11. Minhyuk

3.5K 259 94
                                    

Pagiku masih tentangmu, bagaimana denganmu?
Masihkah tentangku?

Sinb menatap lembut wajah pria yang tengah tertidur pulas dengan kepala menelengkup diatas meja.
Ingin rasanya Sinb mengelus atau bahkan mungkin mencium pipinya barang sedetik saja.
Tapi Sinb tau, itu adalah hal yang mustahil. Bisa melihatnya saja sudah menjadi kebahagiaan tersendiri untuk Sinb.

Sinb menegakkan punggungnya, ketika pria tersebut terbangun dengan mulut menguap lebar.

"eoh? Sejak kapan kau datang?"

Sinb tersenyum simpul, kemudian merapikan helaian rambutnya yang berantakan.

"baru saja." bohong Sinb, padahal sudah ada hampir 1 jam Sinb datang, dan kegiatannya sejak tadi hanya memandangi wajah pria tersebut dalam diam.

"kenapa tidak membangunkanku?"

"aku ingin membangunkanmu, tapi kau sudah lebih dulu terbangun."

"baiklah, aku ingin cuci muka terlebih dahulu."

Sinb mengangguk sebagai jawaban, ia mengedarkan pandangannya keruangan kerja pria tadi dengan senyum simpul.
tangannya terulur mengambil sebuah pigura yang terpajang diatas meja.
Senyum kecut terpatri diwajahnya, ia menaruh kembali pigura tersebut.

"kau kesini bersama siapa?"

Sinb menoleh cepat.

"sendiri."

"ada apa kau datang kesini? Padahal aku ingin kerumahmu nanti."

Sinb menghela nafas berat, kemudian menatap berani obsidian pria tersebut.

"Kang Minhyuk~ssi mari kita sudahi ini."

❤❤❤

"kau benar-benar memutuskan pria sebaik Minhyuk?" tanya Eunseo.

Sinb mengangguk dengan pandangan lurus menatap kumpulan anak kecil yang sedang bermain ditaman.

"apa aku mengambil keputusan yang salah?" tanya Sinb dengan suara pelan.

"aku bukan ingin menyalahkanmu atau Minhyuk.
Hanya saja, kenapa kalian tidak saling terbuka."

Sinb menundukkan kepalanya, memandangi kakinya yang terbalut sepatu kets putih.

"aku tak pernah tau apa yang ada difikirannya.
Ia selalu baik-baik saja dihadapanku, selalu berlaku seperti pacar yang baik buatku.
Tapi... "

Sinb menjeda ucapannya, ia mendongak menatap pepohonan rimbun yang menjatuhkan daun-daun kering yang berterbangan seiring dengan hembusan angin.

"aku tau hatinya bukan untukku." sambung Sinb lirih.

"kenapa kau bisa berfikiran seperti itu?"

"ia hanya menganggapku sebagai adik perempuan kesayangannya, bahkan ia menyatakan perasaannya padaku kalau saja Yook Sungjae tidak selalu menyindir-nyindirku terus."

"emm.. Sebaiknya kau bicarakan dengannya terlebih dahulu, sebelum mengatakan putus."

"haruskah?"

"seharusnya sih." ujar Eunseo ragu.

"apa yang kau lakukan? Seandainya kau ada diposisiku?
Kau pacarnya, tapi dalam meja kerja kekasihmu masih terpajang fotonya dengan mantan kekasihnya yang dulu.
Bukan fotomu, tapi foto mantan Kekasihnya."

Eunseo terdiam, ia menatap Sinb iba.

"maafkan aku."

Sinb terkekeh pelan, kemudian ia bangkit berdiri menarik pelan lengan Eunseo.

Sinb with The BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang