BAB 50:#IPB

30.2K 801 54
                                    

"Putri!! Putriii...." Aku meneriak memanggil anak kecil itu dari bawah.

"Heii...sudahlahhh. Putri tak tahu apa-apa!" Jihyo cuba menghalang. Akan tetapi, kata-katanya aku endahkam sahaja.

"Putriiiiii..." Aku memanggilnya sekali lagi.

"Ye???" Dia menyahut gembira.Putri turun pada anak tangga dengan perlahan. Wajahnya yang ceria bertukar muram setelah melihat anak mataku tepat pada matanya.
Dia tahu, aku marah terhadapnya.

Putri tercegat di tepi tangga sambil menundukkan wajahnya

"Duduk..." Arahku perlahan.

Dia turut perintahku. Akan tetapi, aku tahu sedikit sebanyak dia mempunyai perasaan takut dari segi wajahnya.

Aku diam memejamkan mata sebentar. Udara ku hirup bagi menenangkan hati yang bercampur baur ini.

"Berapa kali ibu nak pesan, Putri??? Hah?? ibu dah pesan beribu-ribu kali! Kalau pergi mana-mana sekali pun, jangan suka-suka hati jadi macam orang besar pergi jalan sorang!!. Kenapa Putri degil sangat ni ah?? Ada sebab ibu pesan semua tu!!"
Hampir jatuh air mataku yang penuh dalam kelopak mata. Aku kuatkan jua dihadapan Putri.

"Bella, Dia tak tahu apa-apa lah..sudah-sudahlah tu marah dia!"
Jihyo menolak sedikit tubuhku.

"Sebab dia tak tahu apa-apa lah aku kena ajar dia!"

Jihyo mengeluh perlahan. Mungkin dia tidak sampai hati melihat Putri yang mengesat-ngesat air matanya sambil berpeluk lutut.

 Mungkin dia tidak sampai hati melihat Putri yang mengesat-ngesat air matanya sambil berpeluk lutut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Putri nak ke satu hari kalau ada orang tarik Putri, kerat-kerat kaki ni...Nak ke??? Putri degil!! Ibu dah pesan dah, Putri!! Bukannya tak! Susah sangat ke nak dengar cakap ibu?? Susah ke??"

Suaranya teresak-esak sambil menyeka air mata." Takkk...Puttt...Pu..Putri min..min..minta maaf.."

Akhirnya, aku gagal kuatkan semangat diriku. Air mataku jatuh menitis-nitis. Dadaku turun naik mencari ruang untuk bernafas.

Aku mendengus perlahan sambil mengesat air mata. Nada suaraku diperlahankan lebih lembut
"Orang dekat luar sana, tak semuanya baik, Putri. Banyak orang jahat kat luar sana. Ibu taknak....ibu taknak hilang anak ibu. Cukuplah ibu dah hilang mama dengan papa ibu. Ibu harap Putri faham."
Aku menyeka air mataku sekilas ,lalu menapak laju ke ruangan atas meninggalkan Jihyo dan Putri di bawah.

"Bella....." sahut Jihyo. Aku tidak hiraukannya.

Matanya tertancap ke arah Putri yang teresak-esak menangis di atas sofa.
Pantas tubuh kecil itu didakapnya perlahan.

"Meh sini kat Aunty......Putri janganlah nangis, tengok kan dah tak comel! tak pe, ibu marah bukannya ibu benci. Ibu sayang kat Putri, sebab itulah ibu marah! tak mo nangis ehh?" Pujuk Jihyo sambil menyelak anak rambut Putri dengan mulus.

"Ke...ke..kenapa ibu nangis, Aunty?" esaknya dengan suara serak.

"ermm...ermmm.. Biasalah perempuan kan..kejap okay, kejap tak..Nanti bila Putri dah matang, putri akan tahu!"

Isteri Pakai Buang✔️Where stories live. Discover now