Sweet Holiday

54.3K 3.8K 200
                                    

Rangga Pov

"Kopi nya Mas..." aku menoleh menatap Yulia yang datang membawa kopi dan pisang goreng.

"Makasih ya..." sahutku masih asik bermain dengan El.

"Ganteng kaya' Daddy nya..." puji Yulia yang ternyata masih berdiri dan ikutan menghibur El.

"Makasih Tante..." ucapku seraya menggerakkan tangan El tapi tak lama dia menangis.

"Cup...cup..." aku segera berdiri dan mengayunnya pelan.

"Mas!" Yulia kembali memanggilku dan menoleh ke dalam sebelum melanjutkan bicaranya.

"Mereka berempat beneran anaknya mas Rangga??" aku menaikkan alisku mendengar pertanyaan Yulia.

"Eh... eh... jangan tersinggung dulu Mas... ummm... Yulia penasaran aja sih... Mas Rangga kan cuma selisih setahun sama Yulia ya, kok cepet banget udah punya empat anak?" dia menyandarkan badannya ditiang seraya memeluk nampan ditangannya.

"Dan lagi..." dia kembali menoleh ke dalam dan memandangku.

"Mas dipelet mbk Olin ya? Mbak Olin kan lebih tua dan jaraknya jauh banget Mas sama Mbak Olin..." bisiknya pelan.

"Mbak Olin lebih juga dibandingkan Mbak Sella kakaknya Mas Rangga..." aku tersenyum pada Yulia.

"Ummm... kamu mau tahu?" aku meringis dan membuat Yulia menegakkan badannya siap mendengar jawabanku.

Dia mengangguk antusias dan menoleh kebelakangnya.

Akupun menoleh ke arah pintu sebelum menjawab dan itu membuat Yulia semakin tegang.

"Saya yang pelet Olin..." aku meringis dan terkikik.

"Hah?! Se-serius?? Mas-Mas Rangga yang pelet mbak Olin?!" dia terlihat shock dan kaget.

"Iya... soalnya dia nolak saya terus sih..."aku meringis dan kulihat El juga tertawa menunjukkan gusinya yang belum bergigi.

Wahh, sepertinya El akan mirip Keenan suka mengerjai orang. Terbukti saat aku mengerjai Yulia dia tertawa gembira setelah menangis keras tadi.

Semoga ga sebandel Keenan.

"Maksudnya mas?" aku mendesah dan geleng kepala. Ini anak nekat banget ya? Aku tahu dari awal bertemu dia sudah menunjukkan tanda-tanda suka padaku tapi aku sudah berkali-kali menunjukkan bahwa hatiku cuma buat Olin. Tadi saat datang disini aku sudah menunjukkan rasa cemburuku yang membabi buta begitu kata Sella dan aku kami juga sudah pemanasan babak pertama tadi setelah pertengkaran kecil kami, lalu aku juga sudah menggoda dan mencium Olin secara terang-terangan dihadapannya sampai Sella menggetok kepalaku dengan keras karena aku mesum sembarangan dan sekarang masih saja nekat.

"Sebenarnya Olin itu sudah punya pacar makanya saya pelet dia..." dia melongo dan sepertinya masih tidak percaya.

"Memangnya mas Rangga percaya pelet-pelet gitu ya?!" nah kan, tadi dia yang singgung-singgung duluan sekarang ganti bertanya apakah aku percaya hal begitu.

"Ummm... gimana ya??" aku balik bertanya.

"Kalau peletnya hilang gimana mas?" busyet dah nih anak ya geram aku jadinya.

Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang