I miss you

29.5K 3.4K 345
                                    

~Kangen, kangen itu penyakit. Penyakit yang membuat waktu sehari bukan 24 jam, tapi sedetik berasa setahun. Jadi, apa kalian tahu rasanya menahan kangen selama seminggu? (Pecinta Olin number one)~

-

Aku menoleh ke arah Keenan dan Arion yang menonton tv di kamarku sambil makan apel dengan tenang.

Kembali tanganku bergerak menyentuh baju-baju yang tergantung rapi di lemari.

"Guys... nanti malamkan Daddy pulang... apa Mommy cantik?" tanyaku pada dua bocah gembul di atas kasur.

"Guys...hhh..." aku mendesah kecewa. Kedua baby gembulku sedang asyik menonton film kesukaan mereka. Kalian tahu apa? Benar. Spongebob SquarePants.

"Apa aku pakai gaun?hmm... no...no..."

"No! No!" pekik Keenan.

Aku menoleh padanya.

"Ini nggak bagus ya?" tanyaku pada Keenan dan dia menoleh padaku lalu menunjuk TV yang ternyata sedang iklan.

"Hhh... bodoh! Mana mungkin mereka mengerti..." gumamku pada diriku sendiri.

"Hhh, jemput di bandaranya kan jemput sendiri. Mereka berdua pasti sudah tidur. Kalau pun masih bangun nggak bisa dandan rapi ntar yang ada pada mau ikut semua. Bisa heboh sebandara Soetta..." aku mendesah panjang.

"Masak iya gembel di bandara? Ntar dikira tantenya Rangga lagi..." aku mendengus pasrah.

"Nasib punya suami brondong..." aku pun menutup pintu lemari baju dan berjalan mendekati Keenan dan Arion.

"Hmm... muachhh..."

"Aaa!!!" Keenan menjerit saat aku dengan gemas mencium pipi gembulnya.

"Nggak mau dicium Mommy nih? Ya udah kakak A aja dehhh, muach..." Arion menoleh padaku dan tersenyum.

"Tuh, kakak A nggak apa-apa Mommy cium..." Keenan meringis dan memelukku dan kemudian mencium pipiku.

"Huuuhh, kaya' Daddy aja..."

Aku pun berbaring di tempat tidur dan ikut melihat film kesukaan mereka. Tak lama Arion pun mundur dan bersandar padaku sambil mengunyah apel.

"Tu uda!" sahut Kee yang juga ikutan bersandar padaku dan mendesak Arion.

"Teeeee!! Nana!!" Arion mendorong Keenan.

"Ya ampunnnn, sini-sini..." aku menepuk sisi kananku.

"Tu mau dinini..." rengek Keenan.

"Hmmm... ya udah kakak A yang disini aja ya?" Arion menatap Keenan kesal dan perpindah ke samping kananku.

"Kamu ya hobbynya gangguin kakak A..." gemas aku mencium pipi gembulnya.

"Tee natal!" seru Arion.

"Tu ndak natal A! Tu tan mau dinini..." bantah Keenan yang hanya dibalas Arion dengan cebikkan bibirnya.

"Noney, tu mau unya tu..." tunjuk Arion ke layar TV yang sedang diputar iklan seorang anak kecil naik sepeda.

"Kakak A mau sepeda?" Arion mengangguk cepat.

Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang