Pukul 10 pagi aku sudah di cafe. Erni sudah datang terlebih dahulu beberapa karyawan menyapaku aku menjawabnya. Aku naik kelantai dua disana ada Erni, Irwan, dan Devi."Asalamualaikum, wah udah pada kumpul": kataku.
" walaikum sallam": jawab mereka.
"Ka, ada yang aneh hari ini": kata Erni.
"Aneh bagaimana": kataku.
"Stok bahan makanan yang dikirim tadi pagi dan yang disimpen di frezer sebagian besar busuk, tadi ada yang dimasak rasa nya jadi tak enak": kata Erni.
"Iya pak tadi pagi saya dan bu Ernu belanja masih seger seger sampe sini jadi busuk dan ada yang layu, terus saya masak yg masih seger kok rasanya jadi ga enak": kata Devi.
"Tapi anehnya bahan yang dikirim ke cafe lama seger ga ada perubahan.": kata Erni.
"Saya tidak tau ada hubungannya pak, tapi tadi malam ada penampakan di cafe ini": kata Irwan.
"Kalau belanja lagi sempet gak, biar cafe bukanya agak sore?": tanyaku pada Erni.
"Sempat, bisa buka jam 3 an": kata Erni.
"Ya udah belanja lagi aja": kataku.
"Ok bos": kata Erni
"Erni hati hati dijalan baca bismillah dulu sebelum keluar": kataku.
"Iya, aka kata Intan tadi pagi Intan telpon ga aktif hpnya": kata Erni
"Untung kamu bilang Erni, aku lupa hpku belum dinyalain pas tengah malem di matiin takut ganggu, anakku lagi rewel tadi malem"; kataku sambil menyalakan hpku.
"Ya udah aku berangkat dulu": kata Erni. Erni dan Devi pergi.
"Irwan tolong panggil yang lainnya kesini": kataku.
"Ya pak": kata Irwan kemudian turun memanggil karyawan lain.Aku menelpon Pa Dayat.
"Asalamualaikum, pa Dayat": kataku
"Walaikumsalam, nak Aka ada apa tumben pagi pagi telpon Bapak": kata Pak Dayat.
"Maaf pak aku ganggu, apa bapak ada waktu aku mau minta tolong": kataku.
"Bapak lagi santai koq nak maklum pensiunan gak jadi santai": kata Pak Dayat.
"Bapak bisa mampir ke cafe saya": kataku.
"Bisa nak yang cafe baru itu ya, sejam lagi kesana": kata Pak Dayat.
"Ok terimakasih": kataku .Irwan, Anto,Agus,Cecep,Yuni dan Citra menghampiriku.
"Gini kalian tunda kerjaan yang kalian kerjakan sekarang, coba kalian bersih bersih cafe ini dari luar sampai dalam jangan terlewat. Kalau menemukan sesuatu mau benda atau apapun bawa kesini": kataku.
"Ya pak": jawab mereka kompak.Mereka turun lalu mengerjakan apa yang kusuruh. Hampir sejam mereka bersih bersih. Lalu Irwan menemuiku.
"Ya ada apa Irwan": kataku.
"Ini pak, aku nemuin bungkusan ini disalah satu sudut cafe": kata Irwan sambil menyerahkan bungkusan itu.
"ok makasih, kasih tau yg lain sekarang ngerjain kerjaan seperti biasanya.": kataku.
"Baik pak": kata Irwan sambil meninggalkan ku.Bungkusan itu,ternyata seperti ini cara mereka mengganggu usahaku. Madat mahal dan campuran tanah kuburan dibungkus kain kafan ternyata itu cara mereka. Kupegang bungkusan itu kubaca doa mohon diberi kejelasan. Pandanganku seperti melihat beberapa sosok makhluk yg dikirim dan terlihat orang yg memerintahkan para makhluk itu. Ternyata ada beberapa sosok yg mengganggu kerumahku ke keluargaku. Amarah kurasakan aku tak apa apa bila usahaku diganggu tapi bila anak istriku yang di ganggu beda cerita. Aku tak pernah mengganggu mereka tapi kenapa mereka ganggu aku dan keluargaku.
Pak Dayat datang menemuiku.
"Asalamualaikum nak Aka": kata pak Dayat.
"Wa alaikum salam, silahkan duduk pak": kataku.
"Ada apa nak kenapa nak Aka minta bapak mampir disini": kata Pak Dayat.
"Ada yang berniat jahat pada usaha dan keluarga saya pak": kataku sambil memperlihatkan bungkusan yang ditemukan Irwan.
"Hmmm sungguh jahat perbuatan orang itu": kata Pak Dayat.
"Saya mau minta bantuan pak Dayat mau menjaga tempat ini malam ini saja. Jaga dari gangguan kiriman mereka. Aku jaga keluarga dari gangguan mereka.": kataku.
"Bapak boleh ajak pak Karim biar ada teman": tanya Pak Dayat.
"Boleh pak, dilantai atas ada tempat buat istirahat": kataku.
"Ya udah Bapak pulang dulu, nanti magrib kesini": kata pak Dayat.
Aku dan pak Dayat turun kebawah menemui Irwan memberitahu kepada Irwan kalau pak Dayat dan Pak Karim akan jaga di Cafe malam ini. Pak Dayat kemudian pulang. Intan menelponku memberi kabar mesin pesanan telah tiba. Aku meminta Intan segera menggunakan mesin baru.Kemudian aku mengecek sekeliling cafe apa masih ada kiriman jahat yg menempel. Hpku berdering dari ibu. Ibuku mengabarkan Viona muntah muntah dan panas tinggi dan Anisa menangis terus.
Apalagi yang terjadi. Kucoba tajamkan rasaku ternyata ada lagi sosok yg mengganggu keluargaku. Amarahku meninggi, tiba tiba ada bisikan di telingaku. Panggil aku, biar aku yang balas mereka. Dan aura hitam penuh kegelapan muncul disisiku memintaku untuk menyuruhnya membalaskan dendamku.
POV : Viona (Makhluk itu)
Pagi ini seperti ada yang berbeda pundakku terasa berat dibagian kanan. Setelah menyiapkan sarapan untuk suamiku, Aka. Aku langsung mandi, dan keanehan mulai dari kamar mandi. Kamar mandi seperti bau anyir seperti bau anyir darah. Tapi segera kusiram seluruh kamar mandi dan menuangkan pengharum lantai keseluruh lantai. Yang lebih aneh ketika aku keramas setelah menuangkan sampo dirambut terasa rambut ku rontok. Kutarik rambutku dan rambutku terlepas. Terusku tarik rambutku banyak sekali yang terlepas. Kulihat dilantai berserakan rambut dilantai. Astaga apa yang terjadi dengan rambutku. Tapi aneh kan rambutku tak sepanjang ini. Rambutku ini hanya sebahu panjangnya. Tapi ini mungkin panjangnya sampai sepunggung atau lebih.
Aku segera melihat cermin rambutku seperti biasa tak berkurang. Aku heran lalu rambut siapa. Belum hilang keterkejutanku dicermin kulihat dibalik bayangan kepalaku sedikit demi sedikit muncul bayangan kepala lain yang berambut panjang sambil tersenyum. Aku kaget ingin ku teriak tapi lidah ini kelu tak bisa bicara. Aku segera berdoa dan bayangan kepala itu hilang. Aku cepat mandi sambil terus berdoa. Anehnya rambut rambut yang tadi berserakan hilang. Setelah selesai mandi dan ganti baju aku menemani suamiku sarapan. Tak ada yang aneh waktu sarapan. Selesai sarapan suamiku pergi. Setelah mengantar sampai depan, aku kembali kerumah. Aku melihat Anisa yang sedang tertidur pulas.
Tiba tiba aku merasa tak enak, kenapa aku merasa ada yang memperhatikanku. Aku merasa ada sosok yang sedang memperhatikan aku dan anakku. Aku melirik kiri dan kanan, aku tak melihat apapun. Tiba tiba Anisa menangis aku coba menenangkan tapi tetap saja Anisa menangis. Ibu datang kekamarku coba bantu menenangkan Anisa. Aneh tiba tiba aku merasa tak enak. Perutku sakit melilit dan mual. Keringat dingin keluar. Aku segera lari kekamar mandi dan aku muntah. Astaga dalam muntahanku ada gumpalan gumpalan rambut. Aku kaget dan lemas sekali. Kupanggil bibi. Bibi membantu memapahku kekamarku. Ibu kaget melihatku, ibu meraba dahiku. Ibuku kaget karena badanku panas sekali. Ibu terlihat panik, ibu menelpon suamiku. Sedangkan Anisa yang menangis digendong bibi. Ibu mengompresku sambil terus berdoa. Anisa kini mulai mereda tangisnya. Kini astaga aku melihat sosok wanita berambut panjang bermuka menyeramkan ingin mengganggu Anisa, tapi doa yang Ibu baca sepertinya menjadi dinding penghalang untuk sosok wanita berambut panjang yang menyeramkan untuk mendekat. Sosok makhluk berkulit pucat pasi itu terus berusaha mendekati kami. Aku ikut berdoa agar makhluk itu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)
HorrorHarapan adalah sebuah impian dan impian adalah sebuah harapan, gelap tak selamanya gelap dan terang tak selamanya terang, mencari baikk terang adalah tujuan hidup, Tuhan pasti tau apa yang kita harapakan, jangan putus asa untuk mencari titik terang...