23. Mimpi II

1.3K 71 0
                                    

"bilang kamu sayang aku atau tidak ": kata Irene

"Aku..aku..":terbata bata aku menjawabnya.

Kupandang wajah Irene dalam dalam tapi tiba tiba....
Penglihatan itu muncul lagi.... Penglihatan yang tak ingin ku alami lagi. Darah ya darah terlihata darah mengalir dan tangis dan sosok seorang yang memunggungiku.

Suara klakson terdengar sebuah mobil masuk halaman villa membuyarkan penglihatanku. Irene mundur agak menjauh dariku.
Terlihat Deni, Amat, Lia, Indri turun dari mobil sambil membawa belanjaan.

"Irene aku belikan oleh oleh untuk kamu bawa pulang": kata Indri.

"Iya makasih": kata Irene.

"Bro, napa muka lu pucet ": kata Den

"Ga tau tiba tiba palaku pusing aku istirahat dulu": kataku

"Ya udah istirahat dulu ntar malem kita pulang": kata Amat

Aku melangkah kekamar tidur dan merebahkan diriku diatas kasur tak lama kemudian aku tertidur.

Siapa itu sosok cw itu memunggungiku sambil menangis sedih. Kutanya kenapa kamu bersedih. Cw itu hanya menunjuk dikata itu seperti kejadian kecelakaan aku tak mau melihat tapi aku seperti tak bisa menutup mata. Darah .. Darah ya darah dimana mana.
Aku tiba tiba terjaga dari tidur mimpi itu seperti nyata.

" aka, aka bangun ntar lagi kita pulang " : suara Deni memanggilku.

" Iya aku dah bangun ": jawabku.

Aku keluar kamar pergi mandi. Setelah mandi ternyata temen temen sudah menunggu. Kami masuk mobil. Amat menyetir dan Lia duduk didepan. Deni, Indri, dan Irene duduk ditengah. Dan aku duduk sendiri dibelakang. Mobil berjalan meninggalkan villa. Mang Ujang penjaga villa melambaikan tangannya.. Mobil melaju meninggalkan villa memasuki jalan utama. Seandainya siang mungkin akan indah pemandangan diluar.
Tiba tiba aku merasa mual.

" Den kasih tau amat berhenti sebentar aku mau muntah ": kataku.

" Amat berhenti sebentar aka mau muntah ": kata Deni

" Kenapa si aka hari ini koq aneh ": kata Amat.

Mobil berhenti aku segera keluar dan. Aku muntah dipinggir jalan. Pusing sekali kepala ini. Tiba tiba sosok cw sudah berdiri disisiku.
Wajahnya tak jelas tapi pakainannya mirip manusia biasa.

" Jangan takut aku hanya menemanimu ": kata sosok cw itu.

" Pakai minyak kayu putih ini ": kata Indri yg menyusulku turun

" Masuk angin kali lu ka ": kata Deni.

Tiba tiba penglihatan aneh sekilas sekilas lewat.

" Den kamu percaya aku kan ": kataku

" Gue percaya lu ka sejak dari dulu ": kata Deni

" Aku minta kita berhenti sejenak disini sebentar aja ":kataku.

" baik aka kita istirahat sebentar ": kata Deni

"Aka kamu ga apa apa kan" kata Amat

"Aku ga apa apa kita istirahat sebentar ya ": kataku

Kepalaku mulai berangsur membaik dan mualku mulai hilang. Sosok cw itu mengajakku naik mobil. Aku mengajak teman temanku melanjutkan perjalanan. Mobil kembali mulai berjalan memasuki jalan utama tapi belum berjalan jauh tiba tiba didepan tampak kerumunan beberapa mobil didepan berjalan lambat. Deni membuka jendela bertanya kepada orang yang berada di pinggir jalan apa yang terjadi dab orang tersebut menjelaskan baru saja terjadi kecelakaan antara mobil dan sepeda motor... Mobil kami melintas pelan dibekas kecelakaan kulihat tubuh korban itu masih tergeletak disisi jalan belum ada yang memindahkan satu lelaki dan satu cw mereka berlumuran darah ketika kulihat wajahnya korban cw itu mirip dengan wajah sosok cw yg muncul tiba tiba di kebun teh. Tak ada satu teman ku yg sadar disisiku didalam mobil ini ada sosok cw yg sama dengan korban. Mobil menjauh melewati lokasi kecelakaan.. Sosok itu berbisik ditelingaku.."Aku akan datang lagi untuk menyampaikan pesan".
Lalu sosok itu menghilang...

" aka kamu sebenarnya tau akan ada kecelakaan ya kan?": kata Indri
"ga tau cuma merasakan pertanda": kataku
"sama aja kali ": kata Deni.
"tau ga tadi semenjak aka muntah sampe lokasi kecelakaan mobil serasa berat tapi lewat lokasi kecelakaan mobil jadi seperti biasa": kata Amat
"yang penting kita selamat": kataku

Amat mengantar kami satu persatu kerumah masing masing. Sesampainya dirumah terasa lelah sekali tubuh ini... aku masih berfikir siapa sosok cw itu dan kenapa mau datang lagi.

Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang