81. Wilma

1K 65 0
                                    

Malam itu aku terbangun tiba tiba aku merasa haus. Aku bangun dari tidur dan melangkah ke dapur. Aku mengambil gelas dan menuangkan air kedalam gelas dari dispenser aku melangkah menuju kamar. Belum sampai dikamar di pintu penghubung dapur dan ruang makan mendadak aku kaget sekali tiba tiba ada sosok wanita bule berdiri didepanku rambutnya panjang pirang. Berhidung mancung, bermata biru berpakaian ala nona Belanda. Aku yang tak siap kedatangan makhluk bukan manusia itu hampir saja menjatuhkan gelas berisi air yang kubawa. Tatapan nona Belanda itu sangat tajam.

"siapa kamu?": tanyaku.
"Aku wilma": jawab nona Belanda itu.
Aku heran bukan kah sore itu sosok wilma anak kecil.Bukan seperti sekarang seperti sosok perempuan sekitar 25 tahunan. Walau cantik tetap saja bikin bulu kudukku merinding.

"Jangan takut, aku bisa merubah wujudku sesuai orang yang kutemui.": kata Wilma
"Maksud kamu menemui aku apa?": tanyaku.
"Tolong Dewa, lindungi Dewa": kata Wilma.
"Bagaimana aku menolongnya?": kataku.
Sosok Wilma tak menjawab tapi malah melayang keluar rumah dengan menembus tembok dengan bersenandung lirih dengan bahasa yang tak kumengerti.

Aku menuju kamar kakiku serasa lemas melihat kejadian tadi. Aku meneguk air yang kubawa, lalu ku duduk dikursi yang ada didalam kamar. Kulihat Viona tertidur pulas. Aku pejamkan mata membaca doa. Perlahan aku seperti berada di Rumah Dewa. Aku seperti melihat kamar Dewa. Ya Dewa tidur terpisah dari ibunya. Kulihat Dewa terbangun sambil memeluk lututnya dan menatap ke atas. Astaga dilangit langit kamarnya ada makhluk menyeramkan menempel diatas langit langit makhluk itu hitam pekat bagaikan tertutup bulu panjang seluruh tubuhnya hanya matanya yang berwarna merah menyala dan gigi dan taringnya yang berwarna putih terlihat jelas kontras dengan tubuhnya yang serba hitam.
Tangan makhluk itu berusaha menggapai Dewa. Aku sambil berdoa memukul tangan itu. Walau hanya batinku yang berada di kamar Dewa tapi bisa membuat tangan makhluk itu terluka. Makhluk itu kini menatap seakan marah kearahku. Aku tatap balik makhluk itu, entah kenapa aku marah sekali pada makhluk itu yang mengganggu Dewa. Karena kemarahanku aku tak sadar sosok eyang dan harimaunya hadir bersamaku. Makhluk itu seakan sadar aku tak sendiri mulai berputar putar dilangit langit sesekali air liurnya menetes. Tak tau kenapa aku sangat marah sama makhluk itu aku menarik bulu bulu panjang makhluk itu hingga makhluk itu terjatuh dari langit langit dan kupukul dengan sekerasnya. Makhluk itu menjerit keras dan makhluk itu menghilang aku melihat sosok Wilma kecil duduk disamping Dewa dan menenangkannya.

Aku membuka mata ku akhiri membaca doa kulihat tanganku. Ditelapak tanganku banyak potongan bulu seperti bulu makhluk tadi yang kutarik. Belum lepas kagetku ketika ku memandang kedepan. Astaga wajah wilma dewasa ada tepat hanya beberapa centi dari wajahku.

"Hati hati Aka mereka akan datang dengan lebih banyak."

Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang