Lomba

67.7K 5.4K 666
                                    

Syukuran

Kemarin si kecil twin yang baru lahir sudah boleh dibawa pulang dan hari ini di rumah sudah ramai diadakan acara syukuran untuk mereka.

Untuk sementara aku dan si kembar Abby dan Abbiel tidur dikamar bawah sementara Arion dan Keenan sama Daddynya di kamar atas begitu rencana kami tapi rencana hanya tinggal rencana karena si kembar malahan tidur dibawah ngumpul tidur bareng sama Rangga di ruang TV.

"Apa mereka sudah selesai mandi?" Rangga muncul dengan rambut acak-acakan dengan mata panda.

"Iya... mereka lagi sama Mama dan Mommy..." Rangga duduk di tempat tidur dan menyandarkan kepalanya dibahuku.

"Biarkan sebentar begini..." ucap Rangga seraya menggenggam tanganku yang hendak mendorongnya.

"Aku kangen kamu honey..." ucapnya pelan dan tak lama terdengar dengkuran halus. Astaga, berapa lama dia tidak tidur memangnya? Apa Arion dan Keenan menyusahkan? Tapi aku tidak mendengar mereka berdua menangis atau rewel malahan si kembar Abby dan Abbiel yang sedikit rewel.

Aku tersenyun menatap Rangga dari cermin, Rangga yang menopangkan kepalanya dibahuku terlihat sangat manis sekali.

"Saatnya potong rambut honey... atau pasukan kecil kita akan menarik-narik rambutmu..." ucapku sambil terkikik.

"Perjuangan kita akan dimulai..." bisikku pelan.

"Noney... noney..." suara Keenan seraya menangis keras.

"Tante..." suara Akaela seraya menggendong Keenan masuk.

"Udah dibilangin ga boleh juga... tuh jadi jatuh kan..." omel Akaela memarahi Keenan yang semakin menangis.

"Ehh, kenapa tuh si Om? Kasihan tuh Daddy kamu..." kata Akaela lagi.

"A??" tanya Rangga seraya menegakkan tubuhnya dan mengucek matanya.

"Ehh? Keenan kenapa?" Rangga segera berdiri dan meraih Keenan yang mengulurkan tangannya.

"Habis jatuh dari sofa... manjat-manjat mulu dia...udah dikasih tahu jangan manjat-manjat tapi tetep aja naik turun!!" lapor Akaela sementara yang dilaporkan masih menangis keras.

"Cup...cup... mana yang sakit??? Duhh, masak jagoan Daddy jatuh sendiri nangis??" ucap Rangga seraya mengayun-ngayunkan Keenan. Dan kemudian Keenan berhenti menangis dan bicara entah apa dengan bahasanya sendiri. Mungkin dia menceritakan apa yang terjadi pada Rangga.

"Emang si Om ngerti Kee ngomong apa?" tanya Akaela seraya menaikkan alisnya.

Aku meringis. " Tante rasa enggak..."

"Ya elahhh... kirain ngerti..."

"A dimana?" tanyaku karena biasanya kalau Kee menangis dia akan heboh menjerit tidak jelas.

"Ohhh, tidak usah kawatir Tan, dia lagi menikmati kuenya sambil liat sponge bob..."

"Owhhh... pantas saja... ya udah... kamu bantuin Tante ambilin pesenan puding di Tante Ambar ya... Om kamu kayanya ga akan kuat bawa mobil biarpun cuma beda blok... dia udah kaya zombie..." aku geleng kepala dan berdiri pelan-pelan.

"Tante habis gini mau fitness dimana Tan?" aku geleng kepala, nih ponakan satu memang halus cara nyindir orang.

"Ga perlu fitness!" sahutku asal.

"Lahhh... emang badan dibiarin gitu aja Tan?? Wehhh... si Om itu-"

Pluk!

Aku menutup mulut Akaela dengan uang tiga ratus ribu.

Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang