Jujur baru kali ini aku mengalami hal seperti ini. Sosok wanita yang melayang ini jelas dilihat bukan hanya olehku. Dan biasanya aku menghadapi makhluk tak kasat mata dialam mereka, kini aku menghadapi makhluk ini dialam manusia.
Aku juga merasakan takut tapi kutekan ketakutanku karena kutau memang keinginan makhluk seperti itu. Agar manusia merasa takut.
"Awas pak hati hati biar saya didepan": kata satpam yang bernama Pak Dede.
Kulihat ia sedang merapal doa sambil maju selangkah kedepanku. Aku melepaskan kayu yang kubawa. Aku berjongkok mengambil segenggam tanah dipinggir jalan dan ku membaca doa lalu aku berdiri lagi.
Sosok makhluk itu makin mendekat. Rambut panjangnya tertiup angin hingga menampakkan wajahnya yang seperti busuk dan mata merah menyala dan seperti tak memiliki hidung, hanya lubang hidung wajahnya tak jelas hanya terlihat taring putih menyembul.
Ketika sudah dekat sekali dengan makhluk itu,pak Dede mengayunkan pentungan karetnya pada sosok itu. Anehnya pentungan itu seperti menembus bayangan saja. Sosok itu tembus melewati pak Dede. Kemudian melewati ku hanya satu meter dari depanku. Ketika sosok itu melewatiku bau tak enak tercium dan terasa dingin menerpa membuat bulu kuduk berdiri. Sosok itu tertawa melengking setelah beberapa jauh sosok itu berbalik arah dan mengarah kembali kearah kami. Aku membaca doa. Sosok itu kembali melayang kearah kami dibarengi teriakan Cumiakan telinga. Ketika sangat dekat ku lemparkan tanah ke arah sosok itu dan....
Sosok itu terpental jatuh dekat pak Dede. Dengan sigap pak Dede memukulkan pentungannya. Buggg.... Pukulan pentungan pak Dede mengenai makhluk itu disertai jerit melengking makhluk itu. Pak Dede meraih kain yang dikenakan sosok itu dengan tangan kirinya. Sedang tangan kanannya yang memegang pentungan mengayun hendak memukul lagi.
Tapi sosok itu bangkit melayang menjauh sambil menjerit dan tiba tiba berubah jadi asap putih yang kemudian hilang tertiup angin. Aku menarik nafas lega. Pak Dede pun sama seperti ku, pak Dede melihat tangan kirinya yang tadi sempat memegang baju sosok itu. Kini ditangannya ada kain kafan kotor oleh tanah. Pak Dede melemparkan kain itu kebawah sambil bergidik.
"Pak Aka ga apa apa": kata Pak Dede.
"Gak apa apa": kataku. Sebenarnya aku merasa gak enak dipanggil pak oleh pak Dede yang umurnya jauh diatasku. Mungkin pak Dede memanggilku pak untuk menghormatiku.
"Pak Bram, ga apa apa": kataku teringat satpam yang satu lagi.
Kami menghampiri pak Bram yang ternyata pingsan."Waduh gimana nih Bram, nama aja bram kumis gede baru gitu aja pingsan": kata Pak Dede.
"Pak, kita pindahin aja keteras rumahku.": kataku.
"Iya pak": kata Pak Dede.Aku dan pak Dede menggotong pak Bram dan membaringkannya di kursi panjang diterasku. Aku masuk kedalam rumah ternyata bibi belum tidur lagi. Ku meminta bibi mengambilkan minyak kayu putih. Bibi mengambilkannya,kemudian mengibas ngibaskan minyak kayu putih didekat hidung pak Bram. Tak lama pak Bram sadar, dan seperti ketakutan. Pak Dede menenangkan pak Bram. Bibi mengambilkan air putih dan pak Bram meminumnya, akhirnya pak Bram jadi tenang.
"Pak Aka selama saya jadi satpam, baru kali ini saya mengalami hal paling menakutkan seperti ini. Biasanya cuma bayangan sekilas, suara suara. Yang ini jelas sekali": kata Pak Dede.
"Tapi bapak hebat berani ngga lari": kataku.
"Dulu kata guru ngaji saya jangan takut sama makhluk seperti itu karena manusia lebih mulia, saya juga salut sama pak Aka ga lari": kata pak Dede.
"Kan ada pak Dede, aku jadi gak takut": kataku sambil tersenyum.Tak lama adzan subuh terdengar pak Dede dan pak Bram pamit kembali ke pos dan aku masuk kerumah untuk mengambil wudhu.
elah, terus kata bu Deti juga sama ngedenger suara yang nangis. Malah kata bu Tini kedenger ada ketawa sama ngejeritnya": kata Viona.
"Ih, takut ya ka Viona. Ibu ibu itu gak ngecek keluar siapa yang nangis.": kata Tania.
"Gak, katanya takut suaminya juga takut jadi ga pada keluar": kata Viona.
"Ka Viona ga denger?": tanya Tania.
"Ga, yg nangis malah sibungsu kalo ga ngompol minta susu": kata Viona.
"Kalo saya denger non Tania": kata Bibi ikut nimbrung dalam obrolan kami.
"Yang bener bi?": kata Tania.
"Bener, malah den Aka ngecek keluar": kata bibi.
"Ih kakak koq ga cerita": kata Tania.
"Orang ga ada apa apa koq": kataku."Tapi kenapa ibu ibu pada rame yah cerita tadi diwarung. Katanya satpam Dede liat hantu bahkan Bram satpam yang kumisan pingsan, kan bibi juga liat Bram dibawa kesini terus disadarin disini": kata bibi.
"Waduh, koq bisa nyebar gitu ceritanya": kataku.
"Hihihihi kan sambil belanja dulu suka ngerumpi": kata bibi.Kulihat pak Rt dan pak Dayat memasuki halaman dan menghampiri kami.
"Asalamualaikum": kata Pa Rt dan Pak Dayat.
"Wa alaikum salam wr wb": jawab kami.
"Wah lagi pada ngumpul nih": kata pak Rt
"Iya pak, silahkan duduk": kataku.
"Aa aku kedalam dulu liat bungsu takut bangun": kata Viona.Viona dan Bibi masuk kedalam rumah.
"Ada apa pak Rt pak Dayat kayanya ada yang penting": kataku.
"Gini nak Aka, Bapak denger cerita tadi malam ada beberapa warga denger suara tangisan tadi malam. Bahkan beredar cerita itu hantu dan nak Aka dan para satpam melihatnya. Sekarang bahkan pak Bram salah satu satpam minta ijin ga jaga malam.": kata pak RT.
"Ya seperti itulah": kataku.
"Bahkan malam malam sebelumnya ada warga yang mengeluh pintu rumahnya diketuk pas dilihat tak ada orang. Kejadiammya pasti malam malam": kata pak Rt.
"Nah kalo yang itu aku gak tau pa": kataku.
"Kejadiannya pas waktu nak Aka dirumah sakit": kata Pak Dayat.
"Nak Aka ada saran untuk solusinya": kata pa Rt."Saran aku kita tetap beraktifitas normal. Terus bagaimana adain ronda aja jangan mengandalkan satpam saja": kataku.
"Nah soal ronda saya mengusulkan yang sama": kata pak Dayat.
"Nah kalo gitu mulai malam ini kita ronda biar wilayah kita aman": kata Pa Rt.
"Pa Rt kalo keluarga saya perempuan semua, wajib ronda juga?": kata Tania.
"Ga usah tapi bantu kosumsi buat yg ronda": kata Pa Rt.
"Ya udah kalo nak Aka setuju nanti malam kita mulai. Saya dan pak Dayat berusaha tiap malam ikut ronda. Saya pamit dulu mau ngasih tau warga yang lain": kata pa Rt.
"Ya pak, aku juga coba berusaha selalu hadir": kataku.Pak Rt dan Pak Dayat pergi menuju rumah warga yang lain.
"Loh pak Rt dan pak Dayat kemana ini udah dibikinin kopi": kata bibi.
"Telat atuh bi, buat aku aja lah sayang udah dibikin": kata Tania.
"Satu lagi buat Den Aka belum ngopi kan?": kata Bibi
"Iya bi": kataku.Tiba tiba hawa dingin menerpa.. Firasatku mengatakan malam ini akan terjadi sesuatu
![](https://img.wattpad.com/cover/123043809-288-k643864.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)
HorrorHarapan adalah sebuah impian dan impian adalah sebuah harapan, gelap tak selamanya gelap dan terang tak selamanya terang, mencari baikk terang adalah tujuan hidup, Tuhan pasti tau apa yang kita harapakan, jangan putus asa untuk mencari titik terang...