48.Menunggu Ke'ajaiban

1.2K 64 0
                                    


Hari itu aku mengantar Viona dan Om Hadi kesalah satu Rumah Sakit ternama. Hari itu Viona menjalani CT Scan dan MRI, istilah yang asing bagiku. Aku berdoa semoga tidak parah penyakit Viona. Aku bersyukur selama ini aku ga pernah sakit yg aneh aneh paling batuk, pilek sama masuk angin. Setelah menunggu hasil pemeriksaan akhirnya diketahui penyakit yg diderita Viona tumor otak jinak. Setelah konsultasi dengan dokter pengobatan yang diambil operasi dengan radioaktif menggunakan gama knife istilah asing lagi bagiku. Dan hebatnya Indonesia adalah negara yg pertama punya alat itu di Asia tenggara. Rencana pengobatan dilakukan minggu depan, soalnya Viona ingin hadir dulu dipernikahan Teh Ida yg dilakukan 2 hari lagi dan Viona ingin terlebih dahulu diresmikan hubungan kami.

Singkat cerita Viona menghadiri pernikahan Teh Ida dan kuperkenalkan pada keluarga besarku. Dan kulihat Viona bisa menempatkan diri sehingga keluargaku sangat respek sama Viona. Viona tampak cantik berbaju kebaya dpulang.
beda sendiri secara kulitnya paling putih diantara kami semua. Aku juga mengenalkan Viona sama keluarga mas Indra.
Semula Viona menjadi penerima tamu tapi ku minta dia duduk disampingku menemaniku karena kuliat dia agak pucat dan seperti agak lemas dan yang terutama aku kesel liat beberapa tamu menggoda Viona sepertinya anak buah mas Indra.

"kaka, teh Ida kaya bahagia banget tuh aku juga mau seperti itu": kata Viona.
"iya, tapi aku ingin kamu sehat dulu biar pas beres nikah malam pertamanya lancar hihihihi": kataku sambil tertawa.
"yeee ih pikirannya ngeres": kata Viona sambil mencubitku.
"sakit, tapi cubit lagi juga ga papa": kataku.

Pa Rudi dan Tante Farah hadir dalam pernikahan teh Ida aku mengenalkan Viona pada mereka. Pa Rudi dan Tante Farah menanyakan kabarku dan kenapaku jarang kerumahnya.
Om Hadi datang dengan tante Shinta dan berkenalan dengan keluarga besarku. Deni,Indri,Amat,Lia hadir juga bahkan teman teman kuliahku hadir kecuali Irene. Aku ga tau kenapa biarlah.

Dua hari setelah pernikahan teh Ida giliran keluargaku menemui Om Hadi. Kata Ibuku biar cepet beres dan mumpung pamanku belum pulang kekampung. Aku,ibu,teh Ida,Mas Indra,dan pamanku pergi kerumah Viona.
Sampai dirumah Viona pintu gerbang dibuka bi Surti dan mobil yg kami tumpangi masuk halaman. Kami pun turun dari mobil.

"aka ga salah rumah nih, ini rumah mewah gede banget":kata teh Ida.
"Ibu malu mau masuknya, bawaan kita ala kadarnya": kata Ibuku.
"Udah masuk aja bismillah aja": kataku.

Kami masuk dan disambut om Hadi dan tante Shinta. Didalam terjadilah obrolan para orang tua.
Intinya Ibu dan Om Hadi setuju hubungan kami dan serius membahas kelanjutan hubungan kami. Ibu juga menjelaskan keadaan keluarga ku. Om hadi juga menceritakan dulu ketika menikah dengan mamanya Viona masih orang biasa. Menurut Om Hadi adalah niat baik. Om Hadi meminta kami bertunangan dulu. Ibuku setuju dan hari itu juga aku dan Viona bertunangan padahal aku belum punya cincin tunangan. Tapi ternyata om Hadi dan Viona sudah mempersiapkan semuanya. cincin tunangan sudah dipersiapkan dan sepertinya Viona tau kalo aku ga boleh pake perhiasan emas. cincin untukku bukan dari emas dan terukir dengan indah nama Viona. Kata Om Hadi beliau merasa tenang kami sudah bertunangan masalah pernikahan biar nanti saja sesuai keinginan Viona dan Aku. Lalu aku sekeluarga diajak mencicipi makanan. Lalu kami makan bersama. Setelah selesai makan aku dan keluargaku pamit pulang.

"ka, kamu pake jurus apa sih sampe punya pacar anak orang kaya": kata teh Ida.
"ah ga tau udah jodo kali kan kenalnya juga gara gara ditabrak ama Viona": kataku.
"tapi ga hamil duluan kan"; kata teh Ida.
"ngga lah kalo hamil pasti udah disuruh nikahin": kataku
"kamu harus jaga sikap dan tingkah laku jangan bikin malu ibu": kata ibuku
"iya bu": jawabku
"nanti kalo mau nikah kasih tau semua keluarga biar kita semua bisa bantu minimal ga bikin malu apa lagi calon mertuamu orang kaya": kata pamanku.
"iya kita urunan walau sedikit sedikit bisa jadi banyak": kata mas Indra.
"ibu juga tadi malu ga bawa apa apa ga persiapan mau tunangan eh malah jadi tunangan aka ga bilang sih": kata ibu.
"aku juga ga tau": kataku.

Ku ganti Dp Bbm ku dengan foto aku dan Viona sedang menunjukkan cincin foto tunangan dan tak lama banyak bbm masuk dari teman teman mengucapkan selamat.. Its a beautiful day.

Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang