Aku kembali menyeka keringat dingin yang membasahi wajahku. Tadi pagi aku sudah minum teh madu karena badanku mulai terasa berat. Rangga memang sudah menyiapkan semuanya karena tahu aku agak tidak enak badan tapi dia tidak bisa membantuku menjaga si kembar kuadrat di hari minggu begini. Ini karena hukuman dari dosennya yang menyuruhnya masuk dihari jum'at, sabtu, minggu sebagai asisten dosen.
Hanya teh madu hangat yang bisa aku minum karena aku masih menyusui jadi tidak bisa minum obat sembarangan.
"Bangun Olin..." gumamku seraya berusaha bangkit dari kursiku.
"Noneyyy!!!" Keenan berlari dengan sedikit sempoyongan dan memeluk kakiku. Dia membawa boneka kelincinya dan memberikannya padaku.
"Lohhh, kan kata Keenan ini buat Abby. Kok dibawa Keenan?" tanyaku pada Keenan yang hanya ditanggapinya dengan anggukan dan kembali berlari ke ruang TV dimana Arion sedang asik bermain lego.
Aku bangkit dan berjalan ke ruang TV, Abby sudah bangun dan melempar semua mainannya.
"Ohhh, bonekanya dibuang sama adek ya tadi?" aku menggosok kepala Keenan dan dia kembali berlari dan main perosotan disofa.
"Ntar kalau jatuh lagi Mommy ga akan gendong lo ya..." aku berucap dan hanya ditanggapi Keenan dengan cengiran dan dia kembali menaiki sofa.
"Aaaa!!!" Arion kesal dan melempar legonya sembarangan.
"Tueee...!! Noneeyyy..." dia meninggalkan legonya dan menaiki sofa, memelukku dan merajuk.
"Kuenya udah dihabisin A tadi kan? Nanti kalau Daddy datang yaaa..."
Buggh!!
"Ehkkk...ehhkk!!"
"Astaga Kee...!!!" aku memekik saat dia kembali jatuh dan menangis keras.
"Mommy kan sudah bilang tadi??" aku geleng kepala.
"Sini... sini Mommy liat mana yang sakit..." aku melambaikan tanganku.
"Sini nak... sini... sini..." ucapku lagi dan Keenan berjalan kearahku seraya menangis dan berbicara bahasa bayi yang sedikit aku pahami.
Plak!!
Arion dengan ringannya mengayunkan tangannya memukul Keenan.
"A..." aku memperingatkan dan Arion kembali menatapku sementara Keenan sudah diam tapi masih sesenggukan. Aku segera mengangkatnya dan duduk di sofa.
"Mommy tadi kan sudah kasih tahu Keenan kan?" Keenan mengangguk.
"Tu...tu... kal!!" ucapnya sambil sesenggukan dan menunjuk sofa yang dia naiki tadi yang menyebabkan dia jatuh.
"Sofanya nakal?" tanyaku dan Keenan mengangguk sambil mengusap air matanya.
"Noneyy tueeeee!!!!" Arion merengek dan menendang-nendangkan kakinya.
"A... kok nakal ya?! Daddy belum pulang... nanti kalau pulang Daddy bawa kue... tunggu Daddy pulang ya nak??"
"Tue!!!! Tue!!!" Arion mulai merajuk lagi dan gantian siap menangis.
Astaga, kepalaku rasanya semakin penat dan berat.
"Sayang... ga boleh nakal..." ucapku seraya mengelus Arion tapi dia menendangkan kakinya lagi dengan kesal.
"Aaaaaa!!!!!!" jerit Keenan ikutan kesal.
"Kee..." aku menarik nafas panjang dan memijit kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)
HumorPERINGATAN!! Membaca ini akan membuatmu tersenyum dan tertawa terus. Jadi hati-hati! Rawan dibilang gila. "Cinta??? Ya aku cinta sama suamiku yang brondong. Tapi, dia itu super nyebelin!!" -Pauline Larasati- "Cinta??? Tentu saja! Seluruh dunia juga...