72. Tania

1.2K 63 0
                                    

Selama ku kenal Tania belum pernah ku melihatnya menangis tapi hari ini dia menangis. Dia menangis tersedu sedu dibelai Viona. Ah paling gara gara cowo. Biasalah anak SMA sedang merasakan cinta pertama indah di awal dan kemudian pedih karena patah hati. Awalnya aku ga peduli atau pura pura ga peduli, tapi akhirnya terpaksa kuhampiri Tania kasian juga.

"udah dek, jangan nangis aja cowo masih banyak. Ga usah dipikirin ilang atu nyari aja yang obralan": kataku. Tapi tetap Tania menangis.
"ye koq masih nangis udah ntar kaka cariin yang gantengan deh percaya kali ini asli ganteng": kataku. Eh malah tambah keras nangisnya.
"Udah jangan nangis ntar juga lupa emang cowonya kaya apa sih koq kamu bisa nangisin dia kaya gitu": tanyaku.
"ih kaka jelek bukan gara gara cowo": kata Tania sambil menangis.
"karena apa atuh cerita": kataku
"kucing kesayanganku mati ketabrak mobil": kata Tania
"ya ampun kirain gara gara cowo, oh gue lupa kan ga ada cowo yg suka ama Tania": kataku.
"kaka jahat... kata siapa aku ga ada yang suka": kataku.
"buktiin atuh bawa pacarnya kesini": kataku.
"ntar kalo udah ada": kata Tania sambil terisak.
"yeeee kirain udah ada": kataku.
"karena kaka bilang bilang cowo mesti tanggung jawab beliin kucing baru": kata Tania.
"napa aku yang mesti ganti": kataku
"karena kaka terjahat ga pernah ngertiin adiknya yang sedih karena kehilangan kucing": kata Tania
"mending ururs aja kucing liar mau ditangkepin atu?": tanyaku.
"ga mau ingin yang sama kaya yang ketabrak": kata Tania
"udah yang beliin aja kasian Tania kan belum laku kecowo kasih kucing aja biar ga galau": kata Viona
"ih ka Viona ikut ikutan nyebelin": kata Tania.
"udah tau nyebelin koq tiap hari kesini minta duit jajan lagi": kata Viona
"yang kita pindah rumah yang jauh ga baik kedatangan Tania tiap hari apa lagi kamu lagi hamil ntar anak kita mirip Tania ga mau deh": kataku pada Viona.
"betul yang mending mirip mama Shinta atau Ibu daripada mirip Tania": kata Viona.
"Kaka berduaaaa jahaaaaaat, tapi ka Viona lagi hamil horeeeeee bakal punya ponakan ntar mau didandanin ah diajak masak masakan": kata Tania.
"Yang, masa anak kita disangka boneka mau didandanin diajak masak masakan": kata Viona.
"nah apa ku bilang kita pindah yu": kataku.
"kaka berdua jahat": kata Tania sambil cubit aku dan Viona.
Aku dan Viona mentertawakan Tania yang cemberut. Tania menarik tanganku.

"ni narik narik mau kemana": kataku
"ayo beli kucing": kata Tania.
"iya iya kamu bayar sendiri ya": kataku
"iya ka aka peliiiiit": kata Tania.
"yang mo nitip apa": tanyaku pada Viona.
"mangga muda ya ": kata Viona.
Aku dan Tania pergi ke Toko Hewan. Sesampainya disana Tania sibuk memilih kucing yang harganya mahal mahal. Dan kayanya Tania tertarik sama satu kucing yang langsung ia gendong dan kucing itu bulunya tebal aneh kepala kucing itu menatap aku.. Astaga tak salah penglihatanku kucing itu tersenyum.. ah mungkin itu salah.. kembali kuperhatikan kucing itu dan lagi kucing itu tersenyum.. Kali ini ku yakin tak salah lihat. Tania membayar harga kucing itu kali ini Tania tak memintaku membayarkan. Aku dan Tania masuk kemobil. Kucing itu tertidur dipangkuan Tania. Aku merasa ada yang berbeda dengan kucing itu. Sebelum kerumah aku membeli mangga dipenjual buah buahan. Kulihat kucing itu begitu tenang dalam gendongan Tania. Ku coba sentuh kucing itu ada getaran getaran merambat ketanganku dari tubuh kucing itu. Sebenarnya ada apa dengan kucing itu.

Pagi itu aku baru saja mandi tiba tiba Viona memanggilku.

"Yang cepet kerumah mama shinta, barusan mama telpon Tania ngamuk": kata Viona
"Ah yang bener masa sih": kataku
"bener cepetan takut kenapa kenapa": kata Viona

Aku bergegas ke garasi mengeluarkan motor dan memacu motor kerumah mama Shinta yang hanya berbeda beberapa blok. Sampai disana aku segera masuk kedalam. Astaga dalam rumah berantakan sekali. Tiba tiba Tania berlari dan memelukku sambil menangis. Kuusap rambutnya, kupikir lebih baik menunggu reda tangisnya baru kutanya apa yang terjadi kulihat mama Shinta muncul dari dalam sambil mengusap air mata. Ku memberi isyarat agar mama Shinta menjaga jarak dulu dengan Tania dan mama Shinta mengangguk. Kulihat kucing yg kemarin dibeli Tania kemarin seperti takut mendekati Tania. Astaga kenapa dari tadi tak kusadari saei tubuh Tania mengeluarkan aura yang kuat. Apa yang terjadi dengan Tania, selama ini Tania tak pernah memiliki kekuatan seperti ini. Tangis Tania mereda dan aura kekuatan ini menurun. Viona ternyata menyusulku dia datang dengan naik beca.

"Tania tenangkan diri dirumahku dulu ya sama Viona aku bantu bantu mama beres beres disini": kataku
Tania hanya mengangguk.
"Yang ajak Tania kerumah dulu bisr tenang": kataku pada Viona.
"iya, yang bantuin mama beres beres dulu": kata Viona
"iya ": kataku.
Tania melepaskan pelukannya kini dia memeluk Viona. Viona mengajak Tania kerumah. Kemudian mereka pergi dengan naik beca.
Ku mulai membereskan rumah sengaja aku tak menanyakan apa yang terjadi menunggu mama Shinta tenang.

"nak aka, maaf mama ganggu kegiatan nak aka abis mama tadi takut sekali": kata mama Shinta.
"emang apa yang terjadi ma?": tanyaku
"mama tadi mengajak bicara Tania tentang rencana mama akan menikah lagi, tapi Tania tak setuju, mama bilang ketemu dulu calon papanya tapi Tania nolak dan marah, yang bikin mama takut Tania berteriak teriak dan benda benda dirumah bergerak sendiri hingga berantakan": kata Mama Shinta.
"ya udah ma nanti aku coba bicara pelan pelan mama yang sabar ya": kataku.

Kami membereskan rumah hingga rapih. Aku menenangkan mama Shinta dan janji berbicara dengan Tania. Aku pamit ke mama hendak pulang kerumah. Mama mengiyakan, aku mengendarai motor kerumah. Sesampai rumah aku masuk mencari Tania. Kulihat Tania sedang termenung diruang tengah ditemani Viona.

"Mama gimana?": tanya Viona
"baik, Yang besok nengok ibuku yah udah lama kita ga ketemu ibu": kataku
"koq ngedadak ada apa": kata Viona.
"ngga ada apa apa, cuma pas tadi bantu mama Shinta jadi inget ibu aku merasa berdosa sebagai anak aku belum bisa dan tak akan pernah bisa membalas jasa jasa ibu jangankan membalas jasa ibu membahagiakannya pun aku belum bisa. Waktu aku dulu diganggu makhluk halus doa ibu yang dikabul yang membuatku selamat. Aku jadi ingat pengorbanan ibu ketika melahirkan dan membesarkanku tanpa meminta pamrih sedikit pun. Aku ingin bertemu ibu ingin meminta maaf karena selama ini aku belum bisa membahagiakannya dan menjadi kebanggaannya": kataku.
"Iya yang ayo besok kita ke ibu, alangkah beruntungnya yang masih memiliki ibu bisa meminta maaf dan merasakan kasih sayang ibu. Sedangkan aku mama sudah tiada": kata Viona sedih.
"kita doakan mama semoga bahagia dia disana"kataku pada Viona.
"kaka, aku pulang dulu aku mau minta maaf sama mama aku merasa bersalah sekali pada mama": kata Tania
"ya aku antar kamu pulang": kataku.
Aku dan Tania naik motor kembali kerumah mama Shinta. Setibanya disana Tania langsung lari masuk rumah. Akupun menyusul Tania kulihat Tania terisak dalam pelukan mama Shinta terdengar Tania menangis sambil meminta maaf. Aku jadi terharu melihat keduanya. Sebaiknya aku tak mengganggu mereka berdua aku kembali ke naik motor kerumah ,pikiranku kekuatan apa yang dimiliki Tania apa Tania memiliki kekuatan telekinesis atau ada sosok yang kuat sehingga Tania mampu menggerakkan benda tanpa disentuh walau Tania tak menyadarinya..

Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang