Stempel Kaki

52.1K 3.9K 158
                                    

Rangga Pov

"Hei..." ucapku saat Olin tiba-tiba mengusap punggungku.

"Mereka sudah tidur?" aku menoleh pada pintu di belakangku dimana kamar anak-anak berada.

"Hu-um... hhh... sangat melelahkan..." aku mengusap tangannya yang melingkar dibahuku.

"Terima kasih..." ucapku sambil tersenyum.

"Masih belum selesai gambarnya? Ini buat apa?" aku menoleh pada kertas tugasku dan menatap apa yang Olin tunjuk.

"Ini rancangan rumah sederhana, ini tamannya... disini kamar, ruang tamu dan dapur..." ucapku menunjukkan rancangan yang sudah delapan puluh persen selesai.

"Jadi? Hari ini lembur lagi?" tanyanya menumpukan badannya padaku.

"Tidur saja dulu... kamu pasti capek seharian jagain mereka... ini harus selesai karena besok harus dikumpulkan..." aku meringis menatapnya.

"Hhh... baiklah..." ucapnya putus asa.

"Hei..." aku menarik tangannya kembali sebelum dia berbalik meninggalkanku.

Aku berdiri menatapnya dan kemudian tersenyum padanya.

"Jangan lupa do'a ya..." bisikku yang kemudian menciumnya. Satu detik, dua detik, tiga detik dan kurasa ini sudah lebih dari satu menit.

"Maaf honey..." ucapku seraya menarik diri dari ciuman hot kami.

"Aku ingin melanjutkan tapi tugas kuliahku masih banyak..." aku memasang wajah sedih, tapi aku memang benar-benar sedih. Seharusnya malam ini jadi malam hot kami tapi apa daya karena tugas kuliahku menumpuk.

"Atau..." aku tersenyum menatapnya sambil merapikan anak rambutnya.

"Atau kita bisa melakukannya dalam lima belas menit?"

"Lupakan..." jawabnya lalu tertawa geli.

"Kamu pernah mengatakannya honey... hanya lima belas menit. Tapi akhirnya sampai subuh... ingat??"

"Ahhh... hahaha... iya juga... hahaha... tapi-"

"Sudahhh... sana lanjutkan sana mengerjakan tugasnya... biar ga malam-malam tidurnya..." Olin menarik kaosku, berjinjit dan menciumku beberapa detik dan tersenyum.

"Sana..." dia memutar tubuhku menghadap meja belajarku.

"Cepat selesaikan atau seluruh kasur kita akan menjadi milikku sendiri..." ucapnya sambil melambai dan berjalan ke tempat tidur.

"Malam honey..." bisiknya pelan dan aku hanya tersenyum melihatnya merapikan tempat tidur dan mengatur posisi tidur yang nyaman.

"Astaga... hebat sekali penemu kasur ini... apa mereka dapat nobel dengan penemuan kasur yang nyaman ini?" gumam Olin dan tentu saja aku terkikik mendengar kata-katanya.

Aku geleng kepala, dulu dia memuji penemu toilet, lalu memuji pembuat wajan karena multi guna dan sekarang pembuat kasur?

"Ada-ada saja..." aku kembali melanjutkan menyelesaikan tugas yang seharusnya aku kumpulkan minggu kemarin dan besok adalah kesempatan terakhir.

Aku menoleh kearah handphoneku saat layarnya menyala.

Bima
Tugas gue kelar! Lo?

"Resek nih anak pamer-pamer. Liat aja besok siapa yang lebih bagus..." aku tersenyum dan membalik handphoneku tanpa perlu membalas pesan Bima.

Entah sudah berapa lama aku mengerjakan tugasku sampai kudengar suara entah Keenan entah Arion dan itu harus segera diatasi atau akan terjadi keributan dimalam hari.

Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang