Chapter # 7

87.8K 4.9K 211
                                    

Kangen?????

Ya udah deh langsung aja baca...

Selamat membaca...😉😘😘😘

-

Rangga Pov

Aku terbangun saat kudengar suara handphoneku berbunyi.

"Honey tolong handphoneku..." pintaku pada wanita yang ada disebelahku.

"Kau bisa telfon di luar saja??" pintanya dengan suara serak khas baru bangun atau bahkan belum bangun itu seraya menyerahkan handphoneku.

"Maaf... kembalilah tidur..." aku mengecupnya sebentar dan dia tersenyum padaku. Well, semalam seperti malam pertamaku dengannya.

"Aku segera kembali... I love you..." aku bangkit dan meraih boxer dan kaos ku lalu segera berjalan ke balkon untuk menerima telfon Mama.

"Hallo Mom..." aku menguap dan ternyata hari sudah pagi, matahari sudah lumayan tinggi.

Aku mengernyit, tumben si kembar belum bangun?

"Apa tidurmu nyenyak?" aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal saat Mama bertanya seperti itu padaku. Aku menatap handphoneku dan melihat waktu menunjuk sudah hampir pukul tujuh.

"Apa Olin masih tidur?" tanya Mama lagi.

"Iya Mom..." aku menatap ke arah jalan, tampak beberapa teman kampusku kembali ke Villa setelah jalan-jalan pagi.

"Masalah kalian sudah selesai?"

Masalah?

Tentu saja sudah selesai sejak tadi malam begitu Bima memberitahuku Olin dan si kembar datang.

Flash back

"Astaga!elo susah banget sih dicari!" Bima mengagetkanku karena gudang ini agak gelap dan dia tiba-tiba bersuara serta membuat kegaduhan.

Aku dan Wisnu yang sedang mencari kabel meringis melihat kedatangan Bima.

"Tante Olin! Eh, Mbak Olin!" Bima terengah-engah, seolah ada hal mengerikan yang terjadi. Olin melahirkan?

"Lahiran?" tanyaku yang segera meletakkan kabel-kabel yang ada ditanganku.

"Bukan... bukan...!" Bima menarik nafas panjang dan menatap kami berdua.

"Tapi mbak Olin disini! Di Villa ini..."

Olin di Villa ini? Artinya bisa salah faham lagi padahal ini karena Mama minta tolong karena mang Udin sedang di Villa tempat Mama ada acara bantu siapin acara kantornya Papi. Bahaya tingkat akut ini!

"Dimana?"

"Tadi sih katanya mau ambil barang di kamar atas..."

"Owhhhh... shit!!" aku segera bergegas keluar tanpa peduli Wisnu berteriak. Saat aku sampai di ujung tangga, Olin turun dengan kesusahan dan wajah yang pucat.

"Ga... sin-" Wulan yang hendak berbicara jadi diam saat aku berlari menghampiri Olin.

"Honey... kamu kenapa?" begitu mata kami bertemu tiba-tiba dia langsung memelukku dan menangis.

"Hei... ada apa?" aku masih bingung, apa ada hal gawat?

"Si kembar kenapa? Dimana mereka?" aku jadi kawatir karena dia menangis semakin menjadi-jadi.

Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang