Bel pulang sekolah telah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, namun Ara masih berada di kelasnya seorang diri.
Earphone menggantung di kedua telinganya, matanya terpejam sambil bersedekap tangan di dada.
Ara yang masih memejamkan mata itu tak mengetahui jika seseorang sedang melihat ke arahnya. Tatapan matanya menyiratkan banyak hal pada Ara.
Aku rindu kamu dengan sangat Ra. Batinnya.
Sebelum mata indah Ara terbuka, ia melangkahkan kakinya pergi dari sana. Namun tepat saat itu juga, Ara membuka matanya.
Tentu saja Ara tak tahu kalau tadi ada yang melihatnya. Ara menghembuskan nafasnya pelan, melihat jam tangannya yang berada di tangan kanannya.
Ara melepas earphone yang sedari tadi terpasang dan memasukkannya ke dalam tas. Ia langsung keluar dari kelasnya, bergegas pulang.
Ara berjalan pelan ke arah gerbang sekolah namun langkahnya terhenti saat seseorang memanggil namanya.
"Ara" panggil orang tersebut.
Ara yang mendengar namanya terpanggil pun langsung membalikkan tubuhnya. Ia langsung tersenyum saat melihat orang yang memanggilnya.
"Hai Riva" sapa Ara
"Hai juga. Baru mau pulang?"
"Iya tadi abis nyari wangsit di kelas"
"Garing"
"Hahaha. Lo sendiri kenapa baru mau pulang juga?"
"Abis dari perpus, balikkin buku. Untung belum tutup perpusnya, soalnya tadi aku lupa balikkin pas jam istirahat" jelas Riva
"Sambil jalan deh Va" ajak Ara dan mereka berdua langsung berjalan bersama.
"Jadi kamu kenapa baru mau pulang?" Tanya Riva lagi
"Lagi pengen aja"
"Dateng lebih pagi, pulang lebih sore. Dan semuanya cuma pengen?"
"Iya, ada yang salah?"
"Engga ada" jawab Riva sambil menundukkan kepalanya.
"Kamu pulang naik apa?" tanya Riva lagi namun tak mendapat jawaban.
"Ra, ko diem aj-- loh Ara kemana?" bingung Riva saat mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah samping namun tak ada Ara, sosok yang sedari tadi mengobrol dengannya.
Riva menengok ke arah belakang dan terdapat Ara yang diam mematung namun keluar air dari matanya. Tatapan Ara lurus ke depan namun bukan ke arah Riva.
Penasaran, Riva melihat ke arah pandangan Ara. Dan lagi, ia mendapati sosok Kayla yang di pandang Ara dan Ara juga menangis kembali karna sosok Kayla. Kayla yang saat ini ia lihat berpelukkan dengan seorang pria.
Riva kembali melihat ke arah Ara yang masih diam mematung tapi tidak dengan airmatanya. Airmata itu masih turun membasahi kedua pipi Ara.
Meski bingung, Riva berjalan ke arah Ara. Memeluk Ara yang masih menangis, satu tangannya menutup mata Ara.
"Jangan di liat kalo emang sakit. Aku gatau kenapa kamu nangis tapi setelah liat apa yang kamu liat juga, aku tau. Jangan di liat Ra, jangan" kata Riva
Ara menurunkan tangan Riva dan langsung memeluk balik Riva, menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Riva yang sedikit lebih pendek darinya. Menumpahkan seluruh airmatanya di seragam Riva hingga basah.
Sesekali Riva mengusap punggung Ara dengan harapan Ara segera tenang.
Disisi lain, Kayla yang baru saja lepas dari pelukkan tak sengaja melihat Ara yang sedang berpelukkan dengan Riva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Teen FictionKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.