Ji Chang Wook

1.2K 131 10
                                    

Ji Chang Wook tau dia sudah gila, benar-benar gila.
Karna jatuh cinta pada bocah berusia 5 tahun menjelang 6 tahun pada usia dimana ia baru saja mendapat KTP.
Hanya karna melihat bagaimana manik coklat cemerlang yang mengerjap padanya, menyodorkan lolipop bermerek chupa cups berperisa strawberry kearahnya, seraya berujar dengan suara cadelnya.

"Om ngga boleh sedih, kan udah Unbi kasih pelmen."

Tautan dikening Chang Wook perlahan memudar, rahang kakunya perlahan mengendur.
Bibir yang tak pernah mengulas senyum pada orang lain, untuk pertama kalinya terulas.
Cukup tipis namun terlihat tampan, dan membuat si bocah perempuan tersebut ikut mengulas senyum riang.
Kelopak matanya melengkung indah seperti senyuman, nampak cantik, manis dan menggemaskan dalam sekali tindakan.
Hingga detak jantung Chang Wook berdetak cepat layaknya orang yang terkena serangan jantung.

Kegilaannya tak sampai situ, bahkan ia dengan setia mengamati perkembangan bocah 5 menjelang 6 tahun itu sampai sekarang hingga usianya 23 tahun, lewat asisten terpercaya-nya.
'Hwang Eunbi' nama yang akan ia selalu ingat, nama yang selalu tersimpan dihatinya.
bocah yang tanpa sadar menjadi kekuatannya, yang tanpa sadar menariknya dari kegelapan.
bocah yang menjadi cahayanya, disaat ia berfikir akan menghilangkan nyawanya saat itu.

Informasi Eunbi, kegiatan Eunbi menjadi prioritas utamanya.
Sehari tak mendapatkan informasi apapun tentang Eunbi akan membuatnya menggila.

"apa yang dilakukannya sekarang?" tanya Chang Wook tanpa mengalihkan tatapannya dari berkas-berkas ditangannya.

"Nona Eunbi sedang diperpustakaan kota, Tuan."

"sendiri?"

Sempat terjadi keheningan cukup lama, sampai Chang Wook mendongakkan kepalanya menautkan alisnya tajam dengan rahang mengetat.

"siapa?!! Bereskan tanpa aku harus mengulang perintahku, Woo Dohwan!!"

Woo Dohwan, assiten kepercayaan Chang Wook menganggukkan kepalanya patuh.
Tangan kanannya bergerak menekan tombol pada earpods yang menyumpal telinga kanannya.

"Tae Joon, seperti biasa." ujar Dohwan sebelum keluar dari ruang kerja Chang Wook.

Sementara selepas kepergian Dohwan, Changwook melonggarkan kasar dasinya hingga terlepas dari lehernya.
Ia melempar kasar dasi miliknya kesudut ruangan.

"secepatnya! Secepatnya aku akan memilikimu, Eunbi."

👿👿👿

"Soo.. Seo.. Kenapa Xiaojun tiba-tiba saja pergi dengan raut ketakutan seperti itu?" tanya Eunbi dengan tubuh mencondong kearah Eunseo dan Soojin yang duduk diseberangnya dengan suara berbisik kecil.

"kau tau Eunbi.."

Eunbi menaikkan sebelah alisnya, menunggu ujaran Soojin yang kini membuat raut wajah yang begitu serius.

Sinb with The BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang