"Gue bener-bener stress Lin!" seru Kim untuk yang kesekian kalinya dalam sepuluh menit terakhir.
"Masak iya sih Simon bilang bunga altarnya harus ungu?! Dia kira itu upacara pemakaman apa?!" gerutunya kesal.
Aku menggigit bibirku menahan tawa, yah, beginilah wanita kalau mau menikah. Hal sepele bisa jadi terlihat besar dan serba salah.
Aku jadi ingat saat aku menikah, rasanya tidak ada satu halpun yang benar dimataku, bahkan menurutku pernikahanku juga tidak benar. Aku yang berusia dua puluh sembilan tahun menikah dengan bocah delapan belas tahun. Itu adalah hal tergila dalam sejarah hidupku.
"Apa lo dulu juga alami apa yang gue alami?" Kim menoleh padaku dan berhenti mendorong troli belanjaan.
Aku meringis padanya.
"Lo-"
"Ah, lo ga alami itu!" potong Kim cepat.
"Lo bahkan ga peduli lo mau menikah apa enggak!" sahutnya lagi.
"Tapi satu hal yang pasti Kim..." gumamku sambil membaca komposisi pada kemasan shampo ditangan kananku.
"Apa?" tanyanya padaku.
"Kaya'nya semua wanita di dunia ini merasa stress saat mendekati hari H pernikahan..." aku terkikik.
"Gue stress berat kali dinikahkan sama bocah dibawah umur!" Kim mencibirku.
"Tapikan sekarang kalian bahagia banget! Tuh buktinya anak lo udah empat!" aku terkikik.
"Tapi kenapa gue lihat elo makin muda ya??" tanya Kim yang membuatku menoleh padanya.
"Serius!" aku geleng kepala mendengar apa yang Kim ucapkan.
"Mungkin karena gue bergaul sama anak-anak kuliahan ya?"
"Hhhh... mungkin juga. Pergaulan memang mempengaruhi ya? Lingkungan gue akhir-akhir ini para emak-emak rempong sih..." keluh Kim lagi.
"Apa perlu kita facial? Mumpung si kembar dijagain Rangga dirumah... dia libur kuliah hari ini..." aku meletakkan shampo dan mengambil juga sabun cuci tangan.
"Tumben dia ga ngekorin?" tanya Kim heran.
"Di rumah gue ada big bos lo... gue sumpek denger mereka berdua ribut! Makanya gue ngajak lo belanja!" aku menarik napas panjang dan kembali mengingat bagaimana dua orang itu akan menjaga si kembar. Biar saja, sekali-kali membuat mereka berdua repot tidak masalah.
"Maksud lo big bos itu mantan terindah lo yang ga bisa move on?!"
"Ish!!" dasar Kim yang selalu melebih-lebihkan.
"Dave udah mau jadi bapak! Jadi dia sudah pasti bisa move on lah!!" aku mengibaskan tanganku dan mendorong lagi troli belanjaan yang mulai penuh.
"Bininya ga marah gitu dia main ke rumah lo?"
"Minggu kemarin mereka nginep di rumah malahan... Ralin biasa aja sih... cuma Rangga aja yang naik darah terus..." aku terkikik.
"Ya ampun Lin... lo beruntung banget sih punya suami kaya' Rangga..."
"Ok, gue setuju... gue emang wanita beruntung... semakin gue bersyukur semakin hidup gue happy..." Kim menonyor kepalaku karena kata-kata sok bijakku.
![](https://img.wattpad.com/cover/101050346-288-k125843.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)
HumorPERINGATAN!! Membaca ini akan membuatmu tersenyum dan tertawa terus. Jadi hati-hati! Rawan dibilang gila. "Cinta??? Ya aku cinta sama suamiku yang brondong. Tapi, dia itu super nyebelin!!" -Pauline Larasati- "Cinta??? Tentu saja! Seluruh dunia juga...