Hallo... duhhh maafkan Yui karena baru update yaaaaa...
Maaf karena Yui drop terus kesehatannya...
Jadi kali ini ga terlalu panjang yaaa...
-
Aku menggerakkan badanku dan mengerjapkan mataku dengan berat saat ku dengar pintu kamar dibuka dan sebuah bayangan hitam mendekat.
"Hei... sorry ganggu tidurnya... di bazar rame banget... tidur aja..." Rangga berbisik dan kemudian menciumku.
"Jam berapa?" tanyaku seraya menguap kecil.
"Jam satu honey..." Rangga duduk di tempat tidur sambil membuka kancing kemejanya dan duduk memunggungiku.
"Nyalain aja lampunya..." ucapku masih setengah mengantuk.
"Ga apa-apa honey... kamu tidur aja. Aku mandi terus tidur kok..." ucapnya yang kemudian berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Aku mengerutkan keningku dan menatapnya yang menjauh dan masuk kamar mandi.
"Hhh, sudahlah..." gumamku yang kemudian tidur kembali.
Namun beberapa detik kemudian mataku terbuka lagi. Hhh, naluri keibuanku selalu saja muncul. Aku tidak akan tenang dan bisa tidur sebelum membuatkan sesuatu untuk Rangga dan pada akhirnya aku bangun, menyalakan lampu dan menepuk pipiku supaya aku benar-benar bangun.
"Wakeup Olin..." aku menunduk mencari dimana sendalku berada. Aku menoleh saat kudengar suara shower yang bergemericik mengeluarkan suara air.
Aku berjalan ke dapur, membuka lemari pendingin dan mengambil roti.
"Roti bakar dan susu cokelat hangat kurasa bisa mengatasi nafsu makannya yang segunung itu...hhh..." aku mendesah pelan sambil menyiapkan semuanya. Mungkin karena acara di bazar yang menyita banyak energi sehingga setiap pulang selalu lapar. Atau dia tidak makan malam ya???
"Ok! Selesai!!" aku tersenyum dan membawa sepiring roti bakar keju dan segelas susu hangat.
"Oh iya hampir saja lupa... besok kan jadwalnya kontrol, Rangga bisa nemenin ga ya??" aku geleng kepala dan berjalan seperti siput menaiki tangga.
Aku mendongak dan mendesah panjang. Apa kalian tahu, ini sangat melelahkan. Naik tangga saat dirimu hamil besar kembar tujuh bulan itu seperti mendaki gunung tinggi disiang bolong.
"Finally..." aku berhenti di depan pintu kamar dan menarik nafas panjang.
"Terima kasih Bu Yasmin... tadi makan malamnya cukup untuk semua team kok..."
"Makan malam?? Jadi Rangga sudah makan malam? Dan siapa bu Yasmin? Baru kali ini dengarnya..." gumamku. Aku menempelkan telingaku di pintu dan mendengarkan apa yang Rangga bicarakan di telefon.
"Saya tidak enak bu... hahaha... "
Aku mengerutkan keningku kesal karena aku tidak tahu apa yang sedang Rangga bicarakan.
"Yas-Yasmin... ok, umm... baik..."
Yasmin? Tidak pakai bu lagi??
"Baik, terima kasih atas donaturnya..."
Donatur? Jadi salah satu donatur acara bazar dan amal? Jadi salah satu orang yang akan dinner sama Rangga??
"Sabar Olin... cuma dinner acara amal..." bisikku pelan pada diriku sendiri. Aku tersenyum dan siap membuka pintu tapi langkahku terhenti saat Rangga mengucapkan kata-kata yang membuatku terdiam dan membeku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Brondong?! 2 (Sebagian sudah dihapus)
MizahPERINGATAN!! Membaca ini akan membuatmu tersenyum dan tertawa terus. Jadi hati-hati! Rawan dibilang gila. "Cinta??? Ya aku cinta sama suamiku yang brondong. Tapi, dia itu super nyebelin!!" -Pauline Larasati- "Cinta??? Tentu saja! Seluruh dunia juga...