya hanya diam, bagi Ara jika berkendara dengan motor maka tingkat fokus lebih tinggi daripada berkendara dengan mobil. Maka dari itu ia lebih memilih untuk diam.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, mereka berdua sampai di salah satu rumah sakit ternama di Jakarta.
"Ngapain kesini?" tanya Ara
"Masuk aja"
Keduanya masuk ke dalam rumah sakit dan berjalan menuju lift yang membawa mereka ke lantai 8. Ara hanya mengikuti langkah kaki Kenta yang berada di depannya.
"Ayo masuk" kata Kenta di depan pintu ruang rawat inap.
Ara masih dengan kebingungannya sementara Kenta sudah berjalan masuk. Seorang wanita paruh baya terlihat dimata Ara, dengan oksigen dan selang infus serta selang lainnya yang berada di tubuhnya.
"Halo ma, Kenta datang" kata Kenta yang membuat Ara terhenyak.
Ara berjalan perlahan mendekat ke arah brankar dan tersenyum sangat manis yang membuat siapapu yang melihatnya akan luluh dan jatuh hati.
"Halo tante, aku Ara" kata Ara lembut
"Cantik kan ma?" goda Kenta
Tentu saja sang mama tidak akan menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Teen FictionKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.