68.Galau

1.4K 65 0
                                    

Aku bersyukur mata kuliahku ga ada yang jelek jadi ga usah mikirin ngulang mata kuliah. Aku tinggal mikirin nyusun skripsi diantara kami hanya Joko yang mesti ngulang beberapa mata kuliah.
Aku jadi seneng nongkrong dicafe sambil berbagi ide dan pemikiran dengan Opik, Intan dan Irene karena kami sekelas dan sama sama ngerjain skripsi. Aku jadi kepikiran sekalian aja bikin skripsi yang sesuai dengan hobiku saat ini. Hobi ngerancang tas, baju dan kemasan buat butik Viona. Ya gara gara viona jadi mesti cari inspirasi desain. Untung Intan, Erni dan Irene bisa aku minta pendapat tentang desain yg disukai kaum hawa.

Selama di cafe kuperhatikan ada cowo yang mendekati Irene. Sering datang ke cafe walau cuma memeaan makanan dan minuman ala kadar tapi betah berlama lama. Kadang Irene mengantarkan pesanannya. Aku senang Irene sudah move on.

"Aka serius banget liat laptopnya": kata Intan.
"Lagi bikin desain logo sama tas buat butik bagus ngga nih dari beberapa desain kamu suka yang mana": kataku
"Ini bagus ka, kalo jadi mau dong atu": kata Intan.
"boleh tapi pajang di instagram yah, follower kamu dah banyak ga?": kataku
"lumayanlah": kata Intan
"tuh cowonya Irene yah": kataku sambil menunjuk cowo yang ngobrol dengan Irene dimeja depan": kataku
"ga tau juga tapi sering kesini dan ngobrol sama Irene, kenapa cemburu yaaaaa": kata Intan.
"ga lah aku seneng Irene dah move on, kan aku dah milik Viona seorang": kataku
"ih so sweet, aku juga ah mo ngerjain skripsi": kata Intan sambil mengambil laptop dan duduk agak jauh dariku.

HPku bergetar bbm dari Irene..
"Aka baca email aku"

Kubuka email dilaptopku ada email dari Irene kubuka email itu.

Dear, Aka
Aku tau ini tak boleh, tapi ku tak bisa bohongi diriku sendiri. Kamu tak tahu pilu hati ini merindu kamu. Aku tahu aku tak bisa meraih cintamu. Aku tak bisa rebut hatimu. Aku berbicara dengan lelaki lain tapi pikiran dan hatiku mengarah padamu. Aku ingin dipeluk dan didekap kamu tapi hal itu tak mungkin. Aku akan menunggu kamu sampai kapanpun.

Ya Tuhan kenapa kamu ga bisa move on sih Ren, apa istimewanya aku sampai kamu begitu memikirkan aku. Aku jadi rasa berdosa pada dirimu kalau kamu tak move on.

Kuberanjak dari tempat dudukku. Aku bermaksud pulang kuhapus terlebih dahulu email, sms, dan bbm dan segala berbau Irene bisa bahaya nih pikirku. Ketika ku berpapasan dengan Irene dan teman cowonya aku pun tersenyum Irene membalas dengan tersenyum sambil mengedipkan mata sebelah.Aku hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah Irene.

Sampai dirumah hanya ada bibi. Viona pergi dengan mama Shinta ke butik. Ku masuk kamar ku berbaring dikasur aneh ada yang mengganjal dipunggungku. Kucari apa yang mengganjal dipunggungku ternyata dibalik sprei ada buku berwarna pink. Kubuka ternyata Diary Viona. Walau dengan rasa bersalah kubaca Diary Viona.

Kubaca halaman demi halaman. Sampai curhatnya Viona ketika bertengkar dengan Pak Hadi gara gara pacar Viona menguras tabungan Viona, dan ketika Viona melihat pacarnya jalan dengan cewe lain. Viona galau dan mengemudikan mobilnya sambil menangis hingga menabrakku..

Dear Diary,
Aku bertemu dengab ibu dari cowo yang kutabrak awalnya kutakut beliai akan marah, tetapi Ibu itu sabar sehingga mengingatkanku sosok mama yg telah tiada.
Aku merasa berdosa melihat cowo itu berbaring tak sadarkan diri dan Ibunya menangis, bagaimana jika itu aku. Aku yakin papa akan menangis juga bila aku terbaring dirumah sakit maafkan Viona ya pah

Kubaca halaman lain.

Aka cowo yg kutabrak begitu dekat dengan ibunya aku iri tak bisa sedekat itu sama papah. Aka sosok berbeda dengan si Kevin mantan pacarku yang emosian. Aka ga marah walau kutabrak masih aja bisa senyum padaku kupikir pikir ganteng juga walau kulitnya iteman dikit dari kevin.

Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang