Pagi ini ibukota di guyur hujan deras dari semalam, hal ini membuat siapa pun menjadi malas untuk berkegiatan, termasuk Ara.
Ara masih berada di bawah selimut tebalnya bahkan ia sengaja menutup seluruh tubuhnya dibawah selimut berwarna biru miliknya. Sedari tadi mbok terus mengetuk pintu kamar Ara namun tak di hiraukan oleh Ara dan memilih semakin menenggelamkan tubuhnya.
Tiba-tiba ponsel Ara yang berada di nakas berdering, membuat Ara menggeram dengan si penelfon. Ia biarkan telfonnya berdering namun setiap telfon tersebut tidak diangkat, maka telfon tersebut akan berdering kembali. Mau tidak mau, Ara mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat siapa si penelfon.
"Halo. Apaan sih, masih subuh juga" kata Ara.
"Subuh? Udah jam 6.15 Araa!!! Bangun cepetan, mandi. Jadi jemput aku ga sih?" kesal si penelfon
Ara menjauhkan ponselnya dari telinganya guna melihat siapa sang penelfon, Ara langsung membulatkan matanya dan membuka selimutnya begitu tahu siapa yang menelfon di pagi hari ini.
"Eh Riva sayang, iya-iya ini bangun" kata Ara dan langsung mematikan sambungan telfon secara sepihak.
Dengan kecepatan super kilat, ia lari ke dalam kamar mandi dan mandi juga dengan kecepatan diatas rata-rata untuk seorang wanita.
Setelah selesai dengan kegiatan mandinya, ia langsung memakai seragamnya dan merapikan rambutnya sebentar. Dirasa cukup, ia langsung keluar dari kamar sambil berusaha menggunakan sepatunya.
Dengan tertatih-tatih ia menggunakan satu persatu sepatunya sambil loncat-lancat dengan satu kakinya yang masih terbalut kaos kaki.Ara berjalan ke arah meja makan dan meminum segelas susunya dengan cepat.
"Ara berangkat dulu mbok" teriak Ara.
"Ga sarapan non?" tanya mbok
"Engga usah ntar aja di sekolah"
"Yasudah"
"Ma, Ara sekolah dulu ya. Sampai ketemu nanti, bye ma"
Ara langsung berlari menuju mobilnya yang sudah di siapkan oleh supirnya. Ara langsung menginjak pedal gas dan meninggalkan rumah mewahnya menuju rumah Riva.
Setelah menempuh jalanan yang sedikit macet akibat hujan deras, akhirnya Ara sampai di depan rumah Riva dimana Riva sudah berdiri menggunakan payungnya. Ara langsung menurunkan kaca mobilnya dan membuka kunci pintu mobilnya.
"Hehe maaf ya. Ayo masuk" kata Ara
Riva hanya menatap Ara malas dan segera masuk ke dalam mobil sebelum seragamnya basah karena cipratan air hujan yang jatuh ke aspal.
"Mandi ga kamu?" tanya Riva
"Mandi lah, ga cium bau wangi apa?" kata Ara
"Kirain bangun langsung pake seragam"
"Engga lah"
"Sarapan ga?"
"Sarapan, minum susu tadi" jawab Ara yang tengah fokus pada kemudinya.
"Itu doang?" tanya Riva dan di jawab anggukkan kepala oleh Ara.
"Ck kamu."
Riva membuka tasnya dan mengeluarkan kotak makan berwarna putih. Ara sempat melirik ke arah Riva sekilas tapi langsung mengalihkan pandangannya lagi ke jalanan yang ada di depannya.
"Aku udah duga pasti kamu ga sarapan" kata Riva sambil membuka kotak makan tersebut.
"Namanya juga kesiangan"
"Lagian kamu tuh, aku udah telfon berkali-kali masih aja ga bangun. Dasar kebo" cibir Riva
"Hehehe ya maaf sih. Lagian ya cuacanya mendukung banget buat tarik selimut lagi" kata Ara
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Teen FictionKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.