14. Camping III

1.4K 76 0
                                    

Kami tiba di perkemahan sekolah SMP yang jaraknya beberapa ratus meter dari tenda kami. Kami bertemy seorang pembina yang sebelumnya bertemu Deni diwarung ketika pembina itu mencari pertolongan warga setempat untuk menyembuhkan yang kesurupan dan Deni menawarkan diri untuk membantu. Kami diajak pembina itu tersebut kesebuah tenda besar didalamnya ada 4 anak perempuan sedang kesurupan seorang guru yang sedang berdoa berusaha menyembuhkan yang kesurupan ada 4 pembina dan beberapa murid memegangin yang kesurupan.

"aku coba menyembuhkan dulu yah ":kata Deni.
"silahkan": kata pembina dan guru.

kulihat Deni duduk bersila dan mulai membaca doa, ternyata Deni sudah belajar dari Pa Jamil mengobati kesurupan. Ternyata Deni memanggil Jin pegangannya. Aku hanya melihat samar samar Jin pegangan Deni seperti sosok pendekar. Jin itu menarik sosok yang merasuki murid murid itu sosok yang pertama ditarik seperti kakek kakek bungkuk, pindah ke murid kedua sosok yang merasuki seperti anak kecil dengan mudah ditarik dan dilempar jin pegangan Deni. begitu pun murid yang ketiga dengan mudah sosok kakek yang merasuki ditarik dilempar keluar. Ketika murid ke empat sosok yang merasuki menolak keluar. Walau dipegangi 2 orang anak perempuan itu meronta ronta matanya melotot dan kadang kadang berkata tak jelas. Jin pegangan Deni sangat kesulitan menarik sosok itu.

"woy bantuin napa.." kata Deni kepadaku
"kirain bisa sendiri": kataku.

Aku duduk dekat murid yang kerasukan itu. Aku memejamkan mata menajamkan bathin .. Dalam pandangan bathinku. Ternyata sosok perempuan seperti memakai baju kerajaan jaman dahulu. Kucoba berkomunikasi dengan sosok itu dalam hati.

"Maaf mengapa kamu merasuki anak ini": kataku.
"Ini daerah kekuasaanku kalian yang masuk tanpa ijin":kata sosok itu
"ini alam manusia bukan alam kamu kembalilah ke alammu":kataku.
"enak aja aku penguasa daerah ini seenaknya kamu nyuruh aku":kata sosok itu.
"kamu ngaku ngaku aku tau kamu bukan penguasa kamu hanya dayang":kataku
"bocah kamu ternyata termasuk orang yang ngerti": kata sosok itu.
"cepet keluar atau aku paksa":kataku
"baiklah hanya aku hanya menurut ke kamu, tapi hati hati jangan naik ke hutan setelah magrib berbahaya": kata sosok itu.
"bahaya kenapa": kataku
"itu daerah kekuasaan buto kami pun segan masuk kesana": kata sosok itu.

Dan sosok wanita berkebaya itu terbang melayang. Dan dikejauhan kulihat sosok wanita cantik berkebaya dan bermahkota tersenyum kemudian menghilang.

"Alhamdulillah semuanya sudah sadar terimakasih ade ade": kata guru itu.
"sama sama": kataku dan Deni berbarengan.
"Oh dek kita belum kenalan nama saya Dede": kata guru itu.
"oh iya ini Arif,Budi,Sinta dan Dewi": guru itu mengenalkan para pembina
"saya Deni, ini aka, Indri dan Rini": Deni mengenalkan kami.
"oh iya pa sekedar mengingatkan jangan naik ke hutan dimalam hari ya pak ": kataku.
"kenapa dek?": kata Pa Guru Dede
"tadi sosok yang merasuki memperingatkan jangan naik kehutan apabila sudah malam": kataku.
"celaka acara jurit malam sudah dimulai": kata pa guru Dede.

Aku tidak bisa membayangkan apa yang bakal terjadi ketika anak anak itu naik ke hutan diatas area perkemahan.

Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang