10. Mingyu Part III

3.4K 293 81
                                    

Berulang kali..
Kucoba membenci kehadiran bayangmu
Namun, bayanganmu pula yang terus memaksaku untuk selalu merindukanmu..
Bahkan mencintaimu..

Sinb mengaduk-aduk minumannya, menunggu ketiga sahabatnya disebuah cafe langganannya dulu.
Senyumnya terkembang begitu melihat kehadiran ketiga sahabatnya uang berjalan cepat menghampirinya.

"astaga!! Sinb!!" pekik Eunwoo heboh, ia memeluk Sinb erat yang diikuti oleh Dahyun dan Eunseo.

"sumpah kita kangen banget sama lo, kalau lagi kumpul suka sedih soalnya ada yang kurang." tukas Dahyun.

"wow!!"

Pandangan Sinb teralihkan keperut Eunseo yang membesar.

"sorry yah gue ngga bisa dateng ke nikahan lo waktu itu." sesal Sinb.

Eunseo menggeleng maklum, kemudian ia duduk disofa panjang sebelah Sinb dengan punggung bersandar.

"oh iya Yun, kapan lo nikah? Nunu aja minggu depan udah Nikah sama Kak Wonu, trus Eunseo udah Nikah sama Kak Rowoon malah udah mau lahiran.
Trus lo kapan?" ledek Sinb.

Dahyun meraup gemas wajah Sinb.

"nyadar woy, lo juga ngejones terus." kesal Dahyun.

Sinb mengeluarkan cengiran lebarnya, ia mengusap lembut perut buncit Eunseo.
Ia menghentikan gerakan mengusapnya, ketika mengingat sesuatu yang mengganggu fikirannya.

"emm.. Boleh gue nanya sesuatu sama kalian?"

Eunwoo menaikkan sebelah alisnya bingung, Dahyun menghentikan kegiatannya memotong chesee cakenya dan Eunseo hanya menatap Sinb penasaran.

"Mingyu? Kim Mingyu dia udah punya anak?" tanya Sinb ragu.

Ada perasaan was-was dihati Sinb ketika melihat raut wajah ketiga sahabatnya.

"Samuel yang lo maksud?"

Sinb mengangguk cepat, namun ketika Eunseo ingin membalas pertanyaan Sinb, Sinb lebih dulu menggeleng cepat.

"ngga, ngga usah dijelasin."

❤❤❤

Sinb berjengit begitu tiba-tiba saja Mingyu berdiri dibelakang tubuhnya.

"astaga!!"

Sinb berbalik cepat, kemudian menatap kesal Mingyu.

"berhenti membuatku jantungan, Mr. Kim." kesal Sinb.

"bisakah berhenti memanggilku dengan sebutan Mr. Kim?
Panggil aku seperti dulu, Kak Mingyu atau mungkin Mingyu."

Sinb mengalihkan pandangannya, entah mengapa menatap mata Mingyu adalah kelemahannya sekarang.
Ia tidak ingin terjatuh dilubang yang sama, jatuh cinta dan setelahnya tersakiti.
Dan ia juga tak ingin dicap oleh orang-orang sebagai perusak rumah tangga orang.

"bukankah kau mengatakan kalau semuanya sudah berbeda? Tak lagi sama?" ingat Sinb.

Mingyu menarik lembut dagu Sinb untuk menatap wajahnya.

"aku disini, bukan disana."

Sinb menepis tangan Mingyu yang bertengger manis didagunya.

"kau marah padaku?" tanya Mingyu.

"haruskah kujawab kalau kau sendiri mengetahui jawabannya?"

Mingyu menundukkan kepalanya kemudian terkekeh.

"kau tak pernah berubah, dan aku bersyukur akan hal itu."

Sinb memundurkan tubuhnya, kemudian berdecak sebal.

Sinb with The BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang