Aku masih terdiam memikirkan kejadian siang tadi. Viona sambil menggendong Anisa duduk disampingku. Aku memandangi kedua belahan jiwaku.
"yang, masih mikirin usaha cafe?": tanya Viona.
"Iya kenapa gara gara usaha ada orang yang berusaha mencelakai kita": kataku.
"Ya pikiran orang kan berbeda, kalau usaha cafe baru itu membuat keluarga kita terganggu lebih baik ditutup aja": kata Viona.
"Iya, tapi kan kasian karyawan ": jawabku.
"Sebenernya bisa diover aja ke cafe lama, lagi pula semenjak buka cafe baru ayang pergi pagi pulangnya malem waktu buat keluarga sebentar. Lagian penghasilan yg dulu cukup buat kita. ": kata Viona.
'Maaf, aku coba luangkan waktu lebih banyak untuk kamu dan Anisa.": kataku.
"Makasih, aku lebih suka hidup sederhana tapi bahagia punya waktu dengan keluarga lebih banyak.": kata VionaAku tersenyum, Viona begitu baik tak pernah menuntut banyak hal. Begitu pengertian dan sabar, aku tak salah pilih memilih pasangan hidup. Tiba tiba kurasakan getaran getaran tak enak. Aku segera meningkatkan kewaspadaanku. Ku membaca doa memohon perlindungan.
"Yang, bawa Anisa kekamar ajak ibu dan bibi juga, ingat apapun yang terjadi tetap dikamar bantu berdoa ya": kataku.
"Iya, hati hati ": kata Viona.Aku merasakan ada beberapa sosok beraura hitam kelam berada diluar sana. Tiba tiba hembusan angin kencang disertai hawa panas terasa diruangan ini. Terdengar suara gemuruh guntur dan terdengar seperti benda berat terjatuh disertai lantai yang kuinjak bergetar.
Tampak bayangan samar yang lama kelamaan semakin jelas. Sosok kakek tua berambut putih panjang berbaju silat hadir diruangan ini. Aura gelap kelam disertai hawa panas mengisi ruangan ini. Padahal sosok kakek ini hadir dengan sedikit kekuatannya tapi bisa membuatku bergetar. Bila sosok kakek ini menjadi musuhku, aku belum tentu mampu menghadapinya.
"Aki": kataku.
"Incu, aki datang rek mantuan maneh (cucu, kakek datang mau membantu kamu)": kata sosok aki.
"Hatur nuhun, ki (terimakasih, kek)": kataku.
"Ulah didieu karunya kakaluarga maneh, hayu urang pindah (jangan disini kasian kekeluarga kamu, ayo kita pindah)": kata sosok aki.Sekejap mata aku merasa berada di alam lain. Sosok sosok pengganggu kini kelihatan jelas. Ternyata sosok sosok yang hendak mencelakai keluargaku di kirim guru dari orang yang pernah kucekik ketika mengusir sosok wanita menyeramkan
Sosok yg disebut guru itu adalah seorang kakek tua yang sangat kurus hingga tampak tulang tulangnya menonjol, matanya seperti menonjol keluar dan anehnya sosok orang itu juga berambut panjang, dengan kuku kuku panjang berwarna hitam.
Belum lagi sosok nenek tua bertaring panjang dan dua sosok makhluk berbulu lebat bertaring panjang yang meneteskan air liur. Aku merasakan aura gelap menyelimuti para makhluk itu. Tiba tiba ada sosok beraura terang dan berenergi positif hadir disisiku. Wajahnya tampak seperti bersinar. Sosok itu mengenalkan diri sebagai eyang. Pandangan mata sosok eyang yang satu ini begitu teduh.
Eyang menyentuh bahuku, sentuhan eyang terasa hangat."Jangan takut nak, kita bersama melawan mereka": kata sosok Eyang.
"Jangan biarkan gelap merasuki dirimu, bila kamu biarkan gelap merasuki dirimu kamu akan sama seperti musuh yg kau hadapi saat ini": kata sosok eyang.
Entah mengapa tiba tiba siluet perjalanan hidup orang yang mengirim sosok jahat terlintas dipikiranku bagaimana orang itu bersekutu dengan jin menghambakan diri kepada setan demi ilmu pilih tanding. Dan Tuhan memanjangkan umur orang itu, sedikit demi sedikit kenikmatan hidupnya diambil oleh Tuhan tapi makin jauh orang itu mengambil jalan kearah kesesatan.
Kemampuan orang itu mencelakakan orang dan kebal segala senjata menjadikan orang itu lupa akan Allah. Siluet ketika orang itu bertapa 40hari dengan tubuh dikubur dalam tanah demi meningkatkan ilmunya terlintas dalam pikiranku. Bahkan orang itu mengorbankan anak dan istrinya demi kemampuan teluhnya.
Bahkan kini tampak sosok jin yang menyerupai makhuk besar mengerikan dengan taring panjang dan lidah menjulur keluar. Aku tak tau bentuk asli jin ini tapi kali ini jin itu ingin berwujud dalam sosok yang membuatku takut. Kurasa jin ini yang memberikan kekuatan pada orang itu. Jin ini pula yang sering disuruh mengirim teluh. Jin ini memiliki ilmu yang tinggi mampu memindahkan barang seperti silet kedalam tubuh manusia.
Aku tak berpikir akan mampu menghadapi jin itu. Dalam keraguanku, eyang menguatkanku.
"Nak tak ada yang tak mungkin bagi Allah. Mohon perlindungan dan pertolongan pada Allah. Manusia lebih mulia dari jin, nah sekarang berdoa dan baca ayat ayat Quran": kata sosok Eyang
Aku mulai membaca doa dan membaca surat dan ayat perlindungan kupasrahkan semua pada Allah SWT. 2 makhluk hitam berbulu lebat maju mulai menyerang. Tapi sosok aki menghalangi mereka. Terjadi pertarungan sengit sosok aki pun tak kalah hebat. Pukulan pukulan makhluk mengerikan bisa ditangkis oleh aki. Bahkan sosok aki yang kecil mampu membanting sosok makhluk besar itu. Pertarungan sengit itu berlangsung seimbang. Didunia manusia mungkin hanya suara angin saling berbalas, sedangkan di alam ini adalah pertarungan dua makhluk raksasa menyerang sosok aki.
Sosok eyang menyuruhku konsentrasi berdoa dan membaca ayat perlindungan. Sosok jin terkuat suruhan orang itu mulai menyerang. Sosok jin itu berpindah pindah tempat dalam hitungan detik. Sekejap mata ada jauh dan sedetik kemudian ada didepanku dan langsung memukulku yang buatku terjatuh aku tetap membaca doa. Jin itu tertawa yang suaranya Cumiakan telinga.
"manusia bodoh, aku lebih hapal apa yang kau baca": kata sosok jin itu.
Sungguh mengagetkan tiba tiba wajah jin yang taringnya sejengkal panjangnya dengan lidah menjulur panjang tiba tiba ada tepat didepanku. Sosok itu memukulku untung kali ini reflekku baik bisa mengelak. Dan tiba tiba saja sosok itu bisa jauh dariku. Bagaimana aku bisa menghadapi makhluk yang bisa berpindah tempat dalam sekejap.
Sambil berdoa aku mencoba mengumpulkan tenaga dalam. Aku coba memagari diri sambil terus berdoa. Keadaanku kini hanya bisa bertahan, baru niatku menyerang sosok itu sudah jauh sekali dariku. Tapi bila menyerang tiba tiba saja makhluk itu dekat sekali. Kali ini tiba tiba makhluk itu sudah disisiku. Makhluk itu mencoba menerkamku aku hanya bisa pasang kuda kuda bertahan. Brukkkk.... Benturan makhluk itu dengan pagar ghaib yang kubuat tapi tetap saja aku terhuyung kebelakang..
Pov Viona
Aku sudah hapal ketika suamiku menyuruhku kekamar. Aku memberitahu ibu dan bibi. Kami pun masuk kamar. Aku mulai merasa tak enak dan bibi pun sama sepertiku dan mulai terlihat panik. Suara angin bertiup keras diluar dan sepertinya hujan mulai turun diluar sana. Angin diluar makin bertiup kencang. Tiba tiba suara kilat menggelegar seperti dekat sekali dan tiba tiba rumah ini bergoyang seperti ada gempa. Anisa menangis dalam gendonganku. Aku coba menenangkan Anisa. Ibu mulai mebaca Quran hanya beliau yang tenang.
Hal hal mengerikan mulai terjadi suara suara menggeram terdengar diluar rumah. Ketika ku menatap kaca jendela kamar. Astaga ada wajah wanita tua menempel dijendela. Sontak aku menjerit ,bibi yang ikut melihat pun menjerit. Tapi ibu dengan tenang mendekati jendela sambil berkata pergi kamu dan wajah itu menghilang. Ibu menutup gorden jendela. Dan kembali membaca Quran. Ibu menyuruh aku dan bibi berdoa. Terdengar diluar hujan deras, dan tiba tiba terdengar suara tawa cekikian tepat dekat jendela. Kemudian terdengar suara nenek tua memanggil namaku.
Ibu menyuruhku mengacuhkan saja, dan tetap konsentrasi berdoa. Aku berdoa sambil menggendong agar tak menangis
"Hihihihi Viona kemarilah": suara nenek tua berkata berulang ulang.
Tapi ibu tampak tenang membaca Quran. Berkali kali kamar yg kami tempati serasa bergoyang."Aku akan masuk hi..hi..hi..hi..": suara nenek tua terdengar.
Astaga kini sedikit demi sedikit seperti sosok nenek tua muncul dari gorden jendela.. Kini mulai jelas seperti nenek berambut putih berbola mata hitam. Ketika sosok nenek itu mulai jelas, ibu mengambil air dalam gelas berjalan mendekati sosok nenek tua itu dan membaca doa. Tak lama kemudian ibu menyembur sosok itu dengan air.Terdengar jerit kesakitan dari sosok nenek tua itu.
"Aaaaaarghhh, panaaaaaaaaaas.. Panaaaaaasssss": jerit nenek tua.
"Jangan takut Viona tak ada yang bisa menyakiti kita tanpa seijin Allah Swt. Mari kita minta perlindungan Allah.": kata ibu.
Mendengar kata kata ibu aku menjadi tenang bahkan Anisa telah berhenti menangis. Tapi diluar rumah masih terdengar suara tertawa mengerikan. Sedangkan diluar kamar masih terdengar suara angin menderu dan seperti suara suara benda berjatuhan. Sepertinya ini akan menjadi malam yang panjang
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)
HororHarapan adalah sebuah impian dan impian adalah sebuah harapan, gelap tak selamanya gelap dan terang tak selamanya terang, mencari baikk terang adalah tujuan hidup, Tuhan pasti tau apa yang kita harapakan, jangan putus asa untuk mencari titik terang...