Tujuh Belas

7K 505 58
                                    

Pagi-pagi sekali Ara sudah berada di rumah sakit, untuk apa? Tentu saja untuk menjenguk Lunar. Ia membawakan roti bakar bikinannya yang menjadi makanan kesukaan Lunar dulu.

Ceklek.

Dibukanya pintu kamar rawat inap Lunar dan terpampanglah Lunar yang masih tidur dengan lelapnya. Dengan mama Lunar yang tidur terduduk di samping brankar Lunar.
Ia menaruh bawaannya di nakas dekat brankar Lunar.

Drt.. Drt.. Drt..

Ponsel di dalam saku Ara bergetar panjang menandakan sebuah panggilan masuk untuknya, Ara yang menyadari itu langsung mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelfonnya.

CeweAjaib.

Ara membalikkan tubuhnya membelakangi brankar Lunar dan ia segera menjawab panggilan tersebut. Di tempelkannya ponselnya di telinga kanannya.

"Halo"

"Kamu udah di rumah sakit?" tanya Riva di seberang sana.

Ara memang memberitahu Riva kalau ia akan sedikit telat menjemput Riva karena ingin menjenguk Lunar terlebih dahulu.

"Udah ko. Kenapa?"

"Kamu jemput aku atau engga?"

"Jemput ko, tunggu di depan rumah ya"

"Iyaa, hati-hati Ra"

"Iya sayang"

Dimatikannya sambungan telfon tersebut dan beralih kembali melihat Lunar. Ara terkejut saat melihat Lunar sudah membuka matanya dan sedang menatap ke arahnya.

"Eh udah bangun" kata Ara

"Siapa?"

"Hah??"

"Itu tadi yang telfon. Kayla?"

"Bukan. Masa gue manggil sayang-sayang ke Kayla, bisa abis gue sama Adam" jawab Ara

"Terus siapa?"

"Riva"

"Ohh sekarang sama Riva. Udah ga doyan batang?" tanya Lunar sambil terkekeh

"Kenapa? Lo mau daftar klo gue udah ga doyan batang?" tanya Ara menantang.

"Engga, ogah banget gue sama lo"

"Halah"

Suara mereka membangunkan mama Lunar yang sedang tertidur. Beliau terbangun dan langsung melihat ke arah sang anak dan beralih memandang Ara.

"Eh ada nak Ara" kata mama Lunar

"Pagi tante, aduh maaf ya jadi kebangun deh. Nih tante suara Lunar emang gede banget" kata Ara menyudutkan Lunar

"Apa banget dah lo. Suara lo kek toa tau ga"

"Ehh udah kalian ini malah berantem. Emang kemaren bertahun-tahun belum cukup?" tanya mama Lunar

"Belum" jawab Ara dan Lunar bersamaan.

"Ah iya tante, itu tadi Ara bawain roti bakar." kata Ara

"Wahh terima kasih ya nak"

"Sama- sama tante"

Ara melihat ke arah jam dinding yang ada di sana, sudah waktunya ia berpamitan dan bergegas menjemput gadisnya.

"Kalo gitu Ara permisi tante, mau berangkat sekolah" pamit Ara

"Kepagian kali" celetuk Lunar

"Macet bos" ketus Ara

"Macet apa mau mampir dulu nih?"

"Bawel banget sih lo"

"Ara pamit ya tante" pamit Ara sambil menyalami mama Lunar

Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang