(Seperti) Pengantin Baru Part. 1

36.5K 3.2K 194
                                    

"Ya, Yu... ada apa?" aku meraih lipstik merah yang baru dibelikan Mariana. Katanya ini bisa menggoda suamiku, sebenarnya tanpa digoda pun suamiku itu selalu saja mesum.

"..."

"Yaelah! Gue kan udah resign tiga tahun lalu! Ngapain coba gue nego sama client kalian??" aku mengerjap-ngerjapkan bibirku.

"Cetar deh..." gumamku pada diriku sendiri.

"..." aku mengerutkan keningku mendengar penjelasan Ayu tentang client lama yang memang rewel dan bawel.

"Gue ada janjian sama Kim sih... tapi bukan-" aku mendesah panjang saat Keenan masuk sambil membawa boneka kelinci Abby.

"Tam awa duda? (Sam dibawa juga?)" tanyanya menunjuk boneka kelinci kesayangannya yang sudah diberikan pada Abby karena dia lebih cinta legonya.

"Iya... taruh diatas tas nya Abby ya?"

"Ledo tu awa tapa? (Lego ku dibawa siapa?)"

"Oke-oke... gue bantuin kalian... tapi kali ini doang ya... kalau laki gue tahu bisa ngamuk!" sahutku yang kemudian mematikan handphoneku dan melihat Keenan yang serius dengan boneka kelincinya.

"Noneyy... ni Tam tenapa? Tok tatina olong...( Honey... ini Sam kenapa? Kok kakinya bolong...)" ucapnya sambil berusaha memasukkan jarinya dicelah kaki bonekanya yang jahitannya lepas.

"Sini Mommy jahitin kakinya..." aku mengusap kepala Keenan dan menuju laci mencari benang dan jarum.

"Loggghhhh... anti tatit noneyyy... anti Tam nanis...(Lohhh... nanti sakit noneyyy... nanti Sam nangis...)" ucap Keenan sambil memeluk erat Sam.

"Hhmmm... Tam ndak nanis? ( Sam nggak nangis?)" Keenan menatap bonekanya dan mengerutkan dahinya lalu menatapku.

"Mommy akan pelan-pelan jahitnya biar Sam nggak nangis... kan ada Kee yang nemani Sam? Jadi Sam nggak akan nangis..." aku menepuk tempat tidur dan Keenanpun naik ke tempat tidur.

"Tam danan nanis aaa...( Sam jangan nangis ya...)" aku tersenyum melihat kepolosan dan kasih sayang Keenan pada Sam boneka kelincinya.

"Tu uda didahit? ( aku juga dijahit?)"

"Enggak dong sayang... Keenan nggak perlu dijahit... kan nggak berdarah..." aku menarik Keenan di pangkuanku dan mulai menjahit kaki Sam yang lubang.

"Tam danan nanis aaa..." kembali Keenan berucap sambil menepuk kaki Sam yang satunya.

"Sam kan pinter nggak cengeng..."

"Tayak atu. Atu ndak nanis... Byby nanis lok Tam ndak da noney...(Kayak aku. Aku nggak nangis... Abby nangis kalau Sam nggak ada Honey...)" ucapnya bangga dengan senyum ceria sambil mendongak padaku.

"Iyaa... tapi Kee nangis gitu kalau dicuekin kakak A?" aku mengingatkannya kalau Arion benar-benar malas diajak bermain dengannya pasti dia akan menangis dan membuat Arion gemas dan ikutan marah padanya.

"Atu ndak nanis noney...(aku nggak nangis noney..)" ucap Keenan sambil mengedipkan matanya dengan lucu.

"Nanti kalau di rumah Oma nggak boleh nangis dan nggak boleh nakal ya?? Kalau Kee nangis-"

"Tu ndak natal! Byby nanis...tu dian ndak nanis! Ndak natal!(aku nggak nakal! Abby nangis... aku indian nggak nangis! Nggak nakal!)" kembali dia meyakinkanku.

Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang