Eunbi memberikan selembar foto kearah Wooseok, yang diterimanya dengan kening berkerut.
"aku tau ini melewati batasku sebagai pengacaramu, tapi aku butuh penjelasan atas apa yang aku alami belakangan ini."
Wooseok melebarkan matanya, lantas mendongakkan kepalanya menatap Eunbi dan Eunseo dengan raut terkejut.
"bagaimana foto ini bisa ada padamu?" Tanya Wooseok dengan wajah terkejut luar biasa.
"maaf.. Aku tau aku lancang, aku mengambilnya dari album fotomu yang saat itu terjatuh dari rak bukumu."
Wooseok terdiam memandangi foto tersebut.
"Jaksa Yoon itu kembaranmu kan?" tanya Eunbi, yang langsung membuat Wooseok mendongak.
"bukan." balas Wooseok dengan raut wajah yang tak bisa Eunbi mengerti.
Eunseo dan Eunbi saling pandang, merasa semakin tidak mengerti.
"tapi wajah kalian?"
"kembaranku sudah meninggal, dan soal si Breng- maksudku soal Jaksa Yoon dia bukan siapa-siapaku." balas Wooseok dengan wajah memerah menahan emosi.
"bagaimana mungkin? Kenapa Jaksa Yoon sering kali datang ke apartment mu? Dan juga kenapa Jaksa Yoon mengaku kalau kau adalah sepupunya." ucap Eunbi kebingungan.
Wooseok berdecih, lalu setelahnya tertawa cukup kencang, hingga beberapa orang yang ada di Cafe meliriknya penuh minat.
"aishh!! Br*ngsek itu." serapah Wooseok.
"aku tau kau mengetahui sesuatu." ucap Eunbi yang langsung membuat Wooseok menatapnya frustasi.
"berhentilah mencari tau, jika kau tidak ingin dalam bahaya."
Wooseok beranjak dari duduknya, lantas memasukan selembar foto tadi kedalam saku jaketnya dan melangkah pergi.
"apa Jaksa Yoon mempunyai kelainan mental alter ego?" tanya Eunseo.
Wooseok menghentikan langkahnya, memutar tubuhnya dan tersenyum masam.
"bukan alter ego, tapi prosopagnosia dan ICAD (impulse control and addition disorders)."
Eunbi dan Eunseo menahan nafasnya, terlalu shock dengan kenyataan yang didengarnya.
"berhati-hatilah, hanya itu pesanku."
Setelahnya Wooseok berlalu pergi meninggalkan Eunbi dan Eunseo yang masih tergugu ditempatnya.
"ICAD? dia kecanduan pada apa?" tanya Eunseo yang menatap Eunbi bingung.
Eunbi mengerjapkan matanya, tubuhnya kembali meluruh duduk dikursinya dengan tangan memijit pelipisnya yang berdenyut.
"membunuh, dia kecanduan membunuh."
🌱🌱🌱
"kepalamu masih pusing?"
Eunbi mengangguk samar, ia menyandarkan kepalanya dan menyamankan kepalanya pada Dada Seungwoo.
Sementara Seungwoo mengusap-usap punggungnya memberikan ketenangan."dia tidak mengenalku karna dia tidak mengenali wajahku.
Dia menyerangku malam itu, karna ia memasang alarm kedatanganku di apartment.
Dia memantau apartmentku karna diluar apartment dia tidak bisa mengenaliku sama sekali.
Dia mengenaliku dimalam penusukan itu karna melihat kalung yang sehari-hari kugunakan.
Ketika malam penyerangan kedua dia melihat ku lewat pakaian yang kugunakan malam itu.
Dan saat pengejaran karna cardigan yang kugunakan tersangkut dan aku melepasnya, dia jadi kehilangan jejakku.
Dan dia mengenaliku sebagai pengacara lewat suaraku, karna ketika penyerangan pertama dan kedua aku tidak bersuara atau lebih tepatnya suaraku lebih samar dan lebih rendah karna ketakutan jadi ada sedikit perbedaan suara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinb with The Boys
Fanfictiononeshoot and drabble monggoooo dicek dulu, siapa tau aja suka.. karya baru lagi dari aku 😘😘😘