46.Dilema

1.4K 66 0
                                    


Beres kuliah bbm masuk ku cek dari Viona, ia ingin bertemu denganku. Ku bilang tunggu di cafe langganan kami. Aku langsung menuju cafe. Sampai di cafe aku memilih tempat yang agak jauh dari meja lain.
Tak lama Viona datang aku bbm dia meja aku berada dan Viona menghampiriku.

"aka aku mau bicara penting": kata Viona sambil duduk disampingku dan menyandarkan kepalanya dibahuku.
"napa non seperti ada yang dirisaukan": kataku.
"ka, papah mau menikah lagi": kata Viona terisak dan mulai menangis.
"kenapa ayang sedih": kataku.
"aku ga mau ada orang diantara aku dan papah, mamah sudah tiada begitu mudah papah melupakan mamah": kata Viona.
"ceritakan semua": kataku.
"aku bilang ke papah wanita ini mau harta saja tapi kata papah aemua harta papah buatku saja papah hanya minta sedikit buat rumah dan bekal dihari tua": kata Viona
"sayang seandainya aku berjodoh dengan aku terus aku dipanggil oleh yg kuasa aku akan rela kamu menikah lagi": kataku
"kalau itu terjadi aku ga akan punya pengganti lagi aku akan setia sama kaka": kata Viona
Kurangkul bahu Viona.
"tapi aku lebih bahagia kalau kamu menemukan pengganti sehingga ada yg menjaga memerhatikanmu menyayangimu dan membuatmu bahagia. Seandainya aku anak papah kamu aku akan setuju papah menikah lagi, aku sebagai anak tak mungkin sepanjang waktu merawatnya belum kebutuhan biologisnya. Aku yakin dalam hati yang paling dalam papah kamu masih sayang sama mamah kamu buktinya sebegitu besar sayang papah sama kamu buah cinta papa dan mama kamu": kata Viona
"jadi sebaiknya bagaimana?": Viona
"temui dulu calon mama kamu apakah dia baik untuk papah mu atau tidak": kataku
"tapi sama kaka ya ketemunya kaka juga nilai calon istri papa": kata Viona.
"iya apa sih yg ngga buat Viona": kataku.
Viona sangat manja hari ini

Beberapa hari kemudian Viona memberitahuku bahwa papa dan calon Istrinya ingin bertemu. Aku mengiyakan dan rencananya nanti malam kami akan bertemu direstoran.

Singkat cerita malam itu kami bertemu direstoran. Aku datang terakhir kulihat Om Hadi, Viona, dan calon istri om Hadi. Aku mengucapkan salam dan mencium tangan Om Hadi dan calon Istrinya.
Om Hadi memperkenalkan calon istrinya yang bernama tante Shinta.
Aku melihat tante Shinta orangnya baik ramah bahkan aku mendapat penglihatan tante Shinta orang yang baik kisah hidupnya yang sederhana dan suami terdahulunya meninggal karena sakit.
Tapi tiba tiba penglihatan itu jadi kelam kelam dan kelam kenapa ini apa yang terjadi bisikan ditelingaku bilang sakit , sakit dan sakit dan yang terbayang wajah viona pucat dan sakit sungguh menghawatirkan tak sadar aku menitikkan air mata aku minta ijin ke toilet..
Aku masih memandangi cermin di toilet yah penglihatanku Viona sakit keras.. Kenapa orang yg kusayangi sakit selama ini aku tak tau..
Om Hadi ternyata menyusulku ke toilet.

"kenapa nak kamu seperti sedih?": kata om Hadi
"om ini bukan tentang calon istri om. Kurasa tante Shinta orang yang baik dan pas buat om.. tapi... ini tentang Viona .. Kenapa Viona sedang sakit serius aku tak diberitahu?": kataku.
"om ceritakan nanti ayo kembali lagi ke dalam Viona mengkhawatirkan mu": kata Om Hadi.

Aku kembali keruangan dan kembali ngobrol tapi mata ini terus menatap wajahnya. Kenapa Viona dan Om Hadi merahasiakan ini dariku.

Benar kata om Hadi aku ga boleh merusak suasana. Apalagi kini Viona mulai akrab dengan tante Shinta. Aku hanya ikut bicara sedikit aku lebih banyak memandang coba mengetahui apa yang dirasakan Viona. Karena sudah malam kami hentikan obrolan kami. Om Hadi, Tante Shinta, dan Viona pulang naik mobil Om Hadi. Ku cek hp yg tadi kusilent.. Banyak bbm masuk Joko, Opik.. Kutelpon Joko.

"ono opo mas nge ping wae kangen ya karo aku": kataku becanda.
"kampreeet gue bukan maho.. cepet ke kosan gue pokonya gaswat.": kata Joko.
"gawat apaan sih?": kataku
"udah pokonya cepet sini": kata Joko

Aku tancap gas motorku ke kosan Joko sampe sana aku heran banyak orang berkumpul didepan kosan Joko.

"weitsss, aka rapih ganteng abis kencan yaaaa": kata Intan yang ada diluar.
"masa sih ganteng tapi koq kamu ga naksir ": candaku.
"ga ah ntar dicakar Viona sama Irene": kata Intan.
"Joko ngebbm aku ada apa sih": kataku.
"Itu banyak yg kesurupan di kosan Joko": kata Intan.
"Napa ga nyari orang pinter atau paranormal malah nge bbm aku": kataku.
"tuh didalam udah ada ustad sama orang bisa katanya tapi yg kesurupan ga sembuh sembuh padahal dari sore": kata Intan.
"emang yang kesurupan siapa aja": kataku.
"erni,irene, diah sama dadan. Diah yg ngekos sebelah kamar Joko kita tadi sore lagi pada ngobrol sama Diah juga tiba tiba pada kesurupan dimulai dari Diah": kata Intan.
"kamu ikut ngobrol juga ga kesurupan, kesurupan dulu gih nanti aku panggilin cowo ganteng buat nyembuhin.": kataku
"ih malah becanda, tapi mau dong dikenalin ama cowo ganteng": kata Intan.
"ih jomlo genit, yang udah sadar siapa aja": kataku.
"aka jahat bilang aku jomlo genit tapi memang akyu banget.. yg sembuh baru dadan tuh lagi pada diobatin diruang tamu": kata Intan

Kosan Joko ada ruang tamu khusus untuk tamu penghuni kos. Aku mendekati ruang tamu sambil permisi sama orang orang diluar kosan.
Diluar ruang tamu aku bertemu Dadan dan Joko.

"gimana nih dari tadi di bbm ga dibaca": kata Joko
"lagi ketemu ama camer jadi hp disilent, eh Dadan tadi kamu kesurupan enak ga sih cerita dong": kataku
"aku ga inget tau tau gelap": kata Dadan
"aduh aka malah becanda ini lagi malah dijawab, tolongin pacar gue aka": kata Joko.
"soal tolong gampang tapi, ada syaratnya": kataku.
"ya elah pake syarat syaratan segala syaratnya apa kopi pait sama roko kretek": kata Joko.
"syaratnya kamu harus ngakuin aka lebih ganteng dari Joko hahahaha": kataku.
"wong gemblung, masih aja becanda udah apa maumu gue turutin": kata Joko.
"yes": kataku sambil masuk ke ruang tamu.

Kuliat Erni, Irene, dan Diah menangis meronta tak jelas dipegangi beberapa ibu ibu, seorang berpakaian ulama sedang membaca doa.
Ku buka rasa dan mata batin ku rasa seksama apa yg mengganggu mereka bertiga. Kulihat ada 3 makhluk seperti lelaki berambut panjang. Kutanya apa mau mereka, sosok itu mereka memang ingin mengganggu. Aku minta baik baik mereka pergi atau bila tidak akan kuusir. Mereka malah tertawa mereka malah mengikuti bacaan yang dibaca orang yg mengobati. Aku mengumpulkan tenaga dalam buat perlindungan bila terpaksa harus mengusir mereka.
Salah satu dari mereka mau keluar dengan syarat minta dicarikan tempat. Aku setuju akan mencarikan mereka tempat baru. Akhirnya ketiganya sadar. Ibu ibu yg hadir memberi Irene, erni, dan diah minum air putih. Akhirnya ibu ibu dan yang mengobati pulang kerumah masing masing dan orang orang yang tadi berkumpul mulai bubar.

"kan udah beres aku pulang dulu": kataku.
Intan, Irene temanin aku dikosanku ya": kata erni.
"Iya daripada pulang kekosan kamu intan dah malem paling gerbangnya udah dikunci": kataku.
"iya aku tidur dikosan erni aja": kata Intan
"ih aka itu makhluknya masih ada": kata Irene memelukku ketakutan.
Duh anget anget empuk.. apa daya ga seharusnya kubiarkan walau setan menggoda memeluk balik dengan erat.
"Iren malu ah diliat orang": kataku dan Irene melepaskan pelukannya.
"ga usah takut makhluk itu mau dipindahkan": kataku
"makhluk apaan sih": kata Joko.
"makhluk yg masuk kebadan mereka, Joko sinj minyak wangi kamu itu yang bikin mereka hadir disini": kataku.
Joko mengambil minyak wanginya dan memberikan kepadaku.
"aku buang dulu nih": kataku

Aku pulang naik motor. Tak lupa memetik beberapa bunga dihalaman kos Joko. Dipertengahan jalan ku melewati sungai kecil ku lemparkan bunga yg kupetik tadi ku bilang pada 3 makhluk itu agar mengikuti bunga itu. Oh hampir lupa kubuang minyak wangi Joko yang baunya aneh bikin pusing apalagi bila dalam kelas. paling Joko marah kalo tau minyak wanginya ku buang bukan karena mengundang hantu tapi gara gara baunya yang aneh..

Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang