Mengingatmu itu memang sakit
Tapi memilih melupakanmu itu jauh lebih sakit ..
Dan melupakan semua tentangmu itulah yang kuinginkan saat iniSinb menutup buku bacaannya begitu mendengar suara bell berdering.
Ia berjalan perlahan mengingat perutnya sudah semakin membesar saja, Mengingat ini sudah bulan ke-7.
Dengan susah payah ia membuka pintu rumahnya, senyumnya terkembang ketika Sejeonglah yang datang."kenapa lama sekali?" keluh Sinb.
"apa kau tau mencari makanan yang kau minta itu sangat sulit."
"aku hanya meminta mochi green tea, apa susahnya sih." cibir Sinb.
"iya tidak susah jika saja kau memintanya siang hari, ini masih pagi Sinb sayang!! Terlebih ini masih jam 5 pagi!! Toko mochi mana yang Buka diwaktu sepagi ini!!" kesal Sejeong.
Sinb terkekeh kemudian ia memeluk lengan Sejeong dengan sebelah tangan mengusap-usap lembut perut buncitnya.
Sejeong membantu Sinb yang kesulitan berjalan."kakimu membengkak lagi?" tanya Sejeong.
Sinb menunduk mengamati kakinya yang membengkak.
"aku sudah mengompresnya tapi tetap saja membengkak." keluh Sinb.
"sudah kau tanyakan pada Dokter?"
Sinb mengangguk cepat kemudian merebahkan punggungnya kesofa dengan kaki ia luruskan keatas meja.
"Dokter bilang aku harus berjalan keluar dengan kaki menyeker. Itu akan membantuku dalam proses persalinan juga."
"jadi tunggu apa lagi? Ayo kita keluar, udara pagi bagus untukmu."
"aku tidak ingin keluar."
"apa kau tidak bosan? Harus terus berdiam diri didalam rumah, bahkan pemeriksaan kandunganpun, kau selalu memanggil Dokter datang kesini."
"jujur aku sangat bosan, tapi jika aku keluar keinginanku untuk bertemu Tuan semakin besar."
"kalau begitu temui dia!!"
"haruskah? 7 bulan aku pergi dan dia tidak mencariku sama sekali."
"asal kau tau!! Dia selalu mencarimu!!"
"jangan membohongiku, ia tidak akan mencariku terlebih ada Eunseo disisinya." lirih Sinb.
"terserah kau mau percaya apa tidak!! Jadi keluarlah, kita jalan-jalan.
Aku berjanji kita hanya berjalan-jalan disekitar sini saja.""baiklah."
❤❤❤
Sinb tersenyum senang begitu karya lukisannya selesai ia buat.
"Baby.. Bagaimana lukisan ibumu ini?"
Sinb terkekeh ketika merasakan sebuah tendangan pelan dari dalam perutnya.
"sepertinya kau sangat menyukainya."
Sinb menoleh begitu merasakan sebuah usapan lembut dibahunya.
"Hai.." sapa Sinb.
"melukis Rowoon lagi?"
Sinb memandangi lukisannya, kemudian mengangguk dengan senyuman hangat.
"hanya ini cara satu-satunya agar rasa rinduku terobati." balas Sinb.
"lukisan yang keberapa?"
Sinb terkekeh kemudian meletakan kuasnya keatas meja disampingnya.
"emm.. Ke-29 mungkin." sahut Sinb.
"aku tidak menghitungnya." tambahnya lagi.
"Hwang.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinb with The Boys
Fanfictiononeshoot and drabble monggoooo dicek dulu, siapa tau aja suka.. karya baru lagi dari aku 😘😘😘