"Weeee!!! Daddy duluan!!!" pekik Rangga begitu sampai padaku dan segera memelukku.
"Noneyyy tulang!! Ni noney tu!!!" jerit Keenan sambil memelukku dan tertawa terbahak-bahak.
"Eitss!!! Kee kalah kok sama Daddy! Benerkan kak?" Rangga menoleh pada Arion dan si sulung itu hanya menoleh dan mendesah malas. Ya ampun, kok bisa ya Arion dan Keenan itu sifatnya berbanding terbalik gitu.
"Dia kenapa?" aku meringis mendengar pertanyaan Rangga. Aku melirik Keenan yang menatapku.
"A tatit?" tanya Kee padaku. Dia segera melepas pelukannya padaku, turun dari sofa dan menghampiri kakaknya yang diam saja dan asik menonton TV.
"Teee!!! Nana!!" pekik Arion kesal.
Aku terkikik melihat mereka.
"Astaga... Arion pasti mirip kamu waktu kecil Hon!" bisik Rangga sambil duduk di sebelahku sambil menarikku merapat padanya.
"Apa kamu segalak itu waktu kecil? Wahhh... pasti banyak yang takut ya?" aku meringis.
"Banyak yang ngejar kali Hon! Buktinya-"
"Ok-ok! Nggak usah diperjelas!" potong Rangga sambil merapatkan pelukannya padaku.
Aku menyandarkan kepalaku di bahunya dan melihat Arion yang tidak berhasil menyuruh Keenan pergi. Aku tertawa melihat kegigihan Keenan untuk menempel pada Arion sampai dia juga mengambilkan termometer.
"Teeeeee!!! Tu ndak tatit!" jerit kesal Arion.
"Keenan persis kamu kan?" ucapku yang membuat Rangga cemberut.
"Noneyyyy... A ndak mau ditelikca!" ucap Keenan sambil menggoyang-goyangkan termometer ditangannya.
"Teee! Tu ndak tatit!" ucap Arion kesal dan berjalan meninggalkan Keenan.
"A malah!" Keenan meringis dan bersiap mengejar Arion.
"Keee... biarin kakak A. Ntar-"
"Tu mau pis!" ucapnya sambil berlari ditempat.
"Astaga... ayoo... ayooo..." Rangga segera berdiri dan Keenan segera berlari cepat menuju kamar mandi.
Aku terkikik dan geleng kepala, itulah Keenan. Aku menoleh saat melihat Arion datang sambil membawa kotak sepatunya.
"Kakak A mau kemana kok bawa sepatu?" dia mengabaikanku dan berusaha duduk di sofa.
"Itu apa?" tanyaku pada sesuatu yang terjatuh dari kotak sepatu Arion.
"Tu ndak tau noney... ni unya Tee..." sahutnya lalu membuka kotak sepatu baru yang dibelikan Rangga minggu kemarin dan belum pernah dipakai.
Aku mengambil kertas unik yang mirip undangan itu.
"Undangan siapa ya?" aku membalik bagian belakang undangan itu dan hanya terdapat tempat pembuatan undangan itu saja.
"Ini usaha barunya Rangga?" tanyaku sambil membalik-balik undangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)
HumorPERINGATAN!! Membaca ini akan membuatmu tersenyum dan tertawa terus. Jadi hati-hati! Rawan dibilang gila. "Cinta??? Ya aku cinta sama suamiku yang brondong. Tapi, dia itu super nyebelin!!" -Pauline Larasati- "Cinta??? Tentu saja! Seluruh dunia juga...