Sihir apa yang telah kau berikan kepadaku?
Sehingga aku begitu payahnya untuk melupakanmu..Sinb merenggangkan ototnya yang kaku, akibat terlalu lama duduk dikursi kerjanya dengan pandangan lurus menghadap laptop.
Ia bangkit berdiri ingin mengambil minum, namu langkahnya terhenti dan pandangan matanya terkunci pada satu figura berukuran sedang diatas nakas yang memotret dirinya yang dirangkul mesra oleh seorang pria tinggi berkulit tan yang tersenyum lebar menampilkan gingsulnya yang seperti taring.Sinb berjalan pelan dengan tangan terulur mengambil figura tersebut.
Ibu jarinya tergerak mengusap permukaan foto yang terbalut kaca bening."apa kabarmu Kim Mingyu?"
Sinb menatap sendu foto tersebut dengan helaan nafas panjang.
"tanpa aku sadari ini tahun ketujuh aku tak pernah melihat dirimu lagi."
Sinb berjalan kearah balkon kamarnya, kemudian bersandar pada sisi balkon dengan kepala mendongak memandangin bintang-bintang yang berpendar indah dan bulan yang bersinar bulat penuh.
"apa yang sedang kau lakukan saat ini?"
"apa kau melakukan yang kulakukan saat ini? Berkutat pada kenangan tanpa mau menyosong lembaran baru?"
"tubuhku memang disini, tapi hatiku tertinggal jauh disana, tapatnya sengaja kutinggalkan untukmu."
"ingin rasanya aku kembali kesana, tapi aku takut.. Aku takut ketika aku kembali, kau sudah bahagia dengan yang lain." lirih Sinb.
Sinb mengulurkan sebelah tangannya keatas dengan senyum tipis.
"bintang masih juga tak bisa kugapai.. Sama artinya aku yang tak akan pernah bisa menggapaimu.."
Sinb menoleh cepat ketika mendengar suara pintu kamarnya terbuka.
Senyum hangat terpatri diwajahnya, ketika seorang wanita yang wajahnya hampir bahkan sangat mirip dengannya menyembulkan kepalanya."Hai.. Mom."
Jessica Jung, Ibu Sinb menghampiri putri semata wayangnya yang tengah menaruh sebuah pigura keatas nakas.
"belum tidur?"
Sinb menggeleng, kemudian merangkul mesra lengan Jessica dan membawanya duduk diatas kasurnya.
"aku baru selesai mengerjakan pekerjaan kantorku, Mom."
"ini hampir pukul 1 malam, Honey."
"lalu kenapa juga Mom belum tidur? Mimpi buruk lagi?"
"entahlah.. "
Sinb menatap khawatir Jessica, pasalnya alasan ia tinggal dan menetap disini adalah untuk kesembuhan psikis Jessica.
Semenjak kecelakaan yang dialaminya dan menewaskan Siwon, ayahnya.
Jessica menjadi seperti patung hidup, bernyawa tapi jiwanya tak berada ditempatnya.
Dan selama 7 tahun ini Sinb, Krystal dan James (ayah Jessica dan Krystal) selalu berada disisi Jessica.
Mendukung dan menyemangatinya ketika Jessica meraung-raung menyalahkan dirinya atas kecelakaan tersebut.
Dan ditempat inilah Jessica sudah kembali seperti semula, lebih berwarna walaupun tidak seceria dulu ketika Siwon masih ada.
Sinb berjengit begitu merasakan sebuah tepukan pelan dilengannya."apa yang kau fikirkan?"
"tidak.. Hanya saja.. "
Sinb menjeda ucapannya kemudian menggeleng cepat.
"sudahlah, lupakan saja."
❤❤❤
"Morning~~" sapa Sinb kepada Jessica dan James yang sudah duduk dikursi meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinb with The Boys
Fiksi Penggemaroneshoot and drabble monggoooo dicek dulu, siapa tau aja suka.. karya baru lagi dari aku 😘😘😘