Rangga Pov
Duk!!!
Aku meringis dan membuka mataku dengan kaget saat kepalaku terbentur meja disamping tempat tidur.
Jantungku berdebar cepat dan aku menguap. Ku kedipkan mataku berkali-kali dan berusaha fokus dengan jam di dinding. Waktu menunjuk pukul dua pagi, ternyata aku tertidur saat mengompres Olin. Aku bangun dan duduk ditepi tempat tidur. Dia tertidur pulas dan masih terlihat pucat.
Tadi sore aku sangat panik saat dia memarahi kami semua dan tiba-tiba pingsan.
Yah, aku bersyukur ada Dave dan Arlan yang membantuku menjaga si kembar kuadrat kalau tidak aku bisa kalang kabut dan bingung.
Ku ambil handuk di kening Olin yang sudah kering. Tadi saat pingsan tubuhnya sangat dingin sekali dan aku sangat takut. Bagaimana kalau Olin meninggalkanku? Bagaimana bisa aku menjaga mereka berempat sendirian??
Ku sentuhkan telapak tanganku di dahinya, demamnya sudah turun. Aku menghembuskan nafas lega dan tersenyum.
"Cepat sembuh Honey... jangan membuatku kawatir..." ucapku berbisik. Aku segera merapikan selimutnya dan kemudian berdiri ke kamar sebelah dan melihat si kembar. Mereka tidur lelap kecuali Keenan. Dia selalu menjadi sedikit nakal kalau ada yang sakit. Dia bergerak gelisah dan sesekali tangannya bergerak kaget. Astaga, Keenan dan Arion ini lebih mirip diriku sedangkan Abby dan El lebih mendominasi wajah Olin. Hidungnya yang kecil, matanya yang besar dan bulat, bibirnya mungil dan rambut mereka yang hitam dan yang aku wariskan hanya mata mereka yang keabu-abuan.
Aku kembali tersenyum melihat mereka, mereka semua adalah kebahagiaanku.
"Tidur nyenyak Kee... besok Mommy pasti sembuh..." bisikku seraya mencium keningnya namun begitu kutegakkan tubuhku dia membuka mata dan menatapku serta mengerucutkan bibirnya.
"Astaga..." aku segera menggendong Keenan sebelum dia membuat saudara-saudaranya bangun.
"Kee kenapa kok ga bobok?" dia menatapku dan menatap kearah kamarku.
"Kee kangen Mommy ya?" dia menyandarkan kepalanya dibahuku dan memelukku dengan erat.
"Noneeyyy..." ucapnya pelan. Aku meliriknya dan menyentuh dahinya.
"Lohhh, kok Kee demam..." aku segera berjalan kearah laci dan mencari dimana biasanya Olin meletakkan baby fever.
"Kok ga ada ya Kee?" dia tidak bergerak tapi sepertinya tertidur.
"Hhh... Keenan kangen digendong Daddy ya??" aku menutup laci dan menuju kamarku. Mungkin Keenan kangen padaku? Hampir seminggu ini aku jarang bermain dengan mereka. Aku sibuk dengan kuliah, saat mereka bangun aku masih tidur dan saat aku pulang terkadang mereka sedang asik menonton TV atau terkadang sudah tidur karena capek berlarian mengelilingi rumah.
Saat aku akan membaringkan Keenan lagi tiba-tiba dia terbangun lagi.
"Tutu..." ucapnya dengan mengucek mata.
"Kee mau susu?" dia mengangguk dan kembali merebahkan kepalanya dibahuku.
"Ok, Daddy buatkan susu..." aku berjalan kembali ke kamar si kecil dan mencari botol Keenan.
"Yah... air hangatnya habis...hmmm... ya udah kita turun aja yaa..." aku menepuk Keenan seraya berjalan ke luar kamar. Segera aku nyalakan lampu dan menuruni tangga.
"Tutu..." gumam Keenan lagi.
"Iyaa... bentar ya... Keenan haus ya..." kembali tidak ada sahutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)
HumorPERINGATAN!! Membaca ini akan membuatmu tersenyum dan tertawa terus. Jadi hati-hati! Rawan dibilang gila. "Cinta??? Ya aku cinta sama suamiku yang brondong. Tapi, dia itu super nyebelin!!" -Pauline Larasati- "Cinta??? Tentu saja! Seluruh dunia juga...