Duren! Part. 2

45.5K 3.7K 269
                                    

Kangen???

Siapa yang sampai lumutan dan berakar tungguin Daddy pulang? Ayo angkat tangan... ☺️☺️☺️☺️

Maaf ya...

Ya udah, met baca ya... semoga ga bosen...😉😉😉😍😘

-

Beby Pov

Aku menatap kemana perginya bocah lucu yang memberikan bunga matahari bonus akarnya pada Sonya itu. Bocah kecil itu terlihat sangat berani pada orang baru. Aku tersenyum kembali saat kulihat dia kembali mencabut bunga matahari setelah terjatuh beberapa kali. Pasti habis ini taman Mamanya dicabutin semua. Aku menunduk menatap Sonya yang menatap bunga matahari ditangannya.

Keponakan tersayang almarhum istriku ini sangat menyukai bunga sama seperti dia.

Aku mendongak begitu ada seorang gadis dengan suara amat berisik berteriak keras.

"What are you doing honey??!!! Berkebun atau-" teriakkan sang penelfon juga terdengar sama hebohnya seperti gadis tadi yang kini berlari kembali ke teras.

Pasti gadis manja yang tidak suka ribet.

"Maaf, keponakan saya tadi..." ucap wanita didepanku yang kehadirannya sempat terlupakan.

"Oh... iya tidak apa-apa..." aku kembali tersenyum.

Jadi gadis tadi keponakannya, apa wanita dihadapanku ini juga sama dengan keponakannya? Sepertinya mereka sangat dekat jadi kemungkinan mempunyai sifat yang sama. Aku kembali menoleh pada Sonya dan ingatanku kembali pada Issabel almarhum istriku.

Aku memejamkan mataku dan dan mengernyit, aku merindukannya.

"Om..." aku menunduk dan Sonya menatapku dan kembali kulihat anak mbak Olin ini kembali memberikan bunga matahari komplit seperti tadi.

"Ya ampun Keenan! Bunganya Mommy kok dicabutin semua?" aku tergelak melihat tingkah bocah laki-laki itu.

"Keenan sepertinya suka pada Sonya..." ucap mbak Olin geleng kepala.

"Dia selalu aktiv kalau lihat gadis cantik..." kembali mbak Olin menjelaskan dan aku sadar itu. Pasti kalau sudah besar dia akan jadi playboy.

"Papa nya mana mbak? Kok ga kelihatan? Kemarin saya kemari Papanya juga ga kelihatan..." jujur aku penasaran penghuni dirumah ini yang kata tetangga-tetangga pasangan paling unik dan mesra meskipun beda generasi. Aku membayangkan suami mbak Olin berusia kisaran lima puluh tahun kan sekarang lagi musim wanita-wanita suka dengan pria yang sudah matang dan dewasa.

"Daddynya lagi ke Banjarmasin ada urusan... jadi disini sementara tinggal sama ponakan saya..." mbak Olin tersenyum lagi.

"Oh, ya mari masuk... saya tanyakan mbok Jum apa lihat boneka Sonya... mari..." mbak Olin mempersilahkan kami berdua masuk dan menutup kembali pagar putih itu.

"Kaela... panggilin mbok Jum... Tante urus Keenan dulu... masuk aja mas Beby..." mbak Olin mempersilahkan aku duduk di teras dan dia kembali pada si kembar yang sedang asik main tanah.

"Om... ini bisa ditanam di rumah Sonya?" aku menunduk melihat dua bunga matahari ditangannya.

"Tentu saja... nanti kita coba tanam lagi di rumah Sonya ya??" Sonya hanya mengangguk dan kembali menatap bunganya.

Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang