73. Tania part 2

1.1K 65 0
                                    


Aku masih terus pikirkan Tania. Kenapa aku bisa tak sadari apa yang terjadi didiri Tania. Kusadari kebodohan ku selama ini aku tak menyadarinya ya ketika kucing itu tersenyum sebenarnya ada makhluk lain yang ingin berkomunikasi. Aku ijin ke Viona untuk kekamar dan minta jangan di ganggu. Viona mengerti setiap aku meminta jangan diganggu ketika dalam kamar berarti ada hal penting.
Aku masuk kamar dan mulai berdoa mohon diberi petunjuk. Tiba tiba kamar menjadi dingin angin bertiup semilir dan wangi bunga tapi ini bukan wangi melati aku lupa nama bunga itu..Muncul bayangan gelap hampir mirip sosok gadis..
"bukankah kamu sosok yang suka disamping Tania": tanyaku.
"benar, aku sudah berusaha bicara dengan kamu tapi kamu selalu menutup diri":kata sosok itu.
Memang akhir akhir ini aku selalu menutup diri dari para makhluk tak kasat mata.
"Bahkan aku sempat memberimu isyarat lewat kucing Tania tapi kamu tak merespon": kata sosok itu.
"iya aku tak sadar kamu ingin bicara denganku": kataku
"dengarkan waktuku tak banyak ada makhluk dari bangsa kami yang kuat menempel didiri Tania. Aku sampai terusir oleh Dia. Dia berusaha mengendalikan Tania. Dia Jahat aku tak bisa lama disini bila Dia tahu aku bicara padamu Dia akan menyiksaku.. Tolong Tania": kata Sosok itu yang lalu menjadi asap tipis dan hilang.
Kini baru kusadar kami yang memiliki kelebihan menjadi incaran para Jin yg bermaksud jahat. Karena kami bisa berkomunikasi Jin jahat ingin mengendalikan kami sesuai dengan keinginannya.

Aku keluar kamar. Viona masih menonton Tv. Bibi sudah terlelap dikamarnya
"Ada apa yang kaya ada yang dipikirkan": kata Viona
"Tania, ada makhluk yang merasukinya sehingga dia tak sadar bisa menggerakan benda benda sekitarnya": kataku.
"apa berbahaya?": kata Viona
"mungkin berbahaya liat emosi Tania berubah, dan bagaimna ketika dia marah barang barang berantakan": kataku.
"ayang bisa menolongnya tidak": kata Viona
"aku tak tahu semoga ada petunjuk": kataku.

Hpku berdering kulihat BBM dari Tania dia ketakutan karena mimpi seperti kenyataan ada makhluk yang menarik narik dirinya. Kujawab segera membaca Quran dan berdoa mohon perlindungan. Tania menjawab akan melakukan saranku.
Aku bersyukur berarti Tania masih menolak keberadaan makhluk itu didirinya.
Aku jadi teringat pa Dayat tetangga dikomplek ini mungkin beliau mau bantu menolong Tania.

Keesokan hari, pagi pagi aku menemui pa Dayat dirumahnya aku ceritakan apa yang terjadi dengan Tania.

"Bagaimana ya dek, bukan saya tak mau menolong tapi ini jin yang sangat kuat": kata Pa Dayat.
"Tolonglah pa biar saya yang didepan, pa Dayat jaga Tania dan mama shinta.": kataku.
"Baiklah bila seperti itu kapan akan dilaksanakan pengobatannya": kata Pa Dayat.
"Malam Jumat": kataku.
"Bukankah itu sangat berbahaya malam Jumat disebagaian kalangan itu waktu terkuat Jin.": kata Pa Dayat.
"Tapi jangan salah pa, malam Jumat bagi umat Islam penuh berkah dan doa dikabul": kataku.
"Baiklah bila seperti itu dek, kita sama sama persiapan dan minta pertolongan Allah.": kata pa Dayat.
"Iya pak": kataku.
Aku bbm Tania untuk membantu dia melepaskan diri dari makhluk pengganggu. Dan Tania setuju aku tinggal mempersiapkan segala sesuatunya.

Kami mempersiapkan pengusiran makhluk yang menempel di tubuh Tania. Kami mempersiapkan ruangan garasi alasanku di garasi tak ada barang barang apabila diruangan lain yang banyak benda aku khawatir benda benda itu akan bergerak karena kekuatan sosok di tubuh Tania.

Setelah sholat Isya berjamaah kami memasuki garasi. Aku duduk bersila didepan Tania dan pak Dayat di belakang Tania dan mama Shinta agak jauh di belakang pa Dayat. Kami mulai membaca doa awal seperti tak ada keanehan tapi perlahan lahan bau anyir menyeruak diruangan ini dan bersamaan itu. Tania mulai menggeram dan bergerak tak beraturan bahkan tubuhnya mulai naik ke atas mengambang satu jengkal dari lantai. Ruangan garasi ini seperti bergoyang goyang seperti ada gempa.

"hihihihihi kamu mau apa anak muda": kata sosok nenek tua mirip ma lampir yang merasuk dalam tubuh Tania.
"pergi dari tubuh Tania atau kau kuusir": kataku.
"hihihihihi kamu tak akan bisa mengusir aku kekuatanmu tak sebanding denganku": kata sosok nenek tua.
"kita buktikan": kataku.

Aku mulai merapal doa memohon perlindungan dan bantuan pada pemilik alam semesta. Ruangan ini mulai terasa bergoyang kencang dan kulihat tubuh pa Dayat dan mama Shinta ikut berguncang hebat. Kini Tania bergerak gerak sambil tertawa. Ku tajamkan kekuatan batinku ku bisikkan ke jiwa Tania.
"Kamu bisa lawan, terus lawan jangan kalah oleh makhluk ini": bisikku.

Kubisa rasakan Tania melawan makhluk itu dari dalam jiwanya. Kini aku membaca doa untuk mulai membakar makhluk itu. Hampir sejam lebih makhluk itu tetap bersikeras tak mau pergi bahkan beberapa kali menyerangku untung aku sudah memagari kami semua.

Hampir dua jam makhluk itu tetap tak bergeming aku sudah kehabisan akal tapi ku ingat pesan Ustad Sholeh yaitu ikhlas kita semua boleh berusaha tapi hasil Allah yang menentukan. Akhirnya kucoba untuk tak memaksakan hasil aku berdoa semoga diberi kekuatan menghadapi semua ini dan menyerahkan hasil pada keputusanNya.

Dan tiba tiba seperti ada bisikan ditelingaku.

"Serang sosok itu dengan pusaka ditanganmu": suara bisikan itu.

Kulihat tanganku dan tiba tiba ada cahaya berbentuk sebuah tusuk konde. Tak membuang waktu lama ku lemparkan cahaya itu ke tubuh. Tania dan terdengar jerit keras dari sosok nenek tua yang terlempar dari tubuh Tania dan kemudian terbakar. Tania pun jatuh kelantai dan terduduk lemas.

Aku dan Pa Dayat menghampiri Tania. Kuperiksa Tania, dia tak apa apa hanya kelelahan. Aku dan pa Dayat mengucap syukur.

"Kamu tak apa apa Tania": kataku
"Ga apa apa ka cuma lemes": kata Tania.
"Kalo Bapak ga apa apa kan": kataku
"Bapak baik baik aja dek, seandainya lebih lama lagi bapak kayanya ga kuat kepala bapak pusing badan bapak sampe bergetar seperti kena gempa.": kata Pak Dayat.
"mama ga apa apa ma?": tanyaku kepada mama Shinta.
"mama baik aja cuma pusing": kata mama Shinta.
"semoga makhluk itu ga datang lagi bapak hanya mendengar jerit kesakitan makhluk itu ga bisa ngeliatnya": kata Pa Dayat.
"kaka, sampaikan terimakasih aku sama sosok wanita cantik yang tadi ada dibelakang kaka": kata Tania.
"iya akan kusampaikan": kataku.
"kalo udah beres kita masuk kedalam rumah": kata mama Shinta.
"dek aka memang hebat bisa mengatasi sosok sekuat itu": kata Pak Dayat.
"ah gak pak, aku juga sama tadi hampir putus asa cuma ada pertolongan Tuhan jadi kita bisa selamat": kataku
"iya dek semua atas ijin Allah": kata Pak Dayat.

Kami semua masuk rumah. Aku bersyukur hari ini masih diberi keselamatan tapi aku heran Tania bisa melihat sosok dibelakangku tapi pak Dayat tidak.

Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang