Kiri atau Kanan

18.7K 2.5K 171
                                    

"Awww!! Duhhh, lo sadis bener sih Lin!" protes Ruben sambil meringis dan memegangi tulang kering kaki kanannya yang baru saja aku tendang.

"Kan nggak ada Rangga... dan-"

"Denger ya, lo jangan mancing emosi gue ya! Atau lo tanggung akibatnya!" desisku kesal sambil mengepalkan kedua tanganku.

"Astaga, kalo' lo marah tuh tambah cantik dan ngegemesin..." aku menarik napas panjang dan membuang pandanganku ke arah lain.

Mommy sama Papi kemana ya? Kok mereka tidak kelihatan.

"Rangga..." bisikku dalam hati.

"Astaga, kalo' mata lo tertutup gitu tetap aja cantik. Jangan bilang lo lagi telepati sama Rangga..." Ruben terkekeh.

"Dia kam bukan jin yang kalau lo sebut namanya muncul dihadapan lo dalam sekejab..."

Kubuka mataku dan pandanganku langsung tertuju pada benda yang beberapa meter jaraknya dari penglihatanku.

"Jangan maju!" desisku kesal saat Ruben maju satu langkah.

"Nggak enak kali kita ngobrol jauh-jauhan... kaya' lagi ribut aja..."

Oh, My God!

Jauhkan segala benda tajam dariku atau aku akan mencabik-cabiknya dengan benda tajam apapun yang aku temukan.

Deg.

Aku menoleh dan tanpa sadar tanganku menyenggol pisau dapur.

Astaga, kenapa aku menemukan benda sialan ini?

Aku kembali mengerutkan dahiku saat mataku menangkap stik golf milik Papi yang ada di samping Ruben.

Ku pandang Ruben yang tersenyum dan mendekat.

"Gue kasih elo kesempatan Ben! Lo pilih KIRI atau KANAN?" tanyaku penuh ancaman dan penekanan pada kata kiri dan kanan.

"Hmm?" dia tersenyum lebar lalu menoleh ke kiri dan kanan.

"Maksudnya?" aku masih diam menatap tajam padanya.

"Hahaha... maksudnya kalau kiri rumah sakit, kalau kanan kuburan? Hahahaha..." Ruben tertawa keras.

"Mbak Olin..." aku melonjak kaget saat mbok Jum tiba-tiba muncul di pintu sambil menggendong El yang sudah bangun.

"Iya mbok..." aku berbalik dan dengan cepat Ruben menarik tanganku. Ku arahkan tatapan tajam padanya, tapi dia hanya tersenyum dan mengedipkan matanya.

"Aku pilih kanan, kamarku ada di kanan kamarmu cantik..." ucapnya pelan yang kemudian melepaskan tanganku dan melewatiku sambil tersenyum ceria seolah apa yang baru terjadi hanya gurauan.

"Ok, kanan... jangan menyesal dengan pilihanmu..." ucapku pada Ruben. Dia berbalik menatapku dan kembali mengerlingkan matanya.

"Ku tunggu..." ucapnya dan kemudian melambai dan pergi.

"Kanan..." gumamku dan kemudian meraih pisau dapur milik Mommy.

"Mbok... bawa El main dulu di belakang ya sama Oma nya..." aku menarik napas panjang.

"Kok bawa pisau mbak?" tanya mbok Jum bingung.

"Mau buat potong-potong mbok..." mbok Jum hanya manggut-manggut dan berlalu pergi.

-

Holla...

Cuplikan next part nih...

Penasaran???

Mommy mau ngapain ya kira2???

Deg-deg Yui...

Ya udah, updatenya besok aja... 😬😬

Eh, Suamiku Brondong ini ada di genre apa sih? Kok Yui atur di Comedy tapi di kategori Comedy di WP nggak ada ya. Ada yang tahu??

Salam hangat
Smith Family😍😍😍😘

Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang