77. Ani

1.1K 60 0
                                    

Irfan dan Ani setuju setelah magrib aku akan mencoba membantu Ani dari gangguan makhluk itu. Aku menelpon pa Dayat untuk membantuku dan pak Dayat setuju. Aku tau persis pa Dayat adalah oranf yang baik selalu mau membantu tanpa pamrih itu salah satu faktor keberhasilan dalam membantu. Aku pulang kerumah untuk minta ijin dahulu pada Viona.
Sampai di rumah kulihat Viona, Tania , Ibu dan Bibi sedang bikin rujak. Setelah memarkirkan motorku aku hampiri mereka. 

"Wah asik nih lagi pada bikin rujak": kataku.
"Iya nih Tania yang ngajakin aneh ya aku yang hamil Tania yang ngidam": kata Viona.
"Ah ka Viona bisa aja kan enak siang siang gini makan rujak": kata Tania.
"ibu aku kedalam dulu ": kataku
"iya eh aka ibu nanti malam mau adain pengajian ibu ibu disini sambil doain jabang bayi bolehkan?": kata Ibu
"Oh bagus Ibu tapi malem aku mau pergi bantu temen yg kemarin": kataku.
"ya gapapa kan acaranya ibu ibu nanti mama shinta juga hadir sekalian minta doain sama Ustadzah buat keselamatan kita semua": kata ibu.
"Iya makasih bu aku tinggal kedalam": kataku sambil kedalam rumah.
Viona mengikuti aku kedalam rumah.

"Yang ini hasil cafe bulan ini lumayan agak banyak": kataku.
"Alhamdulillah, ibu aku kasih juga ya": kata Viona.
"Iya, yang jangan marah yah aku mau cerita": kataku
"iya cerita aja": kata Viona.
Aku ceritakan kejadian di cafe ketika Irene bicara yang aneh aneh.
"Aduuh yang punya fans berat, sok atuh dilanjut aja pengin punya istri dua ya": kata Viona 
"ih ayang malah ngomong gitu, ga lah ga mau punya istri dua": kataku.
"kalo aku ijinin gimana": kata Viona.
"tetep gak akan soalnya suami pemimpin rumah tangga dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya dihadapan Allah. Mempertanggung jawabkan perbuatan diri sendiri saja berat belum mesti ngebimbing ayang ntar anak anak kita berat rasanya, belum lagi selama ini aku belum bisa bahagiakan kamu masa harus nyakitin kamu": kataku sambil memeluk Viona.
"Iya, yang aku cukup merasa bahagia dengan keadaan kita, apalagi mau hadir anggota baru dikeluarga kita. Aku minta satu aja ayang setia sama aku": kata Viona.
"iya yang aku janji, nanti malam aku sama pa Dayat mau kerumah Irfanau nolong Ani": kataku.
"Iya yang tapi hati hati": kata Viona.
"Doain aku ya ": kataku
"pasti tanpa diminta selalu ku doakan": kata Viona.

Singkat cerita selepas magrib aku dan pak Dayat kerumah Irfan. Sesampainya disana Irfan,Ani,Orang tua Irfan dan Ani sudah menunggu.
Setelah mengucap salam kami berbincang sebentar kemudian kami menuju ruang tengah. Kami sholat Isya berjamaah. Beres sholat kami duduk melingkar dan Ani ditengah. Pa Dayat memimpin membaca doa dan Quran. Kami khusyu membaca doa dan Quran. Suasana mulai berubah diluar terdengar angin bertiup kencang dan mulai terdengar suara suara aneh. Dari suara gonggongan Anjing kemudian suara langkah langkah kaki. Suara geraman dan kadang suara perempuan tertawa. Dan kini terdengar suara langkah kaki.

Pandanganku mulai berubah aku seperti ada dihamparan rumput luas dan muncul dihadapanku sosok makhluk tinggi besar berbadan seperti manusia berkepala seperti binatang dan bertanduk.
Makhluk itu mendengus dengus didepanku.

"Hai manusia kenapa kamu mengganggu urusanku": kata sosok itu.
"Kamu yang mengganggu manusia kamu mencelakakan manusia": kataku
"Hahahahaha mereka yang mengundangku": kata sosok itu.
"Kini pergilah mereka tak mau kamu mengganggu mereka": kataku.
"Tidak bisa kau yang pergi": kata sosok itu.

Sosok itu menyerangku makhluk itu berkali kali memukulku tapi aku berhasil mengelak. Tapi kemudian muncul sosok yang hampir sama dan mulai mengeroyokku. Ada tiga makhluk serupa menyerangku kini aku kerepotan menghadapi serangan mereka dan mulai serangan mereka mengenai tubuhku. Pukulan mereka menyebabkan tubuhku kesakitan walau batinku sebenarnya yang berkelahi. Doa doa yang dibacakan pa Dayat dan yang lainnya menambah tenaga bagiku. Hingga satu kesempatan pukulan ku berhasil menghantam ulu hati makhluk itu sehingga makhluk itu jatuh dan menghilang tapi salah satu dari makhluk itu menyerudukku hingga aku mental terjatuh. Tapi lagi lagi doa yang dibacakan membuatku mampu bangkit bahkan pukulan makhluk itu tak begitu terasa, aku melompat kedepan melancarkan pukulan pukulan kesalah satu makhluk itu. Aku tak menghiraukab salah satu makhluk yang menyerangku dari samping. Beberapa pukulanku mengenai makhluk itu hingga terjatuh hingga makhluk itu menghilang. Kini tinggal ada satu makhluk lagi. Makhluk itu kembali mendengus dengus dan matanya menjadi merah menyala. Makhluk itu menyerangku aku menyambutnya sehingga kami saling pukul dan tendang. Makhluk itu menabrakku hingga kami jatuh berguling guling. Aku segera berdiri ketika makhluk itu belum sempat berdiri aku tendang sekerasnya dan makhluk itu teriak mengaduh. Kemudian aku cekik makhluk itu.

"Kamu jangan ganggu kami lagi atau akan terus aku cekik kamu": kataku.
Makhluk itu mengangguk, aku lepaskan makhluk itu.
"Awas ingat janjimu kalau tidak aku akan berbuat lebih dari sekarang": kataku.
"Aku menyerah, aku gak akan ganggu lagi": kata Sosok itu dan kemudian menghilang..

Aku membuka mata dan pa Dayat menghentikan membaca doa. Aku merasa kelelahan dan sedikit sakit dibadan.
Akhirnya lepas juga Ani dari gangguan makhluk itu. 

Sebelum pulang kami sempat berbincang bincang dengan keluarga Irfan dan Ani. Mereka berterimakasih karena telah dibantu. Dan seperti biasa ortu Irfan memaksa aku dan pa Dayat makan malam dulu sebelum pulang. Beres makan aku dan Pak Dayat pamit pulang.

Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang