Sosok penuh aura kegelapan hadir disisi sebelahku. Aku tidak begitu memperhatikannya. Pikiranku terus tertuju pada keluargaku dirumah. Setelah beberapa lama aku menyetir mobil, aku sampe di rumah. Aku buru buru masuk rumah, kulihat Viona terbaring lemas. Ibu menceritakan apa yang terjadi. Akupun menghampiri Anisa, kini Anisa tertidur dalam gendongan bibi. Aku raba dahi viona masih panas. Ibu memintaku kekamar mandi mengganti air kompres untuk Viona. Baru saja aku melangkah ke kamar mandi terdengar tangisan Anisa dan jeritan Viona. Sontak amarahku timbul, aku marah pada sosok yang mengganggu keluargaku dan pengirim sosok itu.
Tak sengaja aku menyebut nama sosok hitam yang hadir dimobil. Tiba tiba gelap, pandanganku menjadi gelap. Semua gelap dan ketika pandangan ku muncul kembali kulihat semuanya berwarna dominan merah. Kulihat sosok wanita mengerikan yang mengganggu Viona dan Anisa. Kini aku berhadap hadapan dengannya. Amarah yang menggelegak didadaku membuat pandanganku menjadi lebih merah. Sosok wanita mengerikan itu menatapku tajam. Aku menggeram, tak ada rasa takut pada diriku yang ada kebencian. Kebencian amat sangat pada sosok yang menggangguku. Aura hitam menyelimuti diriku. Bahkan sosok wanita mengerikan mulai ketakutan padaku. Aku seperti binatang buas memburu buruannya. Kuperhatikan setiap gerak gerik sosok itu. Aku siap menyerang kapan pun. Amarah didalam dadaku ingin segera menghabisi sosok itu dan pengirimnya.
Baru saja makhluk itu seperti hendak menyerang aku langsung menyerang terlebih dahulu. Pukulan keras ku seperti mengeluarkan efek panas pada sosok itu. Makhluk itu meraung kesakitan. Pukulan dan cakaran sosok itu seperti tidak menimbulkan efek pada diriku. Sekali lagi kupukul keras makhluk itu hingga mental dan seperti mengeluarkan darah hitam dari mulutnya.
Sosok wanita menyeramkan itu mulai susah berdiri. Dan ketika berdiri sosok itu melarikan diri. Aku pun mengejarnya pandanganku sampai disebuah gubuk tua. Dua sosok hitam tinggi besar mencoba menghalangiku. Mereka menyerangku bertubi tubi tapi aku tak merasa apapun. Aku menangkap salah satu sosok tinggi besar itu dan kubanting hingga tak berdiri lagi. Ketika sosok yang satunya berusaha membantu kutendang hingga mental. Kudekati gubuk itu dan mendobrak pintunya. Kulihat orang yang mengirim makhluk suruhannya kupukul orang itu hingga terjatuh. Aku pun mencekik orang itu.
Tapi sentuhan lembut menyentuhku. Bisikan lembutnya membuatku lemah.
"Sadar nak, ini bukan dirimu": kata sosok wanita cantik bermahkota.
Aku melepaskan orang itu. Kulihat orang itu terbatuk batuk.
"Kembalilah nak": wanita cantik itu berbisik padaku sambil memelukku dan membawaku terbang kedalam kegelapan... Hening..hening kurasa.."Sadar nak,istigfar"
"Istigfar nak, istigfar": suara itu berulang.
"Astagfirullah": aku istigfar berulangkali. Aku membuka mata kulihat ibuku disisiku. Berulang kali beliau memintaku istigfar."Bu apa yang terjadi?": kataku.
"Kamu tadi mengamuk nak, kamu seperti berkelahi tapi ibu takut kamu bukan seperti anak ibu. Kamu mengerikan .Ibu hanya bisa berdoa": kata Ibu.
"Viona dan Anisa bagaimana?" tanyaku.
"Viona sudah lebih baik, tadi Anisa menangis keras ketika kamu ngamuk, tapi kini sudah diam dan tertidur": kata ibu.
Astaga mungkin karena aku menyebut nama sosok hitam penuh aura kegelapan sosok itu merasukiku karena amarahku.
Aku kembali istigfar, menurunkan amarahku kesalku dan dendamku pada orang yang jahat pada aku dan keluargaku."Nak Ibu tau kamu kesal dan marah karena istri dan anakmu diganggu. Tapi jangan karena itu kamu luapkan amarahmu apalagi sampai mencelakakan orang lain. Bila kamu mencelakakan orang lain walau orang itu berbuat jahat padamu, membuat kamu sama dengan orang itu yang berbuat jahat karena iri sedangkan kamu berbuat jahat karena marah": kata Ibu.
"Maafkan aku ibu": kataku.
"Minta maaflah pada Allah, bila ada orang yang berbuat jahat padamu serahkanlah semua pada Allah, karena sesungguhnya hanya Allah pemberi pembalasan sebaik baiknya.": kata Ibu.Aku khilaf membiarkan amarahku dan dendamku membuatku mudah dikendalikan sosok penuh kegelapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)
HorrorHarapan adalah sebuah impian dan impian adalah sebuah harapan, gelap tak selamanya gelap dan terang tak selamanya terang, mencari baikk terang adalah tujuan hidup, Tuhan pasti tau apa yang kita harapakan, jangan putus asa untuk mencari titik terang...