Rangga Pov
Udara segar! Aku perlu udara segar. Aku meninggalkan Mommy yang terus memanggilku dan berjalan ke depan. Saat kurasakan semilir dinginnya udara pagi disini membuatku sedikit bisa berpikir dengan baik.
Ok, Papi sudah tidak berani naik motor dan satu-satu yang bisa naik motor hanya Om Tian. Ok, aku memakluminya.
"Damn! Buang pemikiran aneh-anehmu Rangga..." gumamku sendiri seraya mengelus keningku yang terkena lemparan lego Keenan. Hhh, anak itu sepertinya ingin sekali bermain dengan Daddynya.
Aku kemari untuk melihat mereka dan aku merindukan mereka semua, meskipun alasan utamanya karena aku cemburu tapi tidak masuk akal bukan kalau Olin akan berselingkuh dengan Om ku sendiri?
Tidak!
Olin tidak akan melakukan hal itu.
Iya... dia tidak akan-
Aku terdiam saat pendengaranku mendengar tawa riangnya dan juga terdengar tawa berat seorang pri.
Begitu sampai pintu ada pemandangan yang tidak ingin aku lihat. Dia tertawa bersama dengan Om Tian. Mereka berselingkuh?
Kenapa tangan Om Tian memegang-megang rambut Olin?
Tertawa bersama, saling memegang dan melupakan bahwa disini ada anak, suami dan mertuanya? Bisa-bisanya mereka...
"Ehhmm!!"
"Honey... udah datang ya? Jam berapa datangnya?" dia terlihat kaget dan menutupinya dengan tersenyum padaku.
"Aku beliin jajanan pasar nih! Disini makanannya enak-enak lo... si kembar suka makan gethuk!" dia tersenyum padaku tapi aku masih diam dan membuang muka menahan kesal. Bisa-bisanya Olin bicara begitu.
Apa ini?
Kenapa rambutnya kotor sekali? Apa yang mereka berdua lakukan sebenarnya? Apa mereka tidur-tiduran dipadang rumput seperti difilm-film itu dan, shit!
Aku tidak bisa tidak memikirkan hal lainnya saat ini. Dadaku terasa panas dan nyeri.
Dia menghembuskan nafas kesal melihatku yang diam saja tanpa meresponnya.
"Dari mana?!" tanyaku ketus seraya menatapnya tajam dengan penuh amarah.
"Pasar... tadi aku udah pes-"
"Ke pasar atau pacaran?!" bisikku ditelinganya dan kemudian masuk dan meninggalkan mereka, kalau tidak aku bisa membunuh mereka berdua saat ini.
"Apa ada masalah?" tanya Om Tian yang pada Olin yang masih sempat aku dengar.
"Eh- umm... mungkin kecapean jadi mood nya ga bagus..." capek? Aku tidak capek tapi aku marah Olin. Bisa-bisanya dia berbuat begitu padaku?!
Aku segera saja masuk kamar tanpa peduli lagi dengan yang lain, aku ingin sendiri dan menenagkan pikiranku.
"Noney..." masih sempat kudengar Keenan memanggil. Entah memanggilku entah memanggil Olin.
Brak!!
Kesal aku membanting pintu dengan kasar dan berbaring ditempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)
HumorPERINGATAN!! Membaca ini akan membuatmu tersenyum dan tertawa terus. Jadi hati-hati! Rawan dibilang gila. "Cinta??? Ya aku cinta sama suamiku yang brondong. Tapi, dia itu super nyebelin!!" -Pauline Larasati- "Cinta??? Tentu saja! Seluruh dunia juga...