100. Teror di malam hari

1K 53 0
                                    


Bada Isya aku dan keluarga nonton tv. Sesekali aku membantu Anisa mewarnai gambar buku mewarnai. Terdengar pintu diketuk, bibi ke depan membukakan pintu.
Terdengar langkah kaki mendekat. 
"Nak Aka mama nginep disini ya malam ini": kata mama Shinta yang baru datang.
"Silahkan mama, gak usah sungkan sungkan. Tania ga nginep disini juga?": tanyaku.
"Aku ingin ikut ronda": kata Tania
"Mana ada cewe ronda": kataku
"Ya aku yang jadi pertama cewe ronda": kata Tania.
"Dirumah aja jagain mama, kaka Viona": kataku.
"Yah padahal ingin ikut ronda": kata Tania.
"Tante ajarin Nisa mewarnai dong": kata Anisa.
"Iya sini tante bantu": kata Tania.
"Tania ada ada aja ingin ronda segala": kata Ibu.

Sekitar setengah jam kemudian aku pamit pergi ronda. Aku membawa sedikit makanan,kopi dan rokok. Aku menuju pos kamling dikomplek. Disana hanya ada pa Dede satpam komplek yang asik nonton Tv yang ada di pos.

"Pak sendirian, yang lain belum pada dateng?": tanyaku.
"Belum den Aka, baru jam 9 bentar lagi mungkin pada dateng": kata pak Dede.
"Nih pak kalo mau ngopi, ada makanan juga, rokok juga ada": kataku.
"Makasih den": kata pak Dede.

Jam menunjukkan pukul 9 malam kurang tapi suasana komplek sangat sepi. Aku ngecek bbm dan nanya keadaan cafe lewat bbm pada Erni. 

"Pak, satpam yang tugas malam ini berapa orang?": tanyaku.
"Harusnya 4 orang, tapi pak Bram ga masuk jadi bertiga. 2 orang bagian depan komplek, saya dan pak Bram belakang komplek. Untung pa Rt inisiatif ronda jadi saya ga sendiri.": kata pak Dede.
"Nama asli pak Bram memang Bram atau bukan?": tanyaku.
"Bukan Den, aslinya parman cuma suka dipanggil Bram": kata Pak Dede.

Tak lama pak Rt, pak Dayat, dan pak Toni datang. 

"Dah lama nak aka?": tanya Pa Rt
"Belum pak Rt, yang lain mana": kataku
"Ga ada cuma kita yang ronda,yang lain pada gak mau": kata Pak RT.
"Mereka pada takut, seharusnya gak usah takut kalo rame rame": kata Toni.
"Ya udah mending kita ngopi dulu": kata Pak Dayat.
"Wah banyak makanan yang hadir cuma sedikit": kata pak Toni.

Angim malam berhembus,dingin terasa. Kami ngobrol kesana kemari.
Kulihat dari jauh ada dua orang satpam berjalan mendekati kami.

"Jojo, Maman kenapa kalian kesini bukannya kalian jaga bagian depan": kata pak Dede
"Tau nih Maman ngajak kesini mau minta kopi katanya": kata satpam bernama Jojo.
"Ambil aja banyak nih": kata pak Toni.

Pak Jojo mengambil kopi dan rokok. Sementara pak Maman berdiri agak jauh dari kami.
Aku membuatkan kopi. Kuberikan pada Pak Jojo. 

"Yang ini diminum dulu disini": kataku pada pak Jojo.
"Wah den koq jadi ngerepotin":kata pa Jojo.

Aku mencolek pak Dayat dan kemudian menghampiri pak Maman.

"Ini pak silahkan diminum": kataku.
pak Dayat mendekati kami.
"Silahkan pak diminum dulu": kataku 
Pak Maman meminum kopi itu.. Tiba tiba angin bertiup kencang pak Maman berteriak dan mundur lalu tubuhnya seperti berasap dan..

"Siapa kamu,.. Siapa kamu!!!": teriak pak Dayat.

Tiba tiba pak Maman berubah ... Tubuhnya menjadi asap hitam.. Dan berubah jadi makhluk hitam yang berbulu hitam dan kini sosok itu mulai berubah menjadi besar. 

Pak Dayat mulai membaca doa. Aku pun sama membaca doa. Pak Dayat menyabetkan sarung yang dipakainya kearah makhluk itu. Makhluk itu menjerit dan melompat kebelakang dan menghilang dalam kegelapan.

"Apa itu tadi": kata pak Toni
"Astaga tadi saya berjalan dengan siapa? Maman dimana?": kata pak Jojo seperti kaget.
"Coba kamu cerita bagaimana pas bertemu Maman pas tugas": kata pak Rt.
"Pas magrib ketemu biasa aja sampe, nah pas Maman ijin ke wc. Pas balik lagi Maman koq berbeda dan ngajak kesini": kata Pak Jojo.
"Kalo gitu mesti dicek dimana pak Maman yang asli": kataku.
"Saya aja yang kedepan, nak Aka disini": kata Pak Dayat.
"Saya ikut ya pak Dayat": kata pak Toni.

Pak Jojo, pak Dayat, dan pak Toni pergi kedepan komplek. Aku pak RT, pak Dede menunggu di pos kamling.

Hp pak RT berdering dan pak RT mengangkat hpnya menjawab telpon.

"Nak Aka rumah pak Beni ada yang ngetuk pintunya diliat tak ada orang. Tapi gak lama terdengar lagi. Tadi yang nelpon pak Beni": kata pak Rt.
"Ya udah kita kesana aja": kataku.
"Pak Dede jaga di pos ya": kata pak RT.
"Pak Rt bawa htnya satu biar kita bisa komunikasi, pak Jojo juga pegang satu": kata pak Dede.
"Pak Dede sendirian gak apa apa": kataku. 
"Gak Den, saya gak apa apa": kata pak Dede.

Aku dan pak Rt melangkah menuju rumah pak Beni. Ditengah jalan kami bertemu dengan Andri putra pak RT. 

"Nak mau kemana": kata pak Rt.
"Nemenin bapak ronda": kata Andri
"Ya udah ke pos kamling aja temenin pak Dede. Hati hati nak": kata pak Rt.
"Baik pak": kata Andri.

Aku dan pak Rt melanjutkan perjalanan kerumah pak Beni. Andri menuju pos kamling. Tak lama pak Dede memberitahu kalau Andri menemaninya di pos. 

"Dirumah pak Rt siapa yang jaga?": tanyaku.
"Ada anak saya yang paling besar": kata Pak Rt.
"Oh, pak mulai baca doa atau sirat yang bapak apal ya": kataku.
"Iya nak, ada yang muncul ya nak?": kata pak Rt.
"Iya pak hati hati": kataku.

Kami mulai mendekati rumah pak Beni dan angin mulai berhembus kencang. Hawa dingin terasa, aura negatif mulai kuat. Bau tak enak mulai tercium
Pak Rt menyalakan lampu senter yang dibawanya dan menyorotkan sinarnya ke arah depan.

"Nak, ii.ii..iituu..ituu apa": kata pak Rt.

Pak Rt menunjuk kearah atas rumah pak Beni. Astaga ada yang melayang layang terbang disekitar atap rumah pak Beni.

Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang