Besok Ya...

26K 2.6K 159
                                    

Rangga Pov

"Akhirnya kelar juga..." Daru bertepuk tangan sendiri melihat hasil karya yang kami kerjakan sejak tiga jam yang lalu.

"Ga... nggak ada makanan lagi nih?? Laper..." aku menoleh pada Bimo.

"Mbak Olin nggak buat cemilan bakwan sayur lagi ya? Enak lo yang waktu itu..." aku melotot pada Bimo. Gara-gara dia doyan bakwan sayur buatan Olin aku jadi cuma kebagian satu biji.

"Hehehehe... habisnya gue laper waktu itu bro..." Bimo meringis.

"Lo keliatan deket banget sama... ummm... beneran itu istri lo Ga?" aku menoleh pada Doni dan Sukma yang ikutan mengangguk.

"Ya iyalah! Kan tadi gue udah bilang sih?!" ucap Bimo cepat sebelum aku menjawab.

"Kok bisa?! Istri lo-"

"Honey..." aku menoleh ke belakang dan mendapati Olin, istriku sayang memakai celemek dan menggerakkan tangannya supaya aku datang.

"Bentar..." ucapku pada teman-temanku.

"Kangen ya?" tanyaku sambil tersenyum begitu mendekati Olin.

"Nggak!" sahutnya ketus. Aku terkikik setiap melihatnya ketus begini. Dia terlihat lucu dan menggemaskan.

"Yahhh... padahal aku kangen berat lo Hon sama kamu..." aku menarik pinggangnya dan menciumnya cepat. Entah kenapa setiap saat aku selalu ingin menciumnya dimanapun dan kapanpun itu, mungkin karena hormonku yang terlalu berlebihan.

"Apaan sih! Ada anak-anak!" serunya sambil memukul dadaku dengan manja.

"Mana?" tanyaku mengedarkan pandanganku dan aku tidak mendapati Keenan atau Arion.

"Mereka siap-siap mau mandi..." ucap Olin sambil geleng kepala.

"Sejak tadi Kee tidak mau dimandiin katanya dia dian..."

"Ya ampun..." aku berdecak.

"Apa masih lama?? Ini udah mau sore..." ucap Olin lagi dan menoleh kebelakang. Tampak Keenan berlari lagi dan dibelakangnya mbok Jum mengejarnya.

"Ya ampun... bisa encoknya kumat tuh kalo' mbok Jum terus ngejar Keenan..." aku geleng kepala. Dia itu paling susah dimandiin. Banyak syaratnya kalau mau mandi.

"Mandiin Kee bentar ya... dan ini tadi dibeliin cemilan sama mbok Jum..." aku menoleh dan mendapati gorengan tertata di piring.

"Ok... bentar... Kee..." aku melepaskan Olin dan berjalan cepat menangkap Keenan.

"Astaga... Indiannya Daddy bau kecut nihh... mandi ya??" tanyaku sambil menggendong Keenan dan mencium perut gembulnya yang sudah tidak pakai baju.

"Tu ndak mau mandi...! Tu tan dian noneyyy..." ucapnya sambil berusaha turun.

"Hei...Indian itu rajin mandi lo..." ucapku pada Keenan dan dia tampak cemberut.

"Matak tih?" tanya Keenan sambil menggerak-gerakkan bibirnya ke kiri dan ke kanan lalu menggembungkan pipinya.

"Tu mandi ntal! Tundu noneyyy... tu mau mandi ma noneyyy..." ucapnya yang segera menjejak-jejakan kakinya supaya dia aku turunkan.

"Tu dian... wowowowo..." teriaknya begitu turun dari gendonganku dan berlari sambil membuka tutup mulutnya.

Ya ampun... aku geleng kepala saat melihatnya kembali berlari.

"Hmmm... yang banyak makan manis Arion kenapa yang aktif sekali Keenan ya Hon?" tanyaku pada Olin yang hanya terkikik.

"Aduhhhhuhhhh..." pekik Keenan saat dia jatuh.

"Ahhhaahahhaah... ledo bu tu tetemu..." ucapnya sambil mengamati legonya dan kemudian mengibaskan legonya.

"Butan ledo tu..." ucapnya yang kemudian melempar lego itu sembarangan dan kembali berlari sambil berteriak ala suku Indian.

Ya ampun...

"Noneyyy! tu mau ledo bu... tu ndak mau tat ail!! Ledooo... ledooo..." teriaknya sambik menaiki sofa.

"Tu bisa naik! Woo...woo.. woo... aduhhh... aaa... hwaaaaa..." aku menarik napas panjang dan geleng kepala saat melihatnya jatuh dan menangis keras.

"Tuhhhh kan... apa Daddy bilang tadi??"

-

Hallo... maaf, malam ini Daddy absen yaa... besok Yui baru updatenya... hehehe... sabar yaa...

Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang