Duren! Part. 1

46.4K 3.8K 266
                                    

Siapa yang request duren??

Yui suka lo sama duren... eits... jangan salah paham! Duren yang Yui maksud itu buah duren beneran, yang kalau lagi musim dikampung bisa makan sepuasnya... hihihihi...

Ya udah, selamat membaca ya...

-

Rangga Pov

"Den Rangga..." suara mbok Jum yang berbisik membuatku kaget.

"Apaan sih mbok! Ngagetin orang aja!" aku mengelus dadaku. Siapa juga yang tidak kaget kalau lagi asik membayangkan rancangan diangan-angan di teras belakang pukul delapan malam dan tiba-tiba ada bisikan memanggil namamu tanpa terdengar ada suara langkah kaki mendekat.

"Apaan!?" tanyaku geleng kepala.

"Tuh!" mbok Jum menggerakkan kepalanya di rumah sebelah.

Rumah sebelah yang biasanya kosong dan gelap itu kini terang benderang dan sedikit ramai.

"Ada penghuni baru Den! Ganteng!" ucap mbok Jum sambil tersenyum genit.

"Ya ampun mbok... inget sama umur! Udah bukan saatnya jatuh cinta lagi..." aku geleng kepala.

"Ihhh! Den Rangga ini ya! Yang jatuh cinta siapa juga?!" protes mbok Jum kesal.

"Lahh... lalu?" tanyaku bingung.

"Duren lo Den!"

"Duren?!" tanyaku bingung.

"Duda keren! Gitu kata ibu-ibu komplek ini..." mbok Jum kembali tersenyum.

"Lalu? Apa hubungannya sama saya mbok?!" heran nih mbok Jum.

"Saya ini normal dan tidak tertarik duren seperti itu mbok! Olin masih sangat menarik dimata saya... jadi-"

"Yang bilang Den Rangga ga normal siapa?! Wong mbok Jum mau bilang kalau tetangga baru kita itu Duren! dan ibu-ibu komplek sini banyak yang kesengsem sama senyum dan wajahnya yang ganteng..." potong mbok Jum cepat.

"Mbok Jum cuma ngingetin Den Rangga! Mbak Olin itu menarik sangat menarik dimata Duren..." aku menaikkan alisku, memangnya apa yang mau disampaikan mbok Jum sih?

"Mbok-"

"Duren dan Janda itu sama lo Den Rangga..." mbok Jum pun pergi meninggalkanku dalam kebingungan.

"Duren dan Janda?" tanyaku pada angin.

"Du-ren-nnnn..." gumamku seraya mencerna lagi apa yang mbok Jum ucapkan.

"Duren dan janda? Ishhh...! Bodo amat deh!" aku kembali membaca buku ditanganku lagi dan mengabaikan apa yang mbok Jum sampaikan tadi. Besok adalah ujian terakhir dan itu artinya besok Olin sudah pulang. Aku tersenyum senang, tadi saat aku bisa video call dia terlihat sangat senang dan katanya dia ingin yoga gara-gara Sella. Katanya efeknya dibadan jadi enak dan ga gampang capek urusin si kembar.

Sudah satu minggu lebih aku tidak bertemu mereka dan aku tidak sabar menunggu mereka besok tiba.

Aku mendongak saat kulihat ada benda putih melayang dan terjatuh di dekat kolam.

"Buset! Apaan tuh ya??!" aku menaikkan kakiku dikursi dan menajamkan penglihatanku kearah benda itu terjatuh.

Aku menggosok mataku dan berusaha menajamkan penglihatanku tapi yang bisa kulihat hanya sesuatu berwarna putih.

"Hantu? Ya ampun Rangga... zaman gini lo masih percaya hantu?!" gumamku pada diriku sendiri. Tapi rasa penasaranku lebih besar dari rasa takutku.

Dengan pelan aku berdiri dan menoleh ke belakangku yang sepi. Pintu teras tertutup rapat dan tidak ada mbok Jum kelihatan membuat sesuatu. Dari rumah samping itu juga sepi tidak ada tanda seseorang melempar sesuatu.

Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang