Sore hari ini aku sedang santai duduk di kursi teras. Ku melihat Anisa sedang bermain dengan teman sebayanya dihalaman, sedangkan Viona sedang asik mengobrol dengan ibu ibu muda dikomplek ini sambil mengawasi anak anak yang sedang bermain.
Kulihat Tania datang setelah menyapa Viona dan ibu ibu. Tania langsung menuju ke arahku dan duduk disampingku."Ka, aku ingin ngomong serius": kata Tania.
"Iya ngomong aja": kataku.
"Ka, kalo milih pasangan yang baik yang gimana sih?": tanya Tania.
"Ya, pilih yang kuat agamanya": kataku
"Tapi kalo suka sama yang cakep gimana?": tanya Tania lagi.
"Ya udah pilih aja yang cakep": kataku.
"Tapi takut kaya kejadian sama mama, om Broto cakep eh kelakuannya begitu": kata Tania
"Ya kamu tinggal pilih dari tiga mana yang sreg dihati kamu": kataku.
"Perasaan tadi ga cerita deh ada tiga orang": kata Tania.
"Emang ngga cuma perasaanku dari tiga yang deketin kamu, dua yang lagi diseleksi. Kalo perasaanku walau belum pernah liat orangnya yang ganteng kamu lebih suka tapi kamu kurang suka sikapnya. Tapi kalo yang ganteng juga sih cuma gantengan yang kamu suka, orangnya kalem pembawaannya baik. Nah kamu ngerasa nyaman sama yang mana?": tanyaku.
"Ih kakak curang belum diceritain koq udah tau. Aku nyaman sih sama yg kedua baik terus enak diajak ngobrol tapi koq kaya monoton. Kalo yang pertama... Ah ga ah malu": kata Tania.
"Nyosor melulu ya? bilang gini aja halalin dulu baru boleh nyosor 24 jam hehehehehe": kataku
"Tu kan koq tau sih sebel deh, jadi pilih siapa dong?": kata Tania
"Pilih yang bener bener sayang sama kamu": kataku.
"Caranya gimana?": tanya Tania.
"Ajak aja nemuin mama kamu": kataku.
"ah mama aja bisa salah pilih": kata Tania.
"Ga boleh gitu bagaimanapun itu mama kamu seorang mama punya rasa yang lebih keanaknya bisa tau mana yang bener atau yang salah": kataku.
"Tapi kaka temenin mama ya, atau ketemu sama kaka dulu baru ketemuin sama mama, lagian mama kan percaya sama kaka": kata Tania.
"Iya boleh, suruh kesini aja kasian dari tadi nungguin di warung deket belokkan": kataku.
"Kaka tau dari mana?": kata Tania
"Nebak aja": kataku.
"Hihihihi kaka bener ini yg mau serius yang atu lagi ga mau diajak ketemu keluarga aku maunya cuma nyosor doang sebel, ntar ya aku telpon dulu": kata Tania.Tania menelpon pacarnya. Kulihat Viona sudah beres ngobrol, kulihat para ibu ibu pulang bersama anaknya masing masing. Kulihat Viona menggendong Anisa dan menuju kearah kami. Sesampainya diteras Anisa ingin dipangku oleh ku dan Viona duduk disampingku.
"Alo Anisa cantik": kata Tania.
"Alo tante tengil": kata Anisa
"Ih siapa yang ngajarin bilang tante tengil?": kata Tania.
"Bunda, kalo tante datang ayah tanya siapa yang dateng, kata bunda tante tengil": kata Anisa.
"Kaka Viona ih ngajarin yang jelek": kata Tania sambil melotot ke Viona.
Aku dan Viona tertawa.
Tak lama kemudian datang motor memasuki halaman rumah."Yang, siapa tuh yang dateng?": tanya Viona.
"Pacar nya tante tengil": kataku sambil tersenyum. Dan Tania mencubitku.
"Tante, jangan cubit ayah sakit tau": kata Anisa.
"Ih gemes deh Anisa dah pinter ngomong": kata Tania
Seorang cowo turun dari motor dan menghampiri kami."Asalamualaikum": cowo itu mengucap salam
"Wa alaikum salam, silahkan duduk": kata Viona.
Cowo itu mengajak salaman. Pertama bersalaman dengan Viona lalu denganku. Ketika bersalaman denganku cowo itu sedikit kelihatan kaget. Cowo itu lalu duduk."Ka, kenalin ini temen aku, namaya Diki": kata Tania.
"Iya, kenalin juga saya Viona dan suami saya Aka": kata Viona.
"Mereka kaka aku": kata Tania pada Diki.
"Yah, tuh kucing gede kok diem disana aja. Pus sini": kata Anisa sambil melambai kearah motornya Diki.
"Mana ga ada kucing?": kata Tania.
"Iya ga ada": kata Viona.
"Ada itu pus, pus sini main": kata Anisa.
"Kalo yang besar kucing, apa coba? itu seperti boneka Anisa yang belang.": kataku.
"Harimau ya yah": kata Anisa
"Iya sayang": kataku.
"Kumaha damang, Diki?": tanyaku.
"Pangestu, kumaha sawalerna?": kata Diki.
"Alhamdulillah damang": kataku.
"Diki ga pernah cerita bisa sunda": kata Tania.
"Kan ga pernah ditanya": kata Diki.
"Ih sebel malah kaka yang tau duluan": kata Tania.
"Diki mesti sabar ngadepin sikap Tania yang gampang berubah tergantung cuaca": kataku.
"Ah apaan sih kaka": kata Tania.
"Punten, koq akang tau saya orang sunda": kata Diki.
"Ayah, kucing nya mirip yang pernah ke kamar ayah, cuma yang kekamar lebih gede putih warnanya": kata Anisa.
"Masa koq ayah ga liat": kataku.
"Ayahnya lagi bobo": kata Anisa.
"Anisa ayo mandi dulu": kata Viona
"Iya bunda, tante Tania nisa mandi dulu ya, dadah pus.": kata Anisa. Viona dan Anisa kedalam rumah.
"Ih Anisa ngomong apaan sih": kata Tania.
"Namanya juga anak kecil, oh ya Diki temen kuliah Tania": tanyaku
"Ngga ka, saya satu kampus beda jurusan": kata Diki
"Oh, dah lama kenal Tania": tanyaku.
"Lumayan kenal ada setahun lebih, cuma sering ngobrolnya baru beberapa bulan": kata Diki.
"Iya ka, aku ajak kesini biar kenal ama keluargaku. Ntar kalo mau ngajak main atau kemana tau kemana harus minta ijin": kata Tania.
"Iya ka, saya serius sama Tania": kata Diki.
"Ya kalau serius Tania ajak ketemu mama": kataku.
"Sama kakak dong ketemu mamanya": kata Tania.
"Iya ayo sekarang aja": kataku.
"Makasih ka, sekalian ada yang ingin saya tanyakan pada kakak": kata Diki.
"Ya udah nanti ngobrolnya dirumah Tania": kataku.Aku masuk kedalam rumah bilang pada Viona hendak ke rumah mama shinta. Lalu aku,Tania, dan Diki berjalan menuju rumah Tania.
Sesampainya dirumah mama Shinta aku mengucap salam dan tak lama mama Shinta membuka pintu.
"Nak aka, mama kira siapa": kata mama
"Ini ma nganter Tania pulang, katanya takut pulang gara gara bawa pacar": kataku.
"Ih kaka jelek, boong ma ka aka boong": kata Tania cemberut.
"Ayo masuk kedalam": kata mama.Kami pun masuk kedalam dan duduk di kursi diruang tamu.
"Mau minum apa kopi, teh atau yg lainnya": kata mama
"Jangan ngerepotin ma biar Tania yang bikinnya, aku kopi item": kataku.
"Ih kaka ngeselin deh": kata Tania sambil beranjak ke dapur.
"Loh koq tamunya ga ditanya mau minum apa": kataku.
"Gapapa ka, Tania udah tau": kata Diki.
"Nah, ma ini temennya Tania katanya mau kenal keluarga Tania": kataku.
"Iya tante perkenalkan nama saya Diki": kata Diki
"Saya mamanya Tania": kata mama.
"Tante saya ingin mengenal keluarga Tania lebih jauh": kata Diki.
"Oh begitu, ya kamu udah kenal sama nak Aka, sama Tante begini keadaan keluarga kami. Nak Diki masih kuliah?": kata mama.
"Masih Tante lagi nyusun skripsi, rencananya abis wisuda saya ingin serius dengan Tania": kata Diki.
"Tante setuju aja dengan pilihan Tania. Tante sih tinggal tunggu kedatangan orang tua kamu": kata mama
"Iya tante beres wisuda saya bawa orang tua saya kesini.": kata Diki.Tania datang dan membawa minuman dan kemudian duduk disamping mamanya.
"Ya kalian kan sudah dewasa, mama titip jaga Tania. Jangan sampai kalian berbuat tak baik": kata mama.
"Iya tante": jawab Diki.
"Ka, Anisa koq ga dibawa sekalian kesini mama kangen": kata mama.
"Tadi lagi mandi": kataku.
"Ya udah kalian ngobrol aja mama mau kedalam dulu": kata mama.
"Nah kalian sudah diberi kepercayaan sama mama, ku harap kalian bisa menjaganya": kataku.
"Iya kaka": jawab Tania dan Diki.Ku meminum kopi yang dibuat Tania, rupanya Tania sudah apal kopi apa kesukaanku. Kulihat minuman untuk Diki berbeda denganku berarti Tania pun sudah apal apa minuman kesukaan Diki.
"Ka, saya ingin bertanya?": kata Diki.
"Silahkan, jangan yang susah susah jawabannya": kataku.
"Ih kaka ini serius tau": kata Tania.
"Iya ini juga serius": kataku.
"Gini ka, kata Tania kaka mengerti soal supra, bahkan tadi dirumah kaka, putri kaka bisa liat yang suka ngikutin saya. Saya bisa liat kalo kata orang khodam seseorang tapi saya gak bisa liat khodam kaka. Tania kadang bisa liat hal yg tak nampak tapi koq ga bisa liat yg suka ngikutin saya": kata Diki.
"Aku gak ngerti masalah begituan. Jawabnya setau aku aja ya. Pendapatku kita ga bisa liat jin atau khodam kecuali jin itu menampakkan diri pada seseorang. Pas kita bisa liat jin mungkin jin itu ingin diliat oleh kita. Ada kemungkinan bila bisa liat khodam orang lain, 1. Khodam itu ingin terlihat oleh orang lain 2. Khodam itu terlihat orang lain karena orang itu juga mempunyai khodam yang punya tingkatannya sama atau lebih tinggi. Jadi kalo kita punya khodam lebih rendah ga bisa liat orang yang berkhodam lebih tinggi": kataku.
"Berarti khodam saya tingkatnya lebih rendah dari punya kaka": kata Diki.
"Ngga lah aku ga punya apa apa termasuk khodam": kataku.
"Koq bisa tau harimau saya": kata Diki.
"Ya karena khodamnya ingin diliat aku dalam bentuk harimau, putri saya juga bisa liat mungkin karena masih polos": kataku.
"Kenapa kaka ga punya khodam pastinya banyak makhluk ghaib yang ingin ikut kaka": kataku.
"Hahaha ngaco kamu, coba kamu tau doa yang paling mudah diingat?": kataku
"Robana atina fidunya hasanah, itu bukan ": kata Diki.
"Iya kamu tau maknanya?": kataku.
Diki hanya terdiam.
"Maknanya kita meminta pada Tuhan kebaikan didunia dan akhirat dan dijauhkan dari api neraka. Makna satu meminta memohon hanya pada Tuhan. Jadi aku gak menginginkan khodam biarkan hanya Tuhan sebagai penolong kita. Makna kedua kita memohon kebaikan didunia dan akhirat. Bila ingin kebaikan mesti berbuat baik.": kataku."Sebenarnya masih banyak yang ingin saya tanyakan ka": kata Diki.
"Ya kalau ada waktu boleh kita ngobrol lagi, cuma pesan aku masalah ghaib jangan terus dikejar, kita hidup didunia nyata. ": kataku.
"Iya ka setiap orang berbeda beda pendapatnya. Kata kata kaka sedikit banyak jadi masukan bagi saya": kata Diki.
"Lebih baik perdalam agama dan berdoa agar diberi petunjuk, aku juga ingin diberi petunjuk menjadi orang yang hidup dijalan Allah": kataku
"Iya ka, saya juga ingin seperti itu": kata Diki.
"Kalo aku ingin baso tuh tukang baso langganan lewat depan rumah": kata Tania
"Ya udah pesen aja tanya mama mau ngga": tanyaku.
"Asik kaka yg traktir ya. Semua mau kan": kata Tania
"Iya pesenin buat semua": kataku.
Tania keluar rumah sambil bernyanyi riang. Aku dan Diki tertawa melihat tingkah Tania. Semoga aja Diki bisa sabar menerima sifat Tania yg kadang kekanak kanakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)
HorrorHarapan adalah sebuah impian dan impian adalah sebuah harapan, gelap tak selamanya gelap dan terang tak selamanya terang, mencari baikk terang adalah tujuan hidup, Tuhan pasti tau apa yang kita harapakan, jangan putus asa untuk mencari titik terang...