38. Abah Panca II

1.3K 67 0
                                    

Kami makan bersama walau menu sederhana tidak membuat semangat kami makan berkurang. Nasi putih, sambal,ikan asin, lalapan, goreng tempe,tahu, ikan mas, dan yg utama pete dan jengkol.

Kukira Viona anak orang kaya ga akan suka menu seperti ini tapi kusalah dia lahap sekali kecuali Viona ga suka jengkol..
Selesai makan pa yayat langsung tertidur. Aku, Deni, dan Abah Panca duduk diteras ngobrol sedangkan para gadis sibuk metik mangga muda untuk buat rujak.

" abah aku kaya nya ga sanggup kalau pegang *******.":kataku.
"hahahaha seperti abah kira kamu bakal menolak bukan kamu ga sanggup kamu tidak mau hehehehe": kata Abah.
"aka apa sih yang dititipkan abah koq kamu ga mau": kata Deni.
"tanya abah aku takut salah": kataku.
"hahaha ceritakan aja gapapa koq": kata abah panca.
"yg dititipkan abah untuk penjagaan pa hadi adalah sebuah keris": kataku
"keris, kalau keistimewaan keris itu apa?" kata Deni
"kalau pegang keris itu, kamu bakal kebal senjata tajam, anti santet": kata abah.
"kenapa dititipkan pada aka bukan padaku": kata Deni.
"isi keris ini yang namanya ****** memilih ikut dengan aka, terus apa alasan kamu menolak memegang keris itu aka?": kata Abah Panca
"maaf abah, saya belum kuat iman memegang keris itu saya takut menduakan Allah, terbawa hawa nafsu menguji kesaktian keris itu": kataku.
"hahaha kamu betul abah menganggap ini hanya keris saja, memang keris ini memiliki kekuatan kebal terhadap senjata tajam bagi pemegangnya tapi bila Allah menghendaki lain tetap saja terluka.
"berarti abah pernah terluka dalam perkelahian": kataku
"iya benar abah pernah terluka": kata abah.
"walau ada sijangkung dan sipendek?" : tanyaku.
"hahahaha iya kamu tau aja sijangkung sama sipendek": kata Abah.
"jadi abah akan kerumah Om Hadi kan?": kataku.
"hahaha iya abah nanti kesana sekalian abah ada perlu dengan pa Jamil.": kata abah

Kulihat Irene melambaikan tangan memanggil aku. Aku menghampiri Irene.

"aka mau nyobain rujak buatan aku": kata Irene
Aku mengangguk dan Irene menyuapiku sepotong rujak mangga muda.
"ih asem ren.." kataku.
"nih cobain buatan aku": kata Viona sambil menyuapiku.
"ah pedes banget vion": kataku.
"ih kamu sukanya yg gimana": kata Viona.
"yg manis kan aku orangnya manis sukanya yg manis manis": kataku.
"rujak mana ada yg manis kalo yg manis sih manisan aka oon": kata Indri.
"oh jadi kamu bilang rujak aku asem kaya orangnya asem": kata Irene.
"oh kamu juga bilang rujak aku pedes berarti kaya orangnya pedes": kata Viona.
"yang nyebelin harus dikasih pelajaran": kata Irene.

Irene dan viona nyubitin aku diserang mendadak aku hanya bisa mengaduh mana irene dan viona nyubitinnya pake beneran pipi aku juga ditarik tarik. belum selesai penderitaanku Indri ikut ikutan mengacak acak rambutku.
Dan mereka mentertawakan aku. Nini dan bahkan Deni dan Abah Panca mentertawakan kelakuan kami. Kukubur pikiran punya pacar dua, baru teman saja penderitaanku seperti ini.

Tiba tiba terdengar suara memanggil namaku. Aku seperti kerbau dicocok hidung aku melangkah menuju suara itu sudah beberapa jauh melangkah aku tiba di rimbunnya kebun bambu dan kulihat wanita cantik bermahkota berbaju kuning tersenyum sambil memanggil namaku.

"Aaaaaaaah ada ular",: teriak Viona yang mengikutiku. Kemudian berlari kerumah Abah. Sosok wanita itu tiba tiba hilang. Aku mengejar Viona takut terjadi apa apa dengan Viona.
Sampai rumah abah, Viona bercerita sama abah.

"abah tadi didepan aka dikebun bambu ada ular besar": kata Viona.
"ah yang kuliat orang koq": kataku.
"ih kaka aka oon ular gede gitu dibilang orang": kata Viona.
"ga papa itu nyai ingin kenal sama kamu aka": kata Abah.
"yah yg mau kenal bukan manusia coba cw cantik kan lumayan": kataku.
"huu playboy cap jengkol": kata Viona.
"itu ada nona cantik berdua tinggal pilih atau ambil dua duanya": kata abah.
"ngga ah kan abah liat sendiri bagaimana mereka menodai aku tadi": kataku

Deni dan abah mentertawakan kata kataku. Dan aku kembali menjadi korban cubitan Viona dan Irene. Parahnya Indri ambil gelas berisi air dan byur kepalaku disiram. Basah deh

Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang