13. Moonbin Part II

1.7K 215 98
                                    

Hal yang paling menyakitkan adalah ketika kita pura-pura tegar melihat orang yang kita cintai bersama orang lain..

Matanya terlihat sayu dengan hidung memerah.
Sesekali ia tersenyum riang, sesekali ia menangis tersedu-sedu seperti orang gila.
Ia menarik tisu diatas meja, kemudian menempelkannya dihidung.

"nyesek banget sih!!" pekiknya.

Pinky melebarkan matanya begitu memasuki kamar Sinb.
Lampu yang temaram, tisu berceceran dimana-mana dan juga Sinb yang bergemul didalam selimut hanya memunculkan kepalanya didedan laptop yang tergeletak diatas kasurnya.

"Sinb? kau menangis?" ujar Pinky panik.

Sinb mendongak dengan kepala mengangguk.

"kenapa? Ceritakan padaku?"

Pinky melempar tas dan coatnya asal kemudian duduk ditepi kasur Sinb dengan pandangan khawatir.
Sedangkan yang ditatap, hanya mengerutkan keningnya bingung.

"apa yang mesti aku ceritakan?"

Pinky menatap gemas Sinb, kemudian menyibak selimut yang menutup keseluruhan tubuh Sinb.

"kenapa kau menangis?"

Sinb menunjuk laptopnya yang menayangkan drama korea miracle in cell no. 7.
Yang langsung membuat Pinky menoyor kepala Sinb kesal, ia kira Sinb menangis karna sesuatu.

"bikin panik aja sih!!" kesal Pinky.

"sedihh tau!!"

❤❤❤

"kau hanya akan membiarkannya terus?"

Sinb menghela nafas gusar, ia mengaduk-aduk malas minumannya.

"lalu aku harus bagaimana?"

Umji menghembuskan nafas kesal.

"lakukan sesuatu, jangan diam saja.
Kau tau? Ini sudah diluar batas!"

Sinb menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

"dari awal memang ini kesalahanku."

"ya, memang salahmu! Kenapa kau menyuruhnya untuk menjadi Tour guidenya? Kau sungguh bodoh!!"

"ya, tolong jangan diingatkan kembali."

"lagipula ini sudah hampir 2 bulan, dan dia masih meminta Moonbin untuk menjadi Tour guide nya?"

"mungkin ia benar-benar tak hapal jalan, atau mungkin ia benar-benar lupa dengan negara ini." sahut Sinb berfikir positif.

"kau terlalu baik!" dengus Umji.

"baik?"

Sinb tertawa sumbang, ia memejamkan matanya perlahan.

"aku malah merasa kalau aku yang jahat."

"eh? Kenapa kau berfikir seperti itu?"

"entahlah."

❤❤❤

Sinb bangkit berdiri kemudian menjabat tangan wanita seumurannya dengan senyum simpul.

"senang bekerja sama denganmu, Mrs. Hwang."

Sinb terkekeh ringan.

"cukup memanggilku Sinb, Yerin Eonni."

"kau masih sama seperti dulu, kukira kau akan sombong."

"apa yang perlu kusombongkan?"

"karirmu yang sukses tentunya."

"oh ayolah jangan bercanda."

Sinb with The BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang